PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.
Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 8. TUKANG KAYU
Mendengar hal tersebut, Ryu sangat senang karena seharusnya Desa mereka mampu mengikuti Perkembangan agar lebih maju dalam Perekonomian.
Liu meng juga mengatakan, kalau sekarang banyak lagi Orang yang memesan kayu darinya untuk bahan Bangunan Baik dari Desa mereka maupun dari luar.
Hal itu tentu saja karena Hasil kayu milik Meng lebih Halus dan Berkualitas. Namun akibat itu membuatnya kewalahan.
Ryu juga berencana untuk membantu Ayahnya untuk beberapa Bulan agar hasilnya bisa digunakan untuk membuat Rumah baru yang lebih layak.
Setelah lama berbincang, Ryu dan Meng memutuskan untuk menyudahi Perbincangan mereka dimana Hari sudah tengah Malam.
......................
Pada Keesokan Pagi, Ryu kini berangkat ke Hutan bagian Timur untuk menemui Rubah kecil yang dulu sebagai teman bermainnya.
” Rubah Kecil... Aku sudah datang Untukmu ” Seru Ryu.
” Wuush... ” Bayangan putih menuju Ryu.
Kini terlihat Sosok Rubah putih Setinggi 3 Meter terlihat sangat Cantik berjalan mendekati Ryu.
” Rubah Kecil... Kau kah itu? ” Tanya Ryu sedikit Heran.
Mendengar ucapan Ryu, rubah tersebut hanya menjawab dengan sebuah Anggukan.
” Apa kamu tidak Rindu padaku?" Ryu berlari kecil dengan tangan terbuka lalu memeluk erat tubuh Besar Rubah tersebut.
” Aauuu...” Terdengar suara seorang wanita.
Secara Perlahan tubuh Rubah tersebut menjadi Sosok wanita yang sangat Cantik dan terlihat lembut.
" Aduh.. Sakit Tuan..” ucap sosok tersebut menyadarkan Ryu dari pelukannya.
” K..kau..” Ryu yang sudah tersadar melihat sosok Wanita cantik di depannya.
" Gluuug" Ryu menelan ludah.
" Tuan... ini aku Rubah kecil yang dulu jadi teman main mu.” ucap Wanita tersebut.
Dengan diam-diam Ryu mencoba mendeteksi aura Siluman yang ada pada Wanita tersebut, Namun sama sekali tidak menemukan hawa Siluman.
' Mengapa aku tidak bisa mendeteksi tingkat kultivasi Gadis ini' Benak Ryu
" Tuan.. ” ucap gadis tersebut menyadarkan Ryu.
Suasana canggung pun terjadi pada mereka berdua hingga Ryu memberanikan diri untuk bertanya mengapa bisa seperti sekarang.
Huli Yue pun Menceritakan dari Awal sejak Kejadian sampai Ryu menemukannya saat terluka sampai seperti yang Sekarang.
Mendengar Cerita dari Huli Yue, Ryu pun merasa iba. Karena Keinginannya untuk melindungi Ryu harus menjalani Proses kelahiran kembali yang Konsekwensinya seperti dihujani Ribuan jarum yang menusuk tubuhnya.
" Maaf Rubah Kecil... gara-gara aku kamu menderita.” Ryu merasa bersalah.
” Tidak masalah Tuan... Untuk saat ini Tuan jangan Panggil aku Rubah Kecil Lagi. Namaku Huli Yue Panggil saja Yue." ucap Huli Yue.
” Baiklah Yue... tapi kau jangan Panggil aku Tuan lagi. Aku Tidak Pantas dijadikan Tuanmu." ucap Ryu.
” Baiklah aku akan memanggil mu Ka Ryu dan Kamu memanggilku Yue'er. Meskipun Usiaku sudah Ratusan Ribu tahun, karena Proses kelahiran kembali maka bisa dibilang usiaku masih 15 Tahun. ucap Huli Yue.
" Hahh... Baiklah.. Yue'er." ucap Ryu.
” Kak Ryu... Bagaimana di luar sana saat kamu ingin menjadi Kultivator sampai seperti sekarang?" tanya Huli Yue.
" Kadang ada saat Susah kadang ada Senangnya " ucap Ryu.
" Aku dengar Para Kultivator banyak memburu Siluman untuk memperkuat diri. Apa suatu saat nanti kamu akan membunuhku agar kamu lebih kuat lagi?" Tanya Huli Yue.
” Itu tidak Mungkin, lagian kamu adalah Temanku. Pasti aku akan melindungi mu jika ada yang berniat jahat padamu. Lagian sepertinya dalam Tubuhmu sama sekali tidak ada hawa Siluman. " ucap Ryu.
" Ka Ryu berani Bersumpah?" Tanya Huli Yue.
” Iya.. Aku akan bersumpah dan Nyawaku sebagai taruhannya.” Tegas Ryu.
" Sepertinya aku sudah lama disini, Ayah pasti akan mencari ku. Aku Pergi dulu. ” ucap Ryu.
" Apa ka Ryu ingin meninggalkan Gadis kecil sendirian disini?" Huli Yue terlihat murung.
“ Baiklah... Tapi bersikaplah layaknya manusia. “ Ryu mengingat Huli Yue sendirian di hutan
" Mari kita berangkat sekarang!" lanjut Ryu.
......................
Setelah sampai di di Rumah, kedatangan Ryu kini disambut Ayahnya Meng.
" Maaf Ayah. Aku terlambat " ucap Ryu.
" Ahh. .. ini. dia adalah Temanku saat berada di Sekte. " ucap Ryu sedikit gugup.
" Salam Paman. Namaku Huli Yue Teman Ka Ryu." Huli Yue memberi Hormat.
" Ahh.. Anak yang baik. meski Terlihat masih muda, aku yakin kecantikanmu melebihi Dewi-Dewi “ Liu Meng memuji
" Terimakasih atas Pujiannya Paman." Huli Yue Tersipu malu.
" Ah... Ryu'er... Sepertinya Ayah akan Pergi Sendiri. Lebih baik kamu temanin Tamu. " ucap Liu Meng.
“ Tidak masalah Ayah... Aku akan berangkat bersama Ayah." ucap Ryu.
" Ryu'er Bagaimana dengan Temanmu?" Tanya Liu Meng.
“ Tidak Masalah Paman. Aku akan menunggu kalian disini saja." Ucap Huli Yue.
“ Haahh.. Baiklah. Yue'er... Anggap saja ini Rumah Sendiri. Walaupun sangat buruk, Kuharap kamu betah." ucap Liu Meng
" Tidak masalah paman.“ Ucap Huli Yue
" Baiklah.. Jaga dirimu. “ Liu Meng keluar Rumah membawa Peralatan menuju sebuah Hutan yang tidak jauh dari Desa.
" Ayah.. Ini untukmu. Namanya Cincin Ruang. Gunanya untuk menyimpan Barang. Jadi Ayah tidak perlu Repot lagi membawa Peralatan. " Ryu memberikan Cincin Ruang biasa Tingkat 5 kepada Ayahnya.
“ Ryu'er.. Bagaimana cara memakainya? " tanya Liu Meng.
" Ayah tinggal Pakai saja! lalu Fikirkan apa yang kita inginkan “ Ryu sambil mempraktekkan kepada Ayahnya.
“ Ohhh.. Luar Biasa... jika seperti ini Ayah tidak Perlu repot repot lagi membawa Peralatan. “ Liu meng Sangat senang.
Penjelasan :
Cincin Ruang ada tiga Jenis dengan beberapa Tingkatan.
Cincin Ruang Biasa adalah cincin yang tidak memerlukan Qi untuk memakainya :
Level 1 \= Luas 10m x 10 m
Level 2 \= Luas 20m x 20m
Level 3 \= Luas 30m x 30m
Level 4 \= Luas 40m x 40m
Level 5 \= Luas 50m x 50m
Cincin Ruang Tingkat Tinggi memerlukan Qi untuk menggunakannya :
Level 6 \= Luas 60m x 60m
Level 7 \= Luas 70m x 70m
Level 8 \= Luas 80m x 80m
Level 9 \= Luas 90m x 90m
Level 10 \= Luas 100m x 100m
Cincin Ruang Tingkat Surgawi adalah cincin yang bisa menyimpan Makhluk hidup dengan Luas 1Km x 1Km hingga tidak terbatas sesuai Tingkat Spiritual Si Pemakai.
......................
Setelah sampai di Hutan, Ryu mengambil Kapak miliknya untuk menebang beberapa Kayu dengan sekali Tebang, kayu tersebut langsung Tumbang.
Melihat kejadian di depan Matanya Liu Meng Membulatkan mata seakan tidak percaya Dengan apa yang telah dilakukan Anaknya.
“ Baginikah yang dinamakan kekuatan dari para Kultivator" Gumam Liu Meng sambil mengingat kembali saat mengajarkan anaknya menebang kayu untuk pertama kali
Niat awalnya Liu Meng hanya menebang Pohon yang berukuran sedang, kini mengurungkan Niat
Tidak lama, Kapak yang dipakai Ryu Rusak total.
“ Huh." Ryu terlihat kesal.
" Apa mungkin aku akan menggunakan Pedang itu saja. Lagian dengan kekuatan ku Sekarang, Sudah mampu mengangkatnya. “ Gumam Ryu.
“ Ah pakai Saja... Anggap saja ini sebagai Latihan. “ Ryu mengambil pedang Naga Pembelah Gunung.
“ BOOMM.. BOOMM... “ Sebuah dentuman kuat saat Ryu menebang Kayu Besar dengan sedikit Qi miliknya.
Mendengar dentuman itu membuat beberapa Penduduk bertanya-tanya merasa ketakutan karena mereka menganggap itu ulah Siluman.
' Hei Anak Muda... Apa yang kamu lakukan pada senjataku ini.?' Sebuah Suara berbicara kepada Ryu melalui Spritual.
'Siapa Kamu?' Ryu berbicara melalui Spiritual Sambil mengayunkan Pedangnya.
' Siapa Aku? Harusnya aku yang bertanya kepadamu. Aku adalah Pandai Besi yang menciptakan Pedang ini. Pedang ini adalah Pusaka yang setara dengan senjata Dewa' ucap suara tersebut dengan nada Kesal.
'Bukankah Kamu sudah mati? Senjata Dewa? bukankah Pedang ini adalah Pedang yang tidak Laku. Jadi kunamakan PEDANG TIDAK LAKU' Ryu yang terus melanjutkan aksinya.
'Aku memang sudah Mati, tapi aku meninggalkan sedikit kesadaran ku sebelum mati. Kau bilang Tidak Laku itu karena belum sempurna saja.' ucap suara tersebut.
' Lalu?' Batin Ryu
'Lalu Apanya? Aku tidak akan Pernah memberitahukan kepada siapapun untuk menyempurnakannya. itu terlalu bahaya untuk Dunia ini.' ucap suara tersebut.
' Tidak masalah... aku akan menggunakan mu untuk menebang Pohon saja itu sudah cukup' Ryu terus menebang Pohon.
' Baru kali ini dalam Dunia Kultivator, Sebuah Pusaka tingkat Dewa hanya untuk menebang Pohon... Baiklah aku akan memberitahumu bagaimana cara menyempurnakannya. Kamu Harus Menyempurnakannya dengan Inti Roh Siluman Naga yang sudah berusia di atas 1000 Tahun.' Suara tersebut mulai melembut.
'Terimakasih atas informasinya Senior. Tapi maaf, aku akan menggunakan mu untuk menyelesaikan pekerjaanku' Ryu terus melakukan Aksinya.
' Haah.. Terserah maumu saja. Aku capek bicara denganmu' ucap suara tersebut.
Setelah merasa Kayu sudah cukup, Ryu membuat Pohon tersebut menjadi beberapa Potongan.
Hal tersulit bagi Ryu adalah membuat potongan hingga membentuk Persegi Panjang. Dimana membutuhkan Konsentrasi, jika salah sedikit maka hasilnya tidak bagus.
Namun Bagi Ryu yang pernah belajar Saat masih kecil. Hanya butuh belajar beberapa Saat meski harus membutuhkan 5 Pohon besar untuk Percobaan.
Perlahan tapi Pasti, Akhirnya Potongan kayu tersebut terbelah dengan Sempurna.
Setelah menjelang Sore, Liu Meng meminta mereka untuk kembali ke Rumah sambil membawa hasil yang mereka buat.
Namun berkat Cincin Ruang, mereka tidak terlalu Khawatir lagi untuk membawa tumpukan Potongan Kayu tersebut.
"Paman... Ka Ryu... Kalian Sudah Pulang. Aku sudah menyiapkan makanan untuk Kalian.“ Sambut Huli Yue.
“ Terimakasih Yue'er... Sepertinya masakanya enak. “ Liu Meng menatap Hidangan yang sudah tersedia di Meja.
Setelah Ryu dan Liu Meng sudah Membersihkan diri, mereka pun Menikmati Makanan yang sudah tersedia dengan lahap.
" Ryu'er... Dengan Jumlah Kayu yang kita peroleh Hari ini, Kurasa Pesanan Kayu untuk Kebutuhan di Desa sudah cukup. Hanya tinggal untuk Pesanan dari Luar Desa saja.
Mungkin hanya membutuhkan Waktu 1 Bulan." ucap Liu Meng.
“ Tidak masalah Ayah... Lagi pula waktuku masih banyak." ucap Ryu.
" Setelah makan, aku akan menemui Penduduk untuk memberikan Pesanan mereka.“ ucap Liu Meng.
Setelah selesai makan, Liu Meng berjalan Keluar Rumah untuk menemui Beberapa Penduduk.
Sedangkan Ryu dan Huli Yue masih berada di dalam Rumah sekedar untuk berbincang Ringan.
Hari sudah Gelap, Liu Meng pun telah Kembali dimana waktunya untuk Istirahat.
" Ryu'er, Yue'er... Sebaiknya kita istirahat. mengingat besok Pekerjaan akan semakin Berat." ucap Liu Meng.
" Baik Paman." ucap Huli Yue.
“ Kak Ryu... aku tidur denganmu saja." Huli Yue menatap Ryu.
" Hahh... kamu ini." ucap Ryu Datar.
“ Yue'er... Tidak baik kalau kamu seperti itu. Nanti aku tidur di Luar, Kamu tidur di Kamar Ryu'er. Sedangkan Ryu'er tidur di Kamarku.
“ Tapi Paman... aku tidak berani tidur sendirian. “ Huli Yue menunduk lesu.
" Hah... baiklah. Ryu'er Tolong jaga Baik baik Yue'er." Liu Meng penuh makna.
“ Dasar Rubah Licik" Gumam Ryu menuju kamarnya.
" Sekarang kamu tidur saja di tempatku. Aku disini saja. “ ucap Liu sedikit Kesal.
“ Tidak Mau... Pokoknya Ka Ryu Tidur bersamaku. Titik!“ Huli Yue menarik Tangan Ryu.
" Haaahh... " Ryu terlihat Pasrah kemudian berbaring di Samping Huli Yue dengan posisi membelakanginya.
" Kak Ryu... Apa kamu membenciku?" tanya Huli Yue yang masih memegang tangan Ryu
"Tidak sama sekali Yue'er..." ucap ucap Ryu.
" Lalu kenapa harus membelakangi ku? Apa aku terlihat jelek? " Tanya Huli Yue Polos.
“ Yue'er... Kamu Cantik ko, Bahkan kamu Sangat Cantik." Ryu membalikkan badannya ke Arah Huli Yue.
“ Nah... Kalau begini kan enak. “ Huli Yue Senyum Terlihat manis kemudian Menutup mantannya yang terus memegang Tangan Ryu.
' Yue'er... Kamu sangat cantik... ' Batin Ryu saat menatap Huli Yue yang sudah menutup matanya.
Batin Ryu terlihat Gelisah namun bercampur kagum terus memandang Huli Yue dengan perasaan sangat Sejuk sampai Akhirnya dia pun Tertidur Pulas.
......................
Pada Keesokan Paginya Ryu terbangun dari tidurnya melihat sekeliling Huli Yue sudah tidak ada.
Ryu pun beranjak dari tempat tidur kemudian Keluar Kamar terlihat Huli Yue sudah menyiapkan makanan untuk sarapan.
" Selamat Pagi Ka Ryu... Sarapannya sudah siap. " Sapa Huli Yue.
" Yue'er... mana Ayah?" Tanya Ryu
“ Paman Sedang mandi. Kaka Ryu juga harus Mandi. Tuh muludnya Bau.“ Huli Yue sedikit Menggoda.
Dengan Spontan Ryu memerksa mulutnya.
“ Ahhh... " Ryu terlihat malu dengan Pipi memerah langsung menuju tempat mandi.
Setelah semua selesai mandi, mereka bertiga pun Sarapan bersama sambil berbincang Ringan.
Selesai Sarapan Ryu dan Ayahnya kembali Pergi Ke Hutan untuk melanjutkan Pekerjaan mereka.
......................
Satu Bulan Berlalu kini Potongan Kayu yang didapat oleh Ryu dan Ayahnya Telah menggunung dimana telah disimpan tidak jauh dari Rumah mereka.
Kini terlihat Sosok Pria paruh baya beserta Pengawalnya Bersama Kepala Desa mendatangi Kediaman Liu Meng.
" Salam Saudara Meng..." Sapa kepala Desa.
“ Salam Tuan Tan. Salam Tuan Siao " Liu Meng memberi Hormat.
“ Ryu'er... Sudah lama tidak ketemu Ternyata Kamu makin Tampan dan Gagah saja. Terlihat sangat cocok dengan Istrimu kecantikannya seperti seorang Dewi." Kepala Desa Tan memandang kedua Muda mudi tersebut sangat serasi.
" Ah... Itu...“ Ryu serba salah mau jawab apa.
“ Tidak usah malu-malu Ryu'er. Kami yang sudah Tua ini Sudah Faham." Kepala Desa senyum tipis.
“ Salam Saudara Meng... Kita langsung ke inti saja. Maksud kedatanganku kesini untuk memastikan Pesanku saja. Tapi Semua ternyata Hasilnya begitu Sangat memuaskan.“ Saudagar Siao melihat tumpukan Kayu yang tidak jauh dari mereka.
" Terimakasih atas Pujiannya Tuan Siao. Seperti yang anda lihat sekarang. itu adalah Pesanan Tuan." ucap Liu Meng.