Emily Gabriella Putri seorang gadis cantik berumur 25 th terpaksa harus bersandiwara menggantikan saudari kembarnya Emilia Karmila menjadi tahanan seorang mafia,karena telah melukai adik seorang mafia berkuasa bernama Albert wheeler.
Emily akan berusaha kuat untuk melindungi keluarganya.
Dan bagaimana perasaan Emily ketika mengetahui jika seseorang yang ia cintai adalah seseorang yang telah membuat ia merasa terpuruk selama 5 tahun lama nya.
“Tidak mungkin..laki-laki itu tidak mungkin Albert”gumam Emily dalam hati
Penasaran?
Yuk mampir
Selamat berhalu ria!!!!!!!!
Selamat berhalu ria
MOHON MAAF UNTUK KETIDAKNYAMANAN KALIAN DALAM MEMBACA CERITA INI. KARYAKU YANG INI MASIH DALAM PROSES REVISI PERBAB, GUNA MENYEMPURNAKAN TATA BAHASA MAUPUN TANDA BACANYA YANG MASIH SANGAT BERANTAKAN. BAGI KAIAN YANG SUDAH MEMBACA, MOHON MAAF JIKA TERGANGGU DENGAN NOTIF UPDATENYA. JIKA BERKENAN, KALIAN BISA MEMBACA ULANG.
TERIMA KASIH UNTUK PENGERTIANNYA
HAPPY READING🫶🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oming32, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
#Happyreading
Di sebuah ruangan seorang laki-laki tampan sedang asik mengobrol dengan kekasihnya yang masih dalam keadaan lemas dengan kedua mata yang masih terpejam dan alat-alat yang masih menempel di tubuhnya.
“Apa kau merasa sangat nyaman di tempat ini hingga kau enggan untuk bangun?...apa kau begitu lelah hingga tidur dengan waktu yang cukup lama?..atau dunia mimpimu sangat indah sampai kau tidak ingin bangun dari mimpi itu?”Tanya nya kepada sang kekasih yang masih setia untuk memejamkan mata nya.
“Aku tidak tahu apa kesalahan yang telah aku perbuat hingga tuhan menghukum ku seperti ini,selama ini aku harus menjalani hubungan secara diam-diam bersama mu dan ketika aku ingin memberanikan diri untuk mengakui hubungan ini..kau malah tertidur ditempat ini ,katakan padaku bagaimana cara nya aku menghadapi semua nya sendiri?”buliran air mata mulai menetes dengan sendiri.
Sejak Jessi terbaring lemah di rumah sakit,sosok laki-laki yang tegas dan dingin seperti hilang begitu saja ketika berada di dalam 1 ruangan bersama sang kekasih.
Dia menundukkan kepala dan meremas kuat rambutnya dengan kedua tangannya.
“Kau sangat tahu betapa besarnya rasa cinta ku padamu,aku benar-benar sakit melihatmu seperti ini...jika aku boleh meminta lebih baik aku yang terbaring disini dari pada aku harus menjalani hari ku sendiri.”lirihnya sambil menggenggam tangan sang kekasih
Menangis adalah jalan satu-satu nya yang bisa ia lakukan untuk mengurangi kesedihannya,meskipun yang keluar hanya isakan kecil.
Dia terdiam sejenak ketika merasakan tangan yang ia genggam sedari tadi bergerak,segera ia lepaskan genggaman tangannya dan memperhatikan tangan itu dengan teliti.
Bola matanya membulat sempurna ketika apa yang ia rasakan tadi benar-benar nyata,jari Jessi kembali bergerak.
Rasa ragu tetap menghampiri,dia terlalu takut jika apa yang ia lihat sekarang hanyalah sebuah halusinasi,dengan mengumpulkan keberaniannya di mengangkat kepala yang sedari tadi tertunduk.
Tanpa ia duga,tangan sang kekasih kembali bergerak.
“Ka..kau mendengar apa yang aku katakan tadi,,ta..tanganmu bergerak”ucapnya terbata-bata
Dia berlari keluar mencari dokter yang menangani kekasihnya selama ini.
“Dokter Catherine...nona Jessi menggerakkan tangannya”ujarnya dengan suara yang ngos-ngosan
“Baiklah saya akan memeriksanya terlebih dahulu”
Kini mereka berdua masuk ke ruangan Jessi,dokter Catherine mulai memeriksa keadaan Jessi.
“Seperti nya dia akan segera sadar,dia hanya butuh waktu untuk membuka mata nya,,mungkin dia merasa sedikit susah,mengingat sudah lama dia terbaring disini”jelas dokter Catherine.
Laki-laki itu masih diam mencerna kata-kata dari dokter Catherine,dia sudah tidak sabar menunggu hari dimana sang kekasih akan sadar dan mereka akan bersama lagi.
“Jika nanti dia tersadar anda bisa menghubungi saya...saya permisi tuan”dokter Catherine memutuskan untuk keluar ruangan meninggalkan laki-laki tampan yang masih terdiam.
******
Gadis cantik yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit dengan balutan perban di tubuhnya mulai menggerakkan jari-jari nya.
Dengan susah payah dia mencoba membuka mata yang dia rasa begitu berat.
Mengerjapkan mata perlahan merasa silau dengan cahaya ruangan yang begitu terang.
“I...bu...”kata pertama yang bisa ia ucapkan meskipun sangat pelan
“Sa...kk..iitt”rintih nya
Ketika sadar dari tidurnya,dia merasakan sakit dan perih di sekujur tubuhnya,sepertinya obat bius yang disuntikan oleh dokter Catherine sudah mulai hilang sehingga rasa sakit itu mulai ia rasakan.
“Hiks..hiks..hiks..”Emily kembali menangis ketika merasakan sakit yang luar biasa
Indra pendengaran Albert mulai bereaksi ketika mendengar suara tangisan yang ia tidak asing dengan pemiliknya.
Albert mengerjapkan mata nya dan sedikit merenggangkan tubuh.
Dia terkejut ketika melihat Emily sudah sadar dan sedang menangis.
“Hey..kau sudah sadar dan kenapa kau menangis?”tanya Albert
“Sa..kit...”jawab Emily sesenggukan
Ddeeggg...
Untuk pertama kalinya dada Albert merasakan sesak ketika mendengar rintihan dari seseorang.
Selama ini dia tidak pernah merasa kasian kepada seseorang yang sudah berani mengusik kehidupannya bahkan Albert tidak segan-segan untuk membunuhnya.
“Kenapa aku seperti pernah mendengar suara ini”gumam Albert dalam hati
“Maaf kan aku”akhirnya kata-kata itu keluar dari bibir seorang Albert
Emily yang masih menangis karena rasa sakit yang ia rasakan sama sekali tidak mendengar ucapan dari Albert.
“Jangan banyak bergerak aku akan memanggil dokter”ucap Albert lembut
Kini Albert menghubungi Dion untuk memberi tahu bahwa Emily telah sadar.
“Dia sudah sadar”ujar Albert kepada Dion melalui sambungan telepon
Tidak butuh waktu lama Dion sudah tiba di ruangan Emily lengkap dengan peralatan yang ia bawa.
“Kenapa dia menangis?”tanya Dion sedikit bingung
“Aku tidak tahu”ketus Albert
Jika sudah seperti ini Dion memilih untuk tidak bertanya lagi karena dia sudah tahu sahabatnya ini pasti tidak akan menjawab.
“Hey..kenapa kau menangis?”tanya Dion lembut
“Sa..kit dok”ucap Emily sesenggukan
“Tenanglah setelah kau meminum obat rasa sakitnya akan berkurang..jangan banyak bergerak karena itu akan menambah rasa sakitnya dan berhentilah menangis”jelas Dion dengan senyum khas miliknya
Tanpa Albert duga Emily menuruti ucapan Dion,seketika Emily berhenti menangis dan tenang kembali.
“Semudah itu dia menurut kepada Dion”gumam Albert dalam hati.
Dion tengah sibuk memeriksa Emily dan menyiapkan resep obat untuk meredakan rasa sakitnya.
“Dokter Dion...”panggil Emily
“Ada apa?”jawab Dion sembari menghentikan gerakannya sejenak.
“Mmmm...aku..aku la...par”ucap Emily dengan wajah yang sudah merah padam.
“Astaga wanita ini benar-benar polos”gumam Dion dalam hati
“Setelah ini kau bisa makan..kau ingin memakan sesuatu?”tanya Dion sambil melirik ke arah Albert
“Apa saja yang penting perutku bisa terisi”kini wajahnya sedikit menampilkan ekspresi memelas.
“Baiklah aku akan menca..”ucapan Dion terpotong
“Clifton bawakan makanan lezat untukku sekarang”perintah Albert melalui sambungan telepun.
“Kau selalu tidak mau di saingi Albert”gumam Dion dalam hati.
“Wah kau sangat peka sekali Albert”ejek Dion
Albert memilih diam tidak menanggapi ejekan Dion.
“Apa yang menemani dia sedari tadi tapi kenapa dia meminta makanan kepada Dion?....apa dia tidak menganggap keberadaanku disini?”gumam Albert dalam hati.
“Baiklah sudah selesai..setelah makan jangan lupa untuk meminum obat..aku permisi”Dion beranjak dari sisi Emily
“Dokter..”pekik Emily
“Apa kau ingin sesuatu?”tanya Dion
“A..aku takut”ucapnya dengan gugup
“Kau tidak perlu takut..akan ada Albert menemani mu disini”Dion berusaha meyakinkan Emily.
“Ta..pi..”Emily tidak melanjutkan perkataannya ketika mata nya bertemu dengan mata milik Albert
“Percayalah padaku tidak akan terjadi apa-apa”ucap Dion
Emily hanya menganggukkan kepala nya,berusaha melawan rasa takutnya
“Baiklah aku permisi”pamitnya kepada Emily
Sebelum benar-benar pergi Dion menghampiri Albert dan membisikkan sesuatu.
“Aku harap kau tidak melakukan tindakan yang semakin membuatnya takut terhadap mu”bisik Dion
Setelah kepergian Dion,suasana di dalam ruangan kembali hening,baik Emily maupun Albert tidak ada yang berani memulai pembicaraan.