Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Mony
Happy reading guyss...
Terima kasih atas kesetiaan kalian pada cerita ini...
Aneska telah mencari ke seluruh tempat di sekitar rumah. Ia mengatur pernafasannya setelah mencari sang kucing selama berjam-jam. Bersamaan Inah yang juga bertanggung jawab atas hilangnya Mony sang kucing.
Rasa cemas telah menyelimuti hati keduanya apalagi Inah. Mereka sangat takut dengan kedatangan Arya dan Viona, pemilik Mony. Entah apa yang terjadi jika Arya dan Viona mengetahui bahwa kucingnya telah hilang? Aneska dan Inah sangat was-was dan cemas.
" Duh, kemana sih si mony??" Ucap Aneska duduk karena merasa lelah, mengusap keningnya yang telah penuh dengan keringat. Selain kepanasan ia juga cukup pusing memikirkan keberadaan mony yang sampai saat ini tidak juga ditemukan.
" Duh non, maafkan bibik non...Bibik masih betah bekerja disini, ini semua salah bibik!" Ucap Inah ikut duduk dengan lemas.
Baru saja Inah bahagia mendapakan majikan sebaik Aneska dengan bayaran yang cukup tinggi sebagai pelayan, namun tak lama kemudian, ia tidak bisa menjaga kucing Viona dengan baik, yang membuat pekerjaannya terancam sebagai pelayan di rumah Arya.
" Tenang bibik, bibik gak akan di pecat. Kalau nanti tuan tanya, biar Anes aja yang jawab ya! Bibik jangan ikut campur. " Ucap Aneska bersedia menanggung kesalahan pelayannya.
" Tapi non, ini salah bibik, coba bibik gak tinggalin dia tadi, mungkin kucing itu masih bersama bibik sampai saat ini. Maaf ya non." Ucap Inah merasa tidak enak hati dengan Aneska dan merasa bersalah.
Tiba-tiba suara deru mobil Arya akhirnya terdengar bergemuruh, kedatangan yang tidak sama sekali Aneska inginkan, karena sampai saat ini sang kucing tidak berada di gendongannya dan masih hilang.
Aneska dan Inah menelan ludah, ketika sepasang kekasih tersebut turun dari mobil mewah. Dengan mesra dan bahagia, mereka datang menghampiri Aneska dan Inah.
" Terima kasih sayang atas berlian antik yang berhasil kamu menangkan. Ini sangat cantik di tanganku." Ucap Viona menunjukkan cincin berlian antik mahal kepada Aneska yang tak jauh darinya.
" Apakah kamu suka?" Ucap Arya sambil melangkah dengan rangkulan tangan Viona di lengannya.
" Ya aku sangat menyukainya dan menakjubkannya lagi..gak ada orang lain yang bisa memiliki cincin ini!" Ucap Viona puas hati, dengan pelelangan kali ini.
" Baiklah, aku akan pulang bersama Mony. Itu mereka..Aku berharap tidak terjadi sesuatu dengan Monyku, dan aku yakin dia menjadi kucing yang baik selama aku tinggal." Ucap Viona tersenyum girang.
" Dimana mony kesayanganku?" Ucap Viona bertanya kepada Aneska, matanya menyapu sekeliling Aneska, dimana sang kucing tidak tertangkap oleh matanya.
" E..kucingnya.." Inah mulai membuka suara bermaksud ingin mengatakan masalah sebenarnya.
" Maafkan aku, aku tadi berniat untuk mengembalikan penyapu, dan aku tinggalkan Mony di ruang tamu. Saat aku kembali dari gudang, Mony sudah gak ada di tempat!" Jelas Aneska, padahal itu kecerobohan sang pelayannya sendiri.
Namun Aneska memilih mengakuinya, Aneska tidak tega jika Inah yang sudah menjadi teman ngobrolnya tersebut di pecat oleh Arya.
" Maksudmu? Monyku?" Tanya Viona, senyum di bibirnya lansung menghilang.
" E...Mony hilang!" Lanjut Aneska.
" APA??? HILANG???" Ucap Arya dan Viona bersamaan terkejut bukan main.
" Dasar kamu benar-benar wanita gak berguna! Hanya menjaga kucing saja gak becus!" Ucap Arya langsung naik pitam dan menggertak Aneska.
" Maafkan aku, aku sudah berusaha mencarinya bersama bibik. Tapi Mony sampai saat ini gak ketemu!" Jelas Aneska menunduk dengan hati berkecamuk dengan perkataan sang suami yang sangat kasar.
" Berusaha? Aku tidak yakin..sekarang juga cari Mony sampai ketemu. Jangan kembali jika hanya dengan tangan kosong." Ucap Arya berteriak kepada Aneska, rahangnya semakin mengeras, Arya begitu marah.
" Sayang, aku hanya mau Mony kembali..kemana Monyku? Kamu tau kan, itu adalah pemberian papaku satu-satunya. Aku gak bisa kehilangan Mony..Hiks.. " Viona menangis di pelukan Arya.
" Maafkan aku sayang...Jika mereka tidak berhasil menemukan Mony, aku tidak akan memaafkannya! Jika perlu aku akan mengusirnya. Dia hanya wanita sampah bagiku! Bahkan Mony lebih berharga darinya!" Ucap Arya yang membuat hati Viona sedikit senang walaupun kehilangan sang kucing kesayangannya.
...****************...
Beberapa jam kemudian, akhirnya Mony sang kucing di temukan oleh Inah. Inah akhirnya bisa bernafas lega melihat Mony di temukan di dalam lemari baju yang memang mudah terbuka dan tak terkunci di kamar Arya.
Inah pun membawa Mony kembali kepada majikannya, Viona. Viona pun tersenyum lebar dengan kedatangan Inah bersama kucing kesayangannya. Bergegas mengambilnya dari rangkulan Inah. Lalu menggosok bulu panjangnya yang berwarna putih coklat.
" Mony sayang, kemana saja kamu? Apakah kamu tau, aku sangat mencemaskanmu!" Ucap Viona, senyumnya kembali tersungging di wajahnya.
" Syukurlah, akhirnya Mony ketemu." Akhirnya Arya bisa bernafas dengan lega, bisa- bisa Arya membuat Viona bersedih jika sampai kehilangan kucing kesayangannya tersebut.
" Berjanjilah kepadaku, jangan ulangi lagi. Aku tidak bisa hidup tanpamu..Mony!" Ucap Viona menggosok kucingnya yang berada di dalam rangkulannya itu sambil menciumnya beberapa kali.
Mereka melupakan Aneska yang juga ikut mencarinya di luar rumah, cuaca yang panas membuat Aneska terbakar matahari hingga berkeringat membanjiri seluruh tubuhnya.
" Mony..dimana kamu?" Ucap Aneska mengelap keringatnya menggunakan lengannya.
Sudah cukup lama dirinya berkeliling mengitari seluruh komplek, hanya untuk mencari kucing kesayangan Viona yang sebenarnya telah di temukan.
" Ya ampun, panas banget! Dimana ya kamu! Kucing manis..tolong keluar dari tempat persembunyianmu?" Aneska berteriak, berharap sang kucing keluar dari tempat persembunyiannya.
Disisi lain Arya sudah mengantarkan Viona dan kucingnya kembali ke Apartementnya.
" E, tuan..Nona sampai saat ini masih belum kembali? Aku fikir nona masih mencari kucing itu!" Lapor Inah kepada Arya.
Inah sangat mencemaskan Aneska yang semenjak tadi belum pulang, dimana kucing Viona sudah ketemu sekaligus merasa bersalah sampai merepotkan Aneska yang sebenarnya tidak bersalah.
" Apa urusannya denganku, bukankah dia sendiri yang ceroboh, tidak mengurus seekor kucing dengan baik, hingga menyusahkan kita semua. Aku tidak habis fikir saja, jika sampai Mony tidak di temukan. Pasti aku akan mengusir dia dari rumahku!" Ucap Arya dengan sangat kejam, tidak menyadari jika itu bukan salah Aneska.
"Ya ampun, sebenarnya ini salahku..Kenapa tuan sebenci itu dengan nona.." Batin Inah.
Tak lama kemudian, ponsel Arya berdering ketika langkah kakinya menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.
" Hallo, kakek." Ucap Arya menerima panggilan dari Brasetyo.
Apakah Aneska tetap terus mencari sang kucing yang sebenarnya telah di temukan?
Ada keperluan apa Brasetyo menelfon Arya???
Yuk, intipin terus...jangan lupa tinggalkan jejak!