Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Kembalinya Qing Peng
Setiap hari, Qing Ruo berlatih dengan berendam di danau petir dan membaca semua kitab yang ada di aula kitab suci. Selain fisiknya semakin kuat, pengetahuannya terkait dunia kultivasi menjadi semakin luas.
Tidak terasa sudah tiga bulan berlalu, tubuhnya menjadi lebih kuat, pada saat bergerak terasa lebih ringan. Titik titik meridian di tubuhya telah hampir terbuka semua, sehingga dapat menyerap kekuatan dari luar menjadi tenaga dalam.
"Qing Ruo, bagaimana perasaanmu?" tanya Luo Feng.
"Guru, aku merasa kekuatan fisikku meningkat sangat cepat dan kuat. selain itu, danau petir ini sepertinya sudah tidak lagi berpengaruh pada tubuhku"
" Bagus.. bagus..." Ucap Luo Feng senang
Kualitas tulang Qing Ruo juga juga semakin meningkat. Awalnya kualitas tulangnya hanya berada ditingkat naga bumi tingkat peringgu dasar tetapi setelah berlatih selama tiga bulan di danau petir serta asupan makanan buah-buah abadi menjadi tulang naga perunggu tingkat puncak.
Kualitas tulang memiliki tingkatan, mulai dari yang terendah yaitu tulang gajah, Kilin, Phoenix dan Naga. Setiap tingkatan terbagi menjadi tingkat perunggu, tingkat perak, tingkat emas, tingkat baja, tingkat berlian dan terakhir adalah tingkat dewa.
"Nak, besok kamu tidak perlu berendam di danau petir kristal lagi, besok kamu boleh pindah dan berendam di danau petir emas." ucap Luo Feng.
"Baik guru." jawab Qing Ruo dengan semangat.
Luo Feng lalu mulai menjelaskan.
Qing Ruo, di duniaku ini ada tujuh puncak gunung dan diatas setiap puncaknya ada danau, dimulai dari danau petir kristal, danau petir emas, danau petir biru, danau petir darah, danau petir ungu, danau petir bumi dan danau petir langit. Setiap danau memiliki fungsinya masing-masing untuk melatih kekuatan kultivasimu" ucap Luo Feng menjelaskan.
"Baik, lanjutkan latihanmu," ucapnya lalu pergi.
_______
Pagi hari.
Qing Ruo mendatangi danau petir emas. tampak permukaanya terlihat sangat seperti emas dan mengkilap saat saat terpapar matahari pagi. dibagian dalam tampak aliran petir bergerak seperti badai yang bergulung-gulung.
Dengan memberanikan diri, Qing Ruo mulai memasuki danau tersebut. Tiba-tiba slash... slash... aliran petir bergerak kearah kakinya lalu menyelimuti tubuhnya. Boom... ledak keras menghantam tubuhnya.
Petir yang berderak- derak terus menerus menabrak tubuhnya.
"Ah...." ucapnya sambil menahan rasa sakit yang luar biasa yang terus menerus merangsek masuk kedalam tubuhnya. seolah-olah tubuhnya dipukul dengan keras dan ditusuk dengan jutaan jarum panas.
"Ahhh..." teriakannya memenuhi seluruh gunung.
Tiga jam akhirnya berlalu, kini sudah tidak ada suara teriakan yang bergema.
"Haha tubuh tipe kaisar langit sangat luar biasa." gumam Luo Feng dari atas awan sambil terus mengawasi Qing Ruo secara diam-diam.
Setelah menjelang sore, Qing Ruo kembali keistana dengan berjalan kaki menuruni gunung petir emas.
Setiap hari Qing Ruo berlatih dengan berendam di dasar danau petir emas dan membaca kitab-kitab tingkat dasar yang ada di aula kotab suci sambil terus-menerus memakan buah-buahan yang disediakan oleh Luo Feng.
____
Di kota perak.
Seorang pria mengenakan pakaian putih sederhana tampak seperti seorang sarjana memasuki sebuah halaman. Wajahnya tampan dan tubuh tegap dengan mata yang tajam.
lima tahun.
"Sayang aku kembali." ucap pria tersebut memecah keheningan halaman. Ling Yun yang sedang berkultivasi dikejutkan oleh suara tersebut. Tiba-tiba matanya memerah.
dengan segera dirinya keluar menyambut sang pemilik suara tersebut.
Mereka berpelukan dengan erat.
"istriku, maafkan aku yang terlalu lama meninggalkanmu." ucap Qing Peng sambil membelai rambut istrinya dengan lembut lalu mengecup kening dengan hangat.
"Aku sangat merindukan mu." ucap Ling Yun sambil menangis dalam pelukan suaminya.
Cukup lama mereka berpelukan untuk melepaskan kerinduan.
"Dimana Ruo er?" tanya Qing Peng memecah keheningan mereka.
"Dia sedang pergi berlatih." ucapnya lembut.
"Suamiku mari masuk dulu. dirimu pasti lelah, aku akan menyiapkan air hangat untuk mu, setelah itu aku akan menceritakan keadaan Ruo er." ucapnya.
"Baiklah, mari kita masuk." ucap Qing Peng sambil menggendong istrinya.
"Suamiku... Kamu nakal." ucap Ling Yun tertawa renyah dengan wajah bersemu merah.
Lima tahun tidak bersama membuat Ling Yun merasa kikuk kembali. walaupun demikian, mereka saling merindukan dengan perasaan yang tetap bergetar dan selalu bergejolak setiap saat mereka bersama.
"Sayang, ingat anakmu sudah besar jadi jangan aneh-aneh." ucap Ling Yun menggoda suaminya.
"Aduh, aku hampir melupakan Ruo er." ucap Qing Peng dengan wajah panik.
"Tapi Ruo er tidak berlatih dirumah." ucap Ling Yun menyela.
"Hahaha... istriku, kamu tidak berubah, selalu mengerjaiku." ucap Qing Peng tertawa bahagia sambil terus menggendong istrinya memasuki ruangan.
"Suamiku turunkan aku, aku harus menyiapkan air dulu." ucap Ling Yun.
"Baiklah." ucap Qing Peng sambil menurunkan isterinya.
Ling Yun bergegas menyiapkan air.
"Suamiku, airnya sudah siap." ucapnya.
Qing Peng dengan senyum penuh arti menatap isterinya. "istriku sayang, ayo kita mandi bersama, sudah lama kita tidak melakukannya" ucapnya tanpa menunggu persetujuan Ling Yun langsung menggendongnya dan membawanya masuk kedalam bak mandi.
"Sayang, kamu sangat nakal." ucap Ling Yun pada suaminya.
Setelah cukup lama membersihkan diri, sambil berendam di air hangat, mereka saling menceritakan keadaanya masing-masing.
"Hari hampir malam aku harus menyiapkan makan malam dulu." ucap Ling Yun meninggalkan Qing Peng dengan tatapan penuh kasih sambil berlalu.
Qing Peng menatapnya dengan penuh cinta. "Sayang, kamu tidak pernah berubah masih seperti dulu, selalu penuh dengan kasih." gumam Qing Peng dengan hati yang penuh dengan kebahagiaan.
"Bagaimana kabar Rio er." batinnya. hatinya masih sedikit mengganjal karena masih memikirkan Qing Ruo yang tidak ada di rumah. Dia tau bahwa Qing Ruo mengalami permasalahan dengan kultivasinya.
___
Setelah selesai makan malam. Qing Peng membawa istrinya di taman rumahnya sambil menikmati cahaya bulan.
Ling Yun menyandarkan kepalanya di bahu suaminya. "Suamiku, Ruo er sedang berlatih di kawasan gunung petir, persiapan untuk memasuki pelatihan murid klan" ucap Ling Yun menjelaskan pada suaminya.
"Lalu bagaimana perkembangannya?" tanya Qing Peng penasaran.
"Ruo er berlatih sangat keras dia bahkan memaksa dirinya pada titik batas fisiknya."
"Aku merasa sedih, tapi aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kekuatan fisiknya sangat aneh. Setiap kali latihan keras, kemampuan fisiknya tetap tidak berkembang bahkan semakin memburuk. Aku sangat mencemaskannya tetapi aku juga tidak bisa menghentikannya. Suamiku, Sikapnya keras seperti dirimu." ucap Ling Yun sedih.
Qing Peng mendengar cerita istrinya dengan penuh perhatian.
Setelah mendengar penjelasan isterinya, Qing Peng akhirnya merasa lega. "Sayang, kamu tidak perlu khawatir, Ruo er akan baik-baik saja" ucap Qing Peng menenangkan.
"Suamiku, bagaimana kamu bisa setenang itu?" tanya Ling Yun dengan bingung.
"tenanglah, aku telah melihat perkembangan Ruo er sejak usia lima tahun. Setelah memasuki usia sepuluh tahun aku yakin ada masalah dengan gejala yang ditunjukan, lalu aku mempelajarinya. Aku pergi dengan membawa misi klan sambil mencari cara untuk menemukan sesuatu yang dapat menyembuhkannya."
"Lalu apakah sayang menemukannya?" tanya Ling Yun penasaran.
"Tentu, perjalanan selama lima tahunku membuahkan hasil. Aku bertemu seorang pertapa di wilayah utara benua teratai biru. Pertapa tersebut mengajariku cara menyembuhkannya. Menurut pertapa tersebut, dari semua gejala dan yang ditunjukan oleh Ruo er, tubuhnya memiliki tipe tubuh kaisar langit, jadi semua latihan fisik yang dilakukannya selama ini akan sia-sia karena metode latihan fisik dan kultivasi berbeda. Selain itu, tubuh tipe kaisar langit adalah tubuh yang diberkati oleh para dewa, jadi jangan cemas, Ruo er akan baik-baik saja." ucap Qing Peng menjelaskan.
"Istriku, apakah kamu ingat tipe roh kultivasimu?" tanya Qing Peng pada isterinya.
"Ya aku ingat." jawab Ling Yun.
"Roh phoenix ilahi dan roh naga emas langitku merupakan roh kultivasi terkuat. Jadi hasil kedua perpaduan roh kultivasi itu diturunkan kepada pewarisnya sehingga menghasilkan tipe tubuh kaisar langit." ucap Qing Peng bahagia.
"Suamiku, apa itu tubuh kaisar langit?" tanya Ling Yun penasaran.
"Tipe tubuh kaisar langit adalah tubuh yang memiliki dua roh kultivasi yang mewakili eksistensi langit yaitu phoenix ilahi dan naga emas." jawab Qing Peng menjelaskan.
"Apakah itu benar!" ucap Ling Yun degan rasa senang dan penasaran.
"istriku, Ruo er memiliki latihan yang berbeda, saat dirinya pulang, aku akan melatih kekuatan fisiknya sampai pada tingkat yang lebih tinggi." ucap Qing Peng.
"istriku, ini adalah lencana yang diberikan sang pertapa pada Ruo er". Mata Ling Yun terbelalak menatap lencana itu sambil meraihnya. "Sayang, ini adalah lencana pertapa itu, apakah kamu tahu nama pertapa itu?" Tanya Ling Yun penasaran.
Qing Peng menggelengkan kepalanya. "Pertapa itu hanya mengajariku, selain itu, Pertapa itu berpesan padaku untuk memberikan lencana itu pada Ruo er, dan ketika dia sudah siap melakukan perjalannya, temukan dia di wilayah utara. Hanya itu saja yang di ucapkannya." jawab Qing Peng Pada isterinya.
Lencana giok berwarna biru ke emasan bergambar awan putih terlihat begitu kuno dan mengandung aura senjata suci tingkat tinggi.
"Sayang ini adalah lencana seorang pelayan dewa langit." ucap Ling Yun mengejutkan suaminya.
"Apa, lencana seorang pelayan dewa?". " Benar, aku pernah melihat lencana seperti ini, dan lencana ini mirip dengan lencana yang telah diterima oleh leluhurku ribuan tahun yang lalu" ucap Ling Yun menjelaskan.
"Apakah itu benar?" tanya Qing Peng kagum. benar jawab Ling Yun terlihat sangat bahagia.
Air mata bahagia mengalir dari pipinya. Akhirnya kita memiliki cara untuk melihatnya tumbuh menjadi kuat ucap Ling Yun senang.
"Sayang aku sangat senang." ucap Qing Peng lalu menggendong istrinya menuju tempat tidur. "Suamiku, kamu semakin nakal." ucap Ling Yun dengan tawa renyahnya.
"Haha sudah lima tahun kita tidak melakukannya, aku rasa Ruo er sudah dapat memiliki adik lagi." ucap Qing Peng tertawa bahagia.
balik menekann..sampah betul