"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~11
Malam itu selepas pulang dari rumah sakit Elle nampak berada di kamarnya setelah memastikan kedua putranya sudah terlelap tidur.
Wanita itu terlihat menatap buku tabungannya yang nampak tak bersisa dan kini ia bingung harus mencari uang kemana lagi, sedangkan pengobatan putranya baru berjalan setengah.
Apa ia menerima saja saran Justin untuk menikah dengan dokter Rangga, namun ia tak memiliki perasaan apapun padanya dan ia tak mungkin memanfaatkan pria itu demi kepentingannya.
Akhirnya setelah lelah berpikir wanita itu nampak tertidur dengan sebuah buku tabungan masih berada di genggamannya.
Keesokan harinya.....
Pagi itu Elle nampak menatap gedung pencakar langit tak jauh di hadapannya tersebut, sebuah gedung mewah yang terlihat lalu lalang para karyawan yang baru datang.
Dengan keyakinan tinggi wanita itu segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana, namun baru sampai di depan pintu ia sudah di hadang oleh dua orang security yang sedang berjaga.
"Maaf nona, anda ingin bertemu dengan siapa ?" Tanya salah satu dari mereka.
"Saya ingin bertemu dengan pak Kaizar Adiguna." Sahut Elle.
"Apa anda sudah membuat janji ?" Tanya pria itu lagi.
Elle menggeleng kecil. "Beliau bilang saya di suruh menemuinya di kantor jika memerlukan pekerjaan." Terangnya kemudian.
Kedua security tersebut nampak saling berpandangan seakan sedang saling memberikan kode. "Maaf nona, perusahaan sedang tidak menerima karyawan baru saat ini jadi lebih baik anda segera pergi dari sini !!" Tegas pria itu.
"Tapi pak, baru kemarin pak Kaizar mengatakan padaku untuk datang ke kantornya." Elle langsung menjelaskan.
"Pergilah nona, kami tak percaya itu karena sebelumnya sudah banyak yang melakukannya." Security segera mengusir wanita itu dan membawanya ke pintu gerbang.
"Tapi saya benar-benar ingin bertemu dengan Pak Kaizar." Mohon Elle, butuh pemikiran panjang untuk memutuskan ini dan ia tak ingin menyerah sebelum bertemu pria itu.
Jika memang ia harus menjual harga dirinya demi kesembuhan kedua putranya maka apapun itu akan ia lakukan.
"Pergilah dan jangan kembali lagi !!" Setelah mengusir Elle security tersebut langsung menutup gerbangnya.
Sedangkan Elle hanya bisa tertegun tanpa mampu berkata-kata lagi, bahkan hanya untuk menjual tubuhnya ia harus mengemis seperti ini.
Akhirnya wanita itu memutuskan untuk pergi dari sana, mungkin saja Tuhan memiliki cara lain untuk menolongnya. Namun baru beberapa langkah ia melihat sebuah mobil berhenti tepat di dekatnya.
"Apa yang kamu lakukan pagi-pagi di sini ?" Teriak Kaizar setelah membuka kaca mobilnya, pria itu nampak menatap Elle yang juga sedang melihat ke arahnya.
"Aku tadinya ingin bertemu denganmu, tapi security mu mengusirku jadi aku memutuskan untuk pulang saja." Terang wanita itu.
"Astaga, ayo masuklah !!" Kaizar langsung memerintahkan wanita itu untuk masuk ke dalam mobilnya.
Dengan ragu Elle membuka pintunya lalu menghempaskan bobot tubuhnya di kursi samping pria itu, kemudian Kaizar kembali mengemudikannya masuk ke dalam kantornya.
"Kenapa tidak menghubungiku sebelum datang kesini ?" Tanya pria itu sembari melepaskan sefty beltnya.
"Aku tidak mempunyai nomormu." Sahut Elle jujur.
"Astaga, bukankah saat bekerja dengan tuan Marc kamu memiliki nomorku ?" Kaizar tak habis pikir ada seorang wanita yang tak tertarik menyimpan nomor teleponnya.
"Aku simpan di buku note dan ku tinggal di kantor sebelum pergi." Terang Elle kemudian.
Kaizar hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap kepolosan wanita yang duduk di sebelahnya itu, kemudian ia segera mengajaknya keluar dari sana.
"Pak." Kedua security tersebut langsung menunduk saat melihat kedatangan bos mudanya bersama wanita yang tadi mereka usir.
"Aku yang menyuruhnya datang ke kantor." Terang Kaizar.
"Maaf pak kami tidak tahu."
Kaizar nampak menghela napasnya kasar, kemudian berlalu dari hadapan mereka. Menaiki lift dan berhenti tepat di lantai teratas.
"Selamat pagi, pak." Sapa Anita saat bosnya itu baru datang, lalu pandangannya tak sengaja ke arah Elle yang mengekori pria tersebut
"Pagi nona Elle." Sapanya kemudian.
"Pagi nona Anita." Elle mengangguk kecil.
Mereka segera masuk ke dalam ruangan pria itu, saat pintu di tutup dengan rapat dari dalam Anita langsung mengernyit.
"Apa yang di lakukan wanita itu di sini? Bukankah tuan Marc sudah mengkonfirmasi jika telah mengganti sekretaris barunya ?"
Sementara itu di dalam ruangan Kaizar, Elle nampak duduk di sofa dengan pria itu di hadapannya. "Katakan ada apa kamu ingin menemuiku ?" Tanya Kaizar penasaran.
Elle nampak terdiam beberapa saat sebelum membuka suaranya. "Aku berubah pikiran dan apakah tawaranmu waktu itu masih berlaku ?" Ucapnya menatap lekat pria yang sedang duduk di hadapannya tersebut.
"Apa sudah kamu pikirkan matang-matang ?" Balas Kaizar, pria itu nampak belum percaya jika wanita itu sedang memohon padanya.
Elle mengangguk kecil. "Jadi apa yang harus ku kerjakan ?" Ucapnya ingin tahu.
"Baiklah tunggu sebentar." Kaizar langsung beranjak dan melangkah menuju meja kerjanya, mengambil sebuah dokumen lalu menyerahkan pada wanita itu. Entah sejak kapan pria itu menyiapkan semuanya.
"Pelajari dan katakan jika kamu keberatan !!" Perintahnya kemudian.
Elle segera membuat dokumen tersebut, sebuah dokumen kesepakatan untuk menjadi seorang asisten pribadi sekaligus partner ranjang pria itu.
"Apa ini artinya aku akan menjadi budak nafsumu ?" Tanya Elle to the point setelah membaca detail dokumen perjanjian tersebut.
"Kenapa kamu mengistilahkannya dengan frontal sekali ?" Protes Kaizar, memang wanita itu pikir dirinya seorang penjajah.
"Apapun istilah tapi itu benarkan ?" Elle ingin memastikan.
"Baiklah, jika kamu sudah memahaminya. Apa ada poin yang tidak kamu setuju ?" Balas Kaizar.
"Kenapa kamu tidak menikah dengan orang yang kamu cinta saja jadi tidak perlu melakukan sesuatu yang membuatmu dosa ?" Nasihat Elle, namun pria itu langsung mengeraskan rahangnya.
"Itu bukan urusanmu dan pelajari poin-poin penting di sana salah satunya jangan ikut campur urusan pribadi pihak pertama atau masing-masing " Tegas Kaizar yang tak suka kehidupan pribadinya di usik orang lain.
"Di larang saling jatuh cinta ?" Elle kembali membaca poin penting berikutnya.
Kaizar langsung mengangguk yakin. "Hubungan kita cuma sebatas kesenangan jadi jangan pernah melibatkan perasaan." Ucapnya menegaskan
"Tentu saja." Elle langsung menimpali, ia pun juga tak setuju jika melibatkan perasaan. Lagipula perasaannya pun sudah mati saat ia di perkosa beberapa tahun silam.
"Baiklah, aku setuju." Elle langsung membubuhkan tanda tangannya di sana dan itu membuat seorang Kaizar langsung tersenyum menyeringai, rupanya tak butuh waktu lama untuk membuat wanita itu menyerah dan bertekuk lutut padanya.
"Oh ya, bisakah kamu membayar gajiku tiga bulan di awal ?" Mohon Elle kemudian.
Kaizar nampak sinis, benar-benar matre pikirnya bahkan belum bekerja pun sudah meminta imbalan. Semua wanita memang sama saja, hanya materi yang ada di pikirannya.