Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 1 Berpindah ke Dunia lain
Seorang intelijen militer yang telah bekerja bertahun-tahun. Tiba-tiba saja di jebak oleh orang terdekatnya. Naas, pada saat itu nyawanya tidak tertolong dan menjadi gentayangan.
Tapi, tiba-tiba dia terbangun di tubuh seorang wanita muda yang terluka akibat di hadang oleh sekelompok bandit yang merampok perbekalan mereka.
Dia meringis kesakitan di tengah hutan belantara. Luka yang dia alami cukup dalam. Dia tidak tahu mengapa gadis ini mengalami hal menyedihkan seperti ini.
Memperhatikan pakaian yang dia kenakan, sepertinya dia seorang prajurit wanita. Apakah ada perang? Batinnya.
Tapi tiba-tiba sebuah ingatan muncul di kepalanya yang membuat dia merasa sakit kepala yang tidak tertahankan.
Dia meraung menahan sakit, muncul adegan-adegan yang dia tidak pernah dia alami. Dia menarik nafas dalam. Ternyata, perjalanannya menuju perbatasan adalah jebakan.
Dia seorang putri dari kediaman Jendral Gu, Kedua orang tuanya telah meninggal ketika dia masih kecil. Bisa di katakan, dia adalah yatim piatu.
Kaisar ingin mengangkatnya menjadi Jendral muda berikutnya, dengan cara menyelesaikan sebuah misi di perbatasan. Jika dia berhasil, maka layak untuk menggantikan jabatan ayahnya.
Tapi, sepupunya Gu Xian menginginkan posisi yang sama. Sehingga dia membuat skenario agar dirinya tidak sampai ke perbatasan dan mati di tengah jalan akibat serangan para bandit.
"Gu Xian, kamu sangat menginginkan posisi itu? Menyapa harus cara seperti ini kau lakukan? Apakah pemilik tubuh ini tidak kau anggap keluarga mu?" Gu Yenrou merasa heran.
Sementara mereka masih berstatus sebagai sepupu. Memiliki ikatan dari ayah mereka yang bersaudara.
Gu Xian adalah anak pamannya, yang tinggal bersama dengannya di kediaman besar Gu.
Selama ini, neneknya yang selalu mengurusi rumah tangga. Sementara ayah dan ibunya selalu berada di perbatasan. Menghadapi perang bersama.
Ayahnya seorang Jendral, dan ibunya tabib kecil yang membantu para korban di medan perang. Sehingga selama ini, dia di asuh oleh nenek dan keluarga pamannya.
Bisa di katakan sedari kecil dia sangat jarang bertemu dengan orang tuannya, akibat pekerjaan.
Sehingga ibu dan ayahnya, mempercayakan pengasuhan kepada neneknya. Yang mereka tidak ketahui bahwa hidupnya tidak seperti yang mereka bayangkan.
Ilmu bela dirinya tidak sebaik sepupunya Gu Xian, karena dia jarang berlatih. Nenek selalu menyuruhnya belajar akademi dan kegiatan wanita lainnya.
Hanya saja, dia secara diam-diam belajar bela diri, tapi itu tidak bisa di andalkan. Karena tidak memiliki guru secara khusus.
Jika ayah dan ibunya pulang untuk beberapa tahun, saat itu dia bisa berlatih dengan ayahnya. Dan beberapa pengetahuan tentang obat dan meracik sederhana yang di ajarkan oleh ibunya.
Hanya saja dia masih tahapan dasar saja. Karena setelah kedua orang tuanya pergi lagi, nenek selalu melarang melakukan hal seperti itu.
Gu Yenrou tidak merasa putus asa, dia tetap latihan walau cuma secara diam-diam. Setidaknya dia bisa dasar-dasar bela diri.
Hingga saat perekrutan jendral baru, dia di berikan misi oleh Kaisar. Jika dia bisa selamat dari pertikaian di perbatasan, maka dia akan di angkat menjadi jendral muda wanita menggantikan mendiang ayahnya yang seorang jendral.
Akan tetapi sepupunya Gu Xian sangat menginginkan posisi tersebut.
Sementara itu, Jendral perang, yang biasa di sandang pangeran ke tiga. Tidak lagi berlanjut, karena di saat perang terjadi. Dia mengalami cidera yang parah dan mengakibatkan kakinya lumpuh, sementara ayah Gu Yenrou gugur dalam pertempuran.
Gu Yenrou memperhatikan keadaan sekeliling, hari sudah mulai gelap, tapi belum ada satu orang pun manusia yang lewat melalui tempat itu.
Dia berjalan tertatih-tatih mencari jalan utama, agar bisa keluar dari dalam hutan tersebut. Mungkin tadi tanpa sadar dia berlari memasuki hutan tanpa mengingat lokasi yang dia lalui.
Dia hanya berusaha untuk menghindar dari kejaran para bandit yang telah melukainya dengan cukup parah.
Seperti nya dia tidak bisa menemukan jalan karena hari benar-benar gelap. Dia berusaha naik ke atas pohon untuk menghindari hewan-hewan buas yang nanti akan berlalu lalang di dalam hutan itu.
Dia menyandarkan dirinya ketika sudah berada di atas pohon, dia harus duduk senyaman mungkin. karena dia akan tidur di sana sepanjang malam ini.
"Gu Xian, Bajingan tengik, kau berani melakukan hal seperti ini kepada saudaramu? Aku tidak mengerti lagi hatimu terbuat dari apa, sampai kau tega ingin membunuhku hanya karena sebuah jabatan." Gumamnya pelan.
Gu Yenrou yang asli sebenarnya sudah meninggal, sementara yang masuk di dalam tubuhnya adalah seorang wanita dari zaman modern yang memiliki nama yang sama walau berbeda nama keluarga.
Dia tidak mengenal orang tuanya sedari kecil. Dia tinggal di panti asuhan, para pengurus panti memanggilnya Guyenrou, tanpa marga keluarga. Bekerja di kemiliteran, hanya nasibnya sedang sial di bawah perbuatan orang-orang yang tidak suka padanya.
lagi dong kak,tambah penasaran karena samasekali tidak ada gambaran dipikirin daku /Sneer/