Karena jebakan dari sahabatnya membuat Naya dituduh telah tidur dengan Arsen, seorang bad boy dan ketua geng motor. Karena hal itu Naya yang merupakan anak dari walikota harus mendapat hukuman, begitu juga dengan Arsen yang merupakan anak konglomerat.
Kedua orang tua mereka memutuskan untuk menikahkan mereka dan diusir dari rumah. Akhirnya mereka hidup berdua di sebuah rumah sederhana. Mereka yang masih SMA kelas dua belas semester dua harus bisa bertahan hidup dengan usaha mereka sendiri.
Mereka yang sangat berbeda karakter, Naya seorang murid teladan dan pintar harus hidup bersama dengan Arsen seorang bad boy. Setiap hari mereka selalu bertengkar. Mereka juga mati-matian menyembunyikan status mereka dari semua orang.
Apakah akhirnya mereka bisa jatuh cinta dan Naya bisa mengubah hidup Arsen menjadi pribadi yang baik atau justru hidup mereka akan hancur karena kerasnya kehidupan rumah tangga di usia dini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
"Tepat seperti dugaan saya," kata Dokter Fani setelah selesai melakukan pemeriksaan pada Naya. "Kamu masih virgin dan saya sangat yakin pria yang dituduh telah tidur dengan kamu tidak menyentuh kamu sedikitpun meskipun hanya dengan jarinya."
Naya kini berdiri dan merapikan roknya lalu duduk di depan Dokter Fani yang sedang mengetik hasil pemeriksaannya. "Dokter serius?"
Dokter Fani tersenyum. "Saya yakin dan setelah tragedi itu kamu juga tidak merasakan apa-apa kan?"
Naya menggelengkan kepalanya.
"Itu tandanya tidak ada aktifitas seksual yang dilakukan antara kamu dan teman pria kamu."
Naya kini semakin bertanya-tanya, kalau memang Arsen tidak melakukannya mengapa dia menikahinya?
"Saya akan bantu kamu menjelaskan masalah ini agar teman yang menuduh kamu mendapatkan hukuman. Ayo, kita keluar agar kamu juga bisa kembali mengikuti pelajaran."
Naya menganggukkan kepalanya. "Terima kasih, Dok."
"Iya, sama-sama."
Kemudian Dokter Fani dan Naya keluar dari ruang pemeriksaan.
Seketika Arsen berdiri. Sebenarnya dia juga sangat tegang menunggu hasil pemeriksaan itu.
"Pak Herman dan Bu Nurul, tolong masalah ini segera diselesaikan agar tidak ada lagi siswi yang tertuduh seperti Naya. Dari hasil pemeriksaan saya, Naya masih virgin."
"Mana mungkin!" Tika tidak percaya dengan hasil pemeriksaan itu. Dia mengambil kertas hasil pemeriksaan itu dan membacanya dengan teliti.
"Gue bilang apa! Jangan-jangan lo lagi yang cewek murahan! Bu Nurul cek dia juga, karena orang menuduh itu biasanya yang melakukannya!" kata Arsen.
"Eh, apa lo bilang!"
"Tika, cukup! Semua sudah terbukti, kamu yang salah! Ikut bapak ke ruang BK sekarang. Bapak juga akan panggil orang tua kamu. Bapak tidak mau kejadian seperti ini terulang lagi di sekolah ini," kata Pak Herman.
"Naya, maaf ya. Ibu sebenarnya percaya sama kamu. Kamu tidak mungkin melakukan ini. Kamu dan yang lain juga silakan kembali ke kelas." Bu Nurul menahan lengan Tika agar dia dia tidak kabur. "Kamu harus menerima hukuman!"
Naya, Arsen dan juga teman lainnya keluar dari klinik dan berjalan menuju kelas. Naya hanya diam saja, bahkan dia tidak mau menatap Arsen. Dia tidak tahu, setelah ini dia harus bagaimana dengan Arsen?
"Nay, kita omongin masalah ini di rumah saja." kata Arsen lalu dia mendahului langkah Naya menuju kelas.
...***...
"Nay, ke kantin yuk!" ajak Rani saat jam istirahat waktu itu.
Tapi Naya justru menempelkan kepalanya di meja. Entahlah, mengapa dia jadi galau seperti ini.
"Lo kenapa sih? Kan lo udah terbukti gak ngapa-ngapain sama Arsen. Berarti malam itu kalian sama-sama gak sadar."
Naya menegakkan dirinya. Dia melihat sekitar kelas. Setelah yakin tidak ada siapa-siapa, baru dia bicara dengan Rani. "Tapi kalau kita sama-sama gak sadar, kenapa Arsen tadi yakin kalau dia gak lakuin apa-apa sama gue."
"Iya juga sih. Eh, sebenarnya hubungan lo sama Arsen gimana sih? Sumpah, gue penasaran banget kemarin waktu Arsen cariin lo ke rumah pagi-pagi buta. Dia kelihatan khawatir banget. Rambutnya kusut dan matanya merah kayaknya dia gak tidur semalaman."
Naya terdiam beberapa saat. Sepertinya dia memang butuh seseorang untuk berbagi cerita. "Sebenarnya gara-gara masalah di klub itu gue dinikahkan sama Arsen."
"Apa!" Rani sangat terkejut. Kemudian dia memelankan suaranya. "Jadi lo selama ini tinggal berdua sama Arsen?"
Naya menganggukkan kepalanya. "Makanya itu gue bingung, kenapa Arsen gak bilang sejak awal kalau dia memang gak pernah lakuin itu. Kita kan gak perlu dapat hukuman seperti ini."
"Ya mungkin aja..." Rani menghentikan perkataannya saat Arsen berjalan mendekat. Seketika dia berdiri dan memberi tempat untuk Arsen. "Nay, gue ke toilet dulu ya."
"Ran!" Naya kini menatap Arsen lalu membuang pandangannya.
Arsen meletakkan segelas plastik es dan satu cup cilok di depan Naya. "Kalau istirahat gak makan nanti lo lapar."
Naya hanya menatap makanan dan minuman itu. "Lo gak perlu ngelakuin ini sama gue karena sebenarnya gak ada yang harus lo pertanggung jawabkan."
Arsen tersenyum kecil lalu dia menyandarkan punggungnya di kursi.
"Kalau lo udah tahu dari awal lo gak pernah ngapa-ngapain gue, kenapa lo gak bilang sama orang tua kita. Dulu kita juga bisa lakuin tes ini untuk ngebuktiin. Kita gak harus menikah." kata Naya lagi.
Arsen menghela napas panjang. "Jadi lo menyesal udah nikah sama gue? Oke, nanti gue akan jelaskan semua sama lo di rumah." Kemudian Arsen berdiri. "Dimakan, jangan dipandang aja." Setelah itu dia keluar dari kelas.
Jadi lo menyesal udah nikah sama gue?
Perkataan Arsen itu terngiang-ngiang di telinganya. Naya kini menyedot es coklat itu lalu memakan cilok kesukaannya. Dia terus memikirkan Arsen. Benarkah dia menyesal dengan pernikahannya dengan Arsen?
💕💕💕
Like dan komen ya....
Btw salut buat Arsen krn dah berani jujur.
Wah....