Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13 Jangan mengganggu
" Papi mau ?" tawar Ara yang tengah memakan jajanan yang dia beli .
" tidak , makanlah Aku sudah kenyang " ucap Rey dengan seulas senyum menatap Ara yang makan lahap sekali.
10 menit kemudian karena kekenyangan Ara langsung tertidur dalam posisi duduk sehingga begitu sampai dirumah Rey harus menggendong nya .
keesokan harinya.
" Pacar Papi ada dibawah " ucap Ara yang baru pulang sekolah pada Rey begitu masuk ke kamar .
" Dia " jawab Rey yang baru selesai mengganti baju segera keluar kamar menghampiri Hazeera karena tumben sekali datang kerumah .
" Sayang , Istri kamu cuekin Aku " rengek Hazeera berlari memeluk begitu melihat Rey menuruni tangga.
" Sudah lah Sayang, kamu kalau dia lawan emosi giliran dicueki pun marah " ucap Rey mengajak Hazeera duduk diruang tamu.
" Sayang kapan kamu nikahin Aku ?" tanya Hazeera lagi menatap Rey yang diam saja tidak seperti biasanya.
" Nanti ya kita bahas Aku sedang pusing sekarang dengan urusan perusahaan" ucap Rey memijit pelipisnya.
" Terus kita nggak jadi jalan-jalan hari ini Sayang?" tanya Hazeera dengan ekspresi sedihnya padahal dia sangat berharap karena sudah berjanji sejak jauh-jauh hari .
" Jadi tapi nanti malam, Aku harus menyiapkan semua pekerjaan ku dulu baru kita bisa pergi " ucap Rey .
" Mmm, baiklah kerjakan dari sekarang Aku akan menunggu " jawab Hazeera dengan pengertian karena biasanya juga begitu .
" Baiklah apakah kamu ingin ikut keruang kerja?" tanya Rey .
" Aku ingin tidur , Aku tunggu di kamar kamu aja " kata Hazeera.
" Dikamar ku ada Ara " jawab Rey singkat .
" Ya nggak papa kalian kan pisah ranjang" jawab Hazeera lagi .
" Ya sudah tapi jangan ganggu dia ya " pesan Rey mengantarkan Hazeera kekamar .
Begitu mereka masuk Ara yang tengah mengerjakan tugas dimeja belajar itu menoleh sebentar lalu sibuk lagi mencatat tugas sekolah nya yang harus di kumpulkan besok .
" Ingat jangan mengganggu dia" pesan Rey pada Hazeera melirik Ara yang terlihat fokus sekali belajar .
...........
Setelah Rey pergi Hazeera yang duduk di ranjang itu menatap Ara dengan senyum kecutnya.
" Tante kecilkan suara ponselmu Aku sedang belajar " ucap Ara menegur baik-baik Hazeera yang bermain ponsel.
Hazeera mengecilkan suara ponselnya begitu Ara menegur nya melirik gadis itu dengan malas serta sedikit kesal juga karena Ara berani menegurnya.
Hazeera berjalan menuju kamar mandi karena ingin pipis namun berubah emosi saat melihat semua peralatan mandi milik Rey diletakkan berpasangan dengan milik Ara .
" Hazeera keluar lalu menghampiri Ara dimeja belajar nya .
Brak .
" Apa kau sengaja menaruh setiap perlengkapan mandi mu berpasangan dengan milik Rey?" tanya Hazeera menggebrak meja .
" bukan sengaja tapi kalau tidak tarok di situ ya dimana lagi " jawab Ara menatap Hazeera yang menggebrak meja belajarnya .
" Alah bilang aja kamu caper sama Rey " ucap Hazeera yang sudah lama sekali ingin melabrak Ara yang lama-lama ngelunjak .
Hazeera cemburu sekali saat tau kalau semalam Ara jajan dipinggir jalan ditemani Rey setelah pulang dari rumah Utama.
" Hehhhh, Kau menjauh lah Aku sedang belajar " emosi Ara berdiri dari duduk nya , kesabaran nya menipis melihat Hazeera yang bicaranya semakin dibiarkan semakin kurang ngajar .
Hazeera kembali duduk di ranjang Rey begitu Ara mengusirnya lalu dengan mental baja kembali bermain ponsel dengan full Volume .
" Aku sedang belajar " teriak Ara yang benar-benar butuh konsentrasi saat ini tapi Hazeera benar-benar menguji kesabaran nya dan sudah berteriak keras pun Hazeera sama sekali tidak menghiraukan nya .
" Kau tidak mendengar " ucap Ara menghampiri Hazeera dengan emosi lalu akan memukul kepala Hazeera dengan bantal .
" Ehhh, Bocil sialan kamu berani sama Aku " teriak Hazeera dengan galak menampar lengan Ara yang berani sekali akan memukulnya.
Plakkk
Plakkk
Ara terdiam menatap lengan nya yang ditampar Hazeera lalu menampar balik 2 kali dengan sangat keras .
" Kau" tangan Hazeera sudah siap menjambak rambut Ara tapi dia langsung diam membeku begitu Ara menodongkan pistol kearahnya.
" Aaa,, Ampun " ucap Hazeera dengan keringat yang tiba-tiba bercucuran menatap Ara yang berdiri didepannya memegang pistol yang sudah dia bidik tepat ke pelipis nya .
" Sudah Aku bilang jangan mengganggu anjing , Aku sedang belajar " ucap Ara menatap Hazeera tajam .
" I, iya " kata Hazeera dengan gelagapan saat hidupnya seperti diujung tanduk di tangan gadis itu.
" Awas mengadu , Aku tembak dengan pacar kau itu sekalian " tegas Ara kembali menyimpan pistol nya kebelakang.
Hazeera menghempaskan tubuhnya yang bergetar hebat saking takut keatas ranjang bahkan untuk bicara saja lidahnya sudah kelu .
Tak menyangka gadis nakal dan polos itu akan punya pistol asli yang Artinya dia bisa membunuh siapa saja yang dia inginkan .
" Sayang kenapa ?" tanya Rey yang masuk kamar untuk mengambil berkas tapi kaget melihat wajah Hazeera yang duduk ditepi ranjang itu begitu pucat .
" A, Aku mau pulang " ucap Hazeera dengan gemetaran.
" Kenapa kamu sakit ?" tanya Rey melihat Hazeera yang keringat dingin dengan wajah pucat sekali .
" A, aku cuma mau pulang " ucap Hazeera dengan ketakutan.
Rey melirik Ara yang masih fokus belajar bergantian dengan tatapan takut Hazeera.
" Ara kamu apakah Hazeera?" tanya Rey pada Ara.
" Tidak ada" jawab Ara yang fokus mencatat itu tanpa menoleh .
Walaupun dengan sejuta pertanyaan di otaknya Rey membawa Hazeera keluar dari kamar dan mengantarkan pulang seperti permintaan Hazeera.
" Sayang kenapa?" tanya Rey yang tengah menyetir itu berulang kali pada Hazeera yang masih diam seribu bahasa .
" Ka, kamu harus menceraikan Ara secepatnya" ucap Hazeera yang murni tidak ingin Rey kenapa jika tinggal bahkan sekamar dengan gadis berbahaya itu .
Ucapan Ara akan melenyapkan Rey juga masih terngiang-ngiang ditelinga Hazeera.
" Tidak bisa begitu Sayang , keluargaku akan marah besar karena kami belum genap sebulan menikah dan juga tidak ada alasan aku menceraikan nya " ucap Rey yang merasa tidak ada masalah dengan Ara .
" Tapi dia sangat berbahaya Rey " tegas Hazeera.
" Berbahaya?" ulang Rey mengangkat sebelah alisnya meminta penjelasan, sepertinya memang terjadi suatu antara Hazeera dan Ara dikamar ketika Rey tidak ada .
" A, Aku di todongkan pistol tadi dan di, dia juga berkata akan membunuhmu jika Aku mengadu " ucap Hazeera benar-benar ketakutan.
Rey tertawa spontan saat Hazeera benar-benar termakan omongan gadis nakal seperti Ara.
"Sayang dia itu masih kecil dan memang nakal jadi kamu jangan termakan ucapan nya" kekeh Rey , lagian tidak logis rasanya gadis yang baru berusia belasan tahun seperti Ara akan punya pistol asli .
" Sayang apa kamu lupa dia anak mafia " tegas Hazeera saat Rey terlihat begitu santai tanpa takut .
" Dia bukan mafia sayang , dia hanya pewaris " jawab Rey yang sudah punya jawaban valid karena selain bertanya dia juga menyelidiki.
"Tapi dia benar-benar menodongkan Aku pistol Rey " ucap Hazeera meyakinkan tak ingin Rey kenapa-kenapa.
" Ya itu pistol mainan Sayang atau mungkin kotak pensilnya" ucap Rey yang tidak heran dengan Ara yang memang punya peralatan sekolah berbentuk aneh termasuk pensil berbentuk peluru .