Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Agam segera menyerahkan ponselnya pada Boy dengan berat hati, karena ia tidak punya pilihan lain dari pada sepupu gilanya itu menambah masa hukumannya. Agam sendiri bukannya tidak bisa melawan Boy Arbeto, tapi Agam menyadari ia salah karena telah gagal menjalankan misi Emergency Wedding, dan juga karena Agam sangat menghormati Boy Arbeto sebagai seorang pemimpin tim Delta sekaligus sepupunya.
"Good."
Boy menatap ponsel milik Agam dengan meng-gelengkan kepalanya, ia tidak habis pikir dengan sepupunya yang sangat tergila-gila dengan ponsel. Jika Boy tidak bisa jauh dari wanita maka Agam tidak bisa jauh dari benda yang bernama ponsel
"Tolong jaga ponselku dengan baik-baik." Pinta Agam dengan wajah yang cemas.
"Ck dasar aneh!" gumam Boy.
"Tunggu B!"
"Apa lagi?" Boy menatap jengah pada sepupunya.
"Bukankah kegagalan misi Emergency Wedding bukan seratus persen kesalahan kami." Agam mulai menunjukkan taringnya.
"Apa maksudmu?" tanya Boy dengan wajah yang tidak suka.
"Kau lupa? Kau sendiri yang membawa wanita itu ke rumah sakit, itu artinya kami sudah menjalankan tugas kami dengan baik. Tapi justru kau lah yang sudah merusak misi itu sendiri." Agam tersenyum dengan raut wajah mencemooh.
"Tidak bisa begitu! Aku membawanya karena tidak tahu wanita itu adalah calon istriku, kalau aku tahu mana mungkin aku mengajaknya ke rumah sakit." Boy mencoba untuk mengelak.
"Apa pun alasannya bagiku kau tetap salah." Ucap Agam tak mau kalah.
"Aku salah atau tidak itu tidak penting, kau lupa peraturan nomer tiga yang ada di dalam Tim Delta?" Boy tersenyum dengan sangat lebar.
"Sial aku lupa." Agam mengepalkan kedua tangannya.
"Coba katakan apa isi poin ketiga?" Boy memutar-mutar ponsel milik Agam.
"Jika pemimpin melakukan kesalahan maka akan kembali ke poin pertama, yaitu pemimpin selalu benar dan tidak pernah salah."
"See! Kau harus ingat itu baik-baik." Boy menepuk bahu sepupunya lalu berjalan keluar dari markas, meninggalkan Agam yang tengah menatap nanar pada ponselnya yang dibawa pergi oleh Boy.
...🍀🍀🍀...
Sementara itu disebuah rumah mewah yang berada di kawasan elite di Jakarta, tampak seorang gadis cantik tengah duduk di ruang tengah sambil menikmati siaran televisi yang sedang ditontonnya.
"Bi Nah ...."
"Ya Nona."
Bi Nah berjalan tergesa-gesa dari ruang makan menuju ruang tengah.
"Bi Ayah unta kok belum pulang?" Tita menatap jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Mungkin terjebak macet, Nona." Jawab Bi Nah.
"Terjebak macet? Tapi kenapa lama sekali?"
Tita mulai cemas karena sudah jam tujuh malam ayahnya belum juga pulang, tadi ia sempat menghubungi nomer ponsel Ayah nya namun seperti saat kemarin malam ponselnya masih tidak aktif.
"Non, boleh bibi bertanya sesuatu?"
Bi Nah yang sejak pagi merasa penasaran kenapa nona nya itu pulang kerumah, sudah tidak bisa lagi menahan rasa keingintahuannya. Apalagi sampai dengan saat ini suami non Tita belum juga menjemputnya.
"Bibi mau tanya apa?" Tita menatap pada pelayanannya yang berdiri dengan canggung.
"Ini Non, em ... Non Tita belum jawab pertanyaan bibi yang tadi pagi." Ucap Bi Nah dengan gugup karena takut salah berucap.
"Pertanyaan yang mana ya, Bi?" Tita mengerutkan keningnya dengan wajah yang bingung.
"Aduh Non Tita ini adalah wanita paket lengkap dengan semua kekurangannya, sudah manja, tidak bisa apa-apa, lelet, polos, dan pelupa, apa lagi ya?" Gumam Bi Nah dalam hati. "Itu Non, kenapa Non Tita pulang ke rumah?"