Seorang wanita cantik yang suka dengan kehidupan bebas hingga mendirikan geng motor sendiri. Dengan terpaksa harus masuk ke pesantren akibat pergaulannya yang bebas di ketahui oleh Abahnya yang merupakan Kyai di kompleks perumahan indah.
Di Pesantren Ta'mirul Mukminin wanita cantik ini akan memulai kehidupannya yang baru dan menemukan sosok imam untuknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fii Cholby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
"Jangan jangan apa, Sher?" tanya Yulia dan Nayla bersamaan.
"Jangan jangan ini ulah Ulya sama Mila. Selama ini kan yang nggak suka sama kita mereka berdua."
"Jangan su'udzon dulu, Sher. Kita nggak boleh nuduh orang sembarangan nanti malah timbul fitnah." ujar Nayla.
"Yaa kan aku cuma nebak aja. Toh selama ini yang suka gangguin kita mereka berdua. Jadi yaa pikiran ku ke arah mereka berdua."
"Hmmm memang Ulya dan Mila sih yang nggak suka sama kita. Tapi masak iyaa mereka berdua tega ngurung kamu di dalam kamar mandi. Sampai pingsan lagi." Yulia mengetuk-ngetuk dagunya dengan jemari lentiknya.
"Sudahlah... lebih baik sekarang kita tidur aja. Udah malam. Dari pada mikirin siapa pelakunya, bikin kepala pusing." Nayla merebahkan dirinya di kasurnya.
******
Fifia terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekelilingnya. Nampak Ummah dan Abah nya tengah tertidur di sofa. Fifia turun dari ranjang pasien lalu ke kamar mandi. Ia ingin sholat malam.
Dua rakaat sholat sunnah ia kerjakan. Ia menambahkan dua rakaat sholat istikharah. Ia ingin mendapatkan kemantapan dalam menghafal Al-Qur'an.
"Ya Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, yang maha pemurah lagi maha pemaaf. Hamba berserah diri kepada mu. Hamba mohon beri petunjuk mu ya allah. Tuntunlah hamba di jalan yang benar dan yang engkau ridhoi. Bantulah hamba dalam memilih keputusan yaa allah. Jika engkau meridhoi hamba untuk menghafal Al-Qur'an. Berilah hamba kecerdasan dan daya ingat yang kuat dalam menghafalnya. Amin." ucap Fifia dengan lirih
Tanpa ia sadari, Ummah Kulsum mendengar semua doa-doa yang di panjatkan oleh putrinya.
Ummah Kulsum tak sengaja terbangun saat mendengar suara gemericik. Dan ia juga tak melihat putrinya di atas ranjang rumah sakit. Dan benar saja, tak berapa lama putrinya itu keluar dari kamar mandi dan sholat serta berdoa.
'Terima kasih ya allah. Engkau telah menjadikan putri hamba menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Bimbinglah putri hamba di jalan yang benar.' ucap Ummah Kulsum dalam hati. Ia kembali pura-pura tertidur saat Fifia sudah selesai berdoa.
Fifia tak lanjut tidur. Ia mengambil mushaf suci Al-Quran, menciumnya dan membacanya dengan lirih. Karena ia tak ingin kedua orang tuanya terusik dalam tidurnya.
"Shodaqollahul 'adzim....." ucap Fifia saat sudah selesai membaca Al-Qur'an. Ia merasa seperti angin sejuk yang menyentuh hatinya setelah membaca Al-Qur'an. Fifia meletakkan Al-Qur'an di tempatnya semula.
Allahu Akbar.... Allahu Akbar....
Allahu Akbar.... Allahu Akbar....
"Alhamdulillah.... Sudah subuh" ucap Fifia. "Abah, Ummah sudah subuh."
Ummah Kulsum yang sebenarnya sudah terbangun dari tadi pun membuka matanya. "Kamu sudah bangun, Nak?"
"Sudah Ummah" Fifia menampilkan senyumannya.
"Abah, bangun Abah sudah subuh." Ummah Kulsum menggoyang-goyangkan lengan suaminya.
"Iyaa Ummah." Abah Umar mengucek matanya.
"Abah mau sholat di sini apa di mushola rumah sakit?" tanya Ummah Kulsum
"Kita sholat berjamaah saja di sini." Abah Umar pun lantas beranjak dan mengambil wudhu. Setelahnya Ummah Kulsum pun mengambil wudhu dan bersiap-siap sholat berjamaah.
.
.
Utsman datang bersama istrinya Zafirah sembari membawa rantang yang berisi makanan. "Assalamu'alaikum...." ucap Utsman saat masuk.
"Wa'alaikumsalam...."
"Ummah ini Zafirah bawakan makanan. Ummah sama Abah pasti belum makan kan?" Zafirah memperlihatkan rantang ya ia bawa.
"Ya allah Nak ngapain repot-repot bawa makanan. Padahal Ummah sama Abah kan bisa beli nanti." ujar Ummah Kulsum.
"Nggak papa, Ummah."
"Oohhh yaa, di mana Fadil? Kok nggak ikut, siapa yang jagain?"
"Fadil di rumah sama Bibik." jawab Utsman.
Zafirah mendekati adik suaminya itu yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. "Gimana kondisi kamu, Fifia?"
"Alhamdulillah... Sudah lebih baik dari sebelumnya, Mbak."
"Alhamdulillah....."
"Lama-lama bosen Mbak di rumah sakit. Makanannya hambar."
Zafirah terkekeh kecil mendengar penuturan adik iparnya itu. "Kode nih, ceritanya minta pulang gitu?" tebak Zafirah yang hafal akan adik iparnya itu.
"Hehe... Mbak Zafi tau aja."
"Kamu kan belum sembuh total. Nunggu benar-benar sehat dulu yaa, baru pulang."
"Haish..." Fifia menghembuskan nafasnya panjang.
"Gimana kalau kita jalan-jalan di sekitar rumah sakit ini? Supaya kamu bisa hirup udara segar dan nggak bosen di rumah sakit." saran Zafirah yang membuat Fifia mengangguk semangat. "Emang bakal di bolehin?"
"Pasti boleh dong." Zafirah tersenyum mengelus kepala adik iparnya yang tertutup hijab.
"Ummah, Abah, Mas Utsman aku mau bawa Fifia jalan-jalan di sekitar rumah sakit boleh? Kata Fia suntuk di ruangan terus, bosen."
Fia membelalakkan matanya. 'Hais.. Mbak Zafi malah di bilangin ke Abah, Ummah sama Bang Utsman segala.' gerutu Fifia dalam hati.
oke lanjut
semangat untuk up date nya
Alhamdulillah double up date
oke lanjut thor
semangat lanjutkan Thorrrrr