NovelToon NovelToon
Jadi Pembantu Demi Bayiku

Jadi Pembantu Demi Bayiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh / Pembantu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Alitha Fransisca

Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.

Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.

Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.

Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 ~ Bukan Gadis Manja ~

Anna bersikeras ingin berangkat kerja. Melihat waktu yang telah menjelang siang, Anna semakin panik. Gadis itu hendak bersiap untuk membersihkan diri tapi dihalangi oleh ibunya. Bu Rahayu tidak setuju Anna masih pikirkan pekerjaan di saat kondisi kesehatannya belum pulih benar.

“Jangan pikirkan pekerjaan dulu! Kamu belum pulih,” ucap Bu Rahayu tidak setuju Anna berangkat kerja.

"Bukan masalah kerjaan Bu, tapi aku harus mengurus surat-surat untuk menikah ...."

"Apa?"

Kedua orang tua itu kaget mendengar kata-kata menikah yang keluar dari mulut putri mereka. Kedua orang tua itu yakin sekali jika Anna tidak berniat menikah dalam waktu dekat. Hal itu pernah mereka bicarakan saat Anna baru lulus kuliah.

Anna justru menolak memikirkan pernikahan. Sebelum cita-citanya memiliki pekerjaan yang layak dan kehidupan yang mapan. Anna belum ingin mengakhiri masa lajangnya.

“Tapi setelah menikah kamu masih bisa melamar pekerjaan kan, Nak?” tanya Bu Rahayu saat itu.

“Mencari pekerjaan di jaman sekarang ini sangat sulit, Bu. Persaingan sangat ketat. Jika tidak fokus dan persiapkan mental, sangat sulit untuk bersaing. Banyak orang di usia produktif yang masih muda belum punya pekerjaan. Jika aku menikah, pikiranku akan terpecah. Berusaha menangkan persaingan dan mengurus rumah tangga dalam waktu bersamaan, aku rasa itu sangat sulit, Bu. Terlebih lagi, status menikah juga bisa jadi kendala. Banyak perusahaan yang hanya menerima pekerja yang belum menikah,” jelas Anna panjang lebar.

Kedua orang tua Anna akhirnya pasrah. Meski mereka merasa sayang menolak lamaran dari tetangga yang tertarik mengambil Anna sebagai menantu saat itu. Kini Anna sendiri menyatakan ingin mengurus surat-surat untuk menikah.

“Kamu ingin menikah?” tanya Pak Achryan yang ternyata telah sampai di rumah hingga ikut mendengar pembicaraan Anna dan Bu Rahayu.

“Eh … maksudku … aku … aku udah janji bantu temanku untuk mengurus surat-surat nikahnya. Aku nggak mungkin mengurus sendiri surat-surat untuk menikah, kan Pak” ucap Anna kelabakan.

Anna belum siap bicarakan perkara pernikahan terpaksa itu dengan kedua orang tuanya. Meski pernikahan itu akan segera dilaksanakan. Anna ingin mencari waktu yang tepat agar tidak membuat kaget kedua orang tuanya.

Terlebih lagi, Pak Achryan memiliki masalah dengan jantung. Anna tidak ingin ayahnya mendapat serangan karena mendengar kejadian yang menimpanya. Anna sebisa mungkin menutupi apa yang terjadi saat ini. Mendengar jawaban Anna, Pak Achryan dan Bu Rahayu menjadi lega.

“Hari ini kenapa pada sibuk bicara tentang menikah. Tadi aku juga dengar tentang putra pemilik hotel yang akan menikah ….”

“Apa? Siapa? Bapak dengar dari siapa?” tanya Anna panik.

“Bapak liat sendiri. Ny. Maria itu marah-marah sampai semua orang yang mendengarnya ketakutan. Tadinya Bapak mau minta izin sama beliau, tapi Ny. Maria tidak mau bicara sama Bapak bahkan Bapak diusir ….”

“Ya ampun, Pak,” ucap Bu Rahayu terenyuh mendengar cerita suaminya.

Anna hingga berkaca-kaca saat mendengar perlakuan Ny. Maria terhadap ayahnya. Anna paham dan bisa membayangkan apa yang terjadi pada ayahnya saat mendekati pemilik hotel yang arogan itu.

“Harusnya Bapak nggak usah ke sana,” ucap Anna tak bisa lagi menahan air matanya.

Peristiwa yang sangat buruk bisa saja terjadi pada ayahnya. Karena Anna tahu pasti sifat Ny. Maria. Anna tidak sanggup menahan air matanya saat teringat ayahnya yang pasti dihina saat berhadapan dengan Ny. Maria.

“Bapak dihina Ny. Maria? Apa yang dikatakannya?” tanya Anna dengan air mata yang masih mengalir.

“Ny. Maria tidak bicara langsung pada Bapak, Nak, tapi Bapak yakin gembel yang dimaksudkan nyonya itu adalah Bapak ….”

“Dia menyebut Bapak gembel?” tanya Anna dengan suara tinggi tapi tercekat.

“Tidak secara langsung, aaNak. Nyonya itu berkata pada anak buahnya dan anak buahnya itu yang mengusir Bapak,” jawab Pak Achryan.

“Sudahlah Pak, jangan diingat lagi. Anna jadi sedih mendengarnya,” ucap Bu Rahayu.

“Ya Bu, Bapak nggak permasalahkan lagi. Bapak mengerti orang kaya memang seperti itu. Ditambah lagi katanya memang sedang stress karena persiapan pernikahan putranya. Bapak maklumi saja. Tapi … Bu supervisor itu bilang Ny. Maria akan menuntut Anna karena membuatnya menunggu," jelas Pak Achryan pada istrinya. "Besok kamu jelaskan padanya kalau kamu sakit ya, Nak. Mudah-mudahan nyonya itu percaya kalau kamu bukan sengaja mau bolos kerja,” jelas Pak Achryan dengan raut wajah cemas.

“Bapak jangan khawatirkan itu. Ny. Maria tidak benar-benar ingin menuntut aku,” ucap Anna.

Justru aku yang akan menuntut anak manjanya itu, batin Anna sambil menghapus air matanya dengan kasar.

“Sebenarnya ada janji apa, Nak? Kenapa nyonya itu menunggumu?” tanya Bu Rahayu.

“Ya … masalah pernikahan putranya itu. Aku ikut bantu persiapan pernikahan ... putranya Ny. Maria,” jawab Anna sedikit terbata mendengar pertanyaan tak terduga itu.

“Oh, pantas saja nyonya itu panik kamu tidak muncul. Karyawan hotel itu bilang, Ny. Maria stress karena pernikahan putranya. Mungkin karena kamu tidak hadir makanya nyonya itu tambah stress,” ucap Pak Achryan.

“Ya Pak,” jawab Anna.

Kedua orang tua itu mengangguk karena telah memahami situasinya. Karena tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Bu Rahayu meminta Anna untuk kembali berisitirahat. Anna menatap ayahnya dengan tatapan sendu. Bapak tua itu telah bersusah payah memintakan izin untuknya.

Melihat kondisi kesehatan bapak itu baik-baik saja, Anna sudah sangat bersyukur. Anna menuruti perintah ibunya. Anna beristirahat meski pikirannya tidak bisa tenang. Terbayang olehnya apa yang kira-kira akan terjadi esok hari.

Dan benar saja, esok hari saat gadis itu baru tiba di ruangan housekeeping office, supervisor langsung mengajak Anna bicara empat mata. Supervisor yang sangat cerewet pada anak buahnya itu langsung bertanya banyak hal pada Anna. Bahkan menuduh Anna telah berbuat kesalahan.

“Apa benar kamu sakit kemaren?” tanya supervisor bagian Housekeeping itu.

“Ya Bu, kemaren aku pulang kehujanan ….”

“Kehujanan?” tanya supervisor itu.

“Ya Bu, setelah shift ku selesai aku ada urusan. Pulangnya kehujanan,” jelas Anna.

Supervisor itu mengangguk. Melihat Anna kemarin dalam keadaan baik-baik saja tiba-tiba mengalami demam. Supervisor itu teringat pada Ny. Maria yang marah-marah menunggu Anna.

“Lalu ada urusan apa Ny. Maria mencarimu?” tanya supervisor itu penasaran ingin tahu.

“Oh itu … ada hubungannya dengan pernikahan putra Ny. Maria. Mereka … minta pendapatku tentang konsep … pernikahan,” jawab Anna sambil berpikir baik buruknya memberikan jawaban seperti itu.

“Haah, sejak kapan kamu jadi wedding planner?” tanya supervisor itu.

Anna nyengir mendengar tuduhan supervisor itu. Belum sempat Anna menjawab, seorang pengawal datang dan meminta Anna untuk segera menghadap Ny. Maria. Supervisor itu tercengang melihat cara bicara pengawal itu pada Anna. Anna terlihat seperti orang yang cukup penting saat pengawal itu meminta Anna menemui Ny. Maria.

“Maaf Nona Anna, Anda di tunggu di ruangan Ny. Maria,” ucap pengawal itu.

“Baiklah," jawab Anna pada pengawal Ny. Maria. "Aku pamit ke ruangan Ny. Maria ya Bu,” ucap Anna pada supervisor.

Supervisor itu mengangguk-angguk dengan mulut yang masih menganga. Anna keluar dari ruangan itu diikuti oleh pengawal Ny. Maria. Mendengar pengawal itu memanggil Anna dengan embel-embel nona saja sudah sangat membuat supervisor itu heran.

Terlebih saat melihat perlakuan pengawal itu yang melangkah di belakang seperti sedang mengawal Anna, membuat supervisor itu semakin terheran-heran. Para pengawal itu tidak berani bertingkah tidak sopan pada Anna. Karena mereka tahu pasti Anna adalah calon menantu keluarga Monteiro.

“Akhirnya tuan putri datang juga,” sambut sarkas Ny. Maria dengan tatapan mata yang tajam.

Meski Anna tak dianggap oleh Ny. Maria, para pengawal tahu bahwa Tn. Monteiro memihak kepada Anna. Tn. Monteiro selalu membela gadis itu. Anna juga merasakan hal yang sama. Melihat Tn. Monteiro berada di ruangan itu, Anna sedikit lega.

“Ke mana kamu kemarin? Kamu tahu jadwal kamu, kan? Dasar pembohong! Tidak disiplin!” ucap Ny. Maria menyalahkan Anna.

“Aku istirahat di rumah, Nyonya. Aku sakit. Badanku demam setelah kehujanan ….”

“Demam? Kenapa bisa demam? Kemarin kamu baik-baik saja? Kenapa bisa kehujanan?” tanya Tn. Monteiro yang memang sempat berbincang-bincang dengan Anna kemarin setelah gadis itu melakukan mineral springs spa.

“Ternyata kamu manja sekarang ya? Terkena hujan sedikit saja langsung jatuh sakit?” ejek Ny. Maria dan Dean langsung ikut tertawa mengejek.

“Aku bukan gadis manja, Nyonya. Aku juga tidak ingin sakit. Tanyakan pada Tuan Dean. Tuan Dean yang membuat aku harus melewati perjalanan berat dan kehujanan untuk sampai ke rumah ….”

“Apa maksudnya ini? Bukannya kamu diantar Dean pulang ke rumah?” tanya Tn. Monteiro dengan raut wajah heran.

Tawa sinis Dean spontan menghilang. Terlebih saat Tn. Monteiro menoleh ke arahnya. Anna tidak peduli apa yang akan Tn. Monteiro lakukan terhadap anaknya. Anna hanya ingin Ny. Maria tahu bahwa dirinya tidak ingkar dari janji tetapi jatuh sakit akibat perbuatan putranya sendiri.

...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...

1
Sering Halu
belum kelar halu nya ya?🤣
Sering Halu
othor mana lanjutannya?
Bang Wind
~semua salahku~
Bang Wind
~anna~
Bang Wind
~pemilik hati~
Sering Halu
☕☕☕
Sering Halu
♥️♥️♥️
Sering Halu
lanjutt thorrr
Sering Halu
/Kiss//Kiss//Kiss/
Sering Halu
hadirrr
Sering Halu
/Drool//Drool//Drool/
Sering Halu
♥️♥️♥️
Bang Wind
lanjuutt thorrrrrr
Sering Halu: 👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍👍
total 1 replies
Bang Wind
Benci tapi butuh
Bang Wind
/Coffee//Coffee//Coffee/
Sering Halu: /Beer//Beer//Beer/
total 1 replies
Bang Wind
~jangan seperti ini~
Bang Wind
ada apa dengan mereka?🤣
Bang Wind
~apa salahku?~
Bang Wind
gua dtg lagi thorrr. hahahaha
Bang Wind
hi, othor 🙋
Alitha Fransisca: Tau aja nama lengkapnya 🤣
Bang Wind: say...ton 🤣
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!