After Divorce

"Rayden, dengarkan daddy dulu," ucap Alex.

Meski sang anak memunggunginya namun Alex tetap memeluk erat Rayden dari belakang.

"Tante Amora akan datang kemari dan menemani kamu, sementara mommy Jia pergi_"

"Tapi mommy Jia tidak akan pergi jika Daddy dan Oma tidak selalu memarahi Mommy," potong Rayden, wajahnya semakin di tekuk ketika mommy nya dibandingkan dengan wanita lain, yang Rayden tidak mengenalnya.

"Tidak ada tante Amora tidak apa-apa, lagipula ada Ina yang selalu menemani aku," putus Rayden pula.

Membuat Alex menghembuskan nafasnya pelan merasa kecewa. Jika sudah seperti ini dia tidak bisa lagi melawan Rayden, karena akhirnya pasti Rayden akan semakin marah.

"Baiklah, maafkan Daddy, besok daddy hanya akan pergi karena ada urusan bisnis, bukan menjemput tante Amora."

"Bohong! lama-lama Daddy jadi seorang pembohong."

Alex terdiam, selalu kalah berdebat.

"Maafkan Daddy sayang."

"Dimaafkan, tapi ada satu syaratnya." Rayden mulai kembali menatap berbalik dan menatap sang ayah.

"Apa?" tante Alex.

"Telepon mommy Jia sekarang."

"Baiklah."

Alex langsung mengambil ponselnya diatas nakas, lalu menghubungi sang mantan istri.

Namun sayang, ternyata nomor ponsel Jia tidak aktif. Membuat Rayden langsung memasang wajah masam.

"Mommy pasti sudah tidur, kita tidur juga ya? dan jangan marah karena daddy sudah menuruti keinginan Rayden."

"Baiklah," jawab Rayden pasrah.

Pagi datang.

Dan Alex benar-benar pergi ke negara S untuk menemui Amora nanti malam.

Siang dia sampai di negara itu dan beristirahat di hotel nya. Alex membawa banyak hadiah yang akan dia berikan pada Amora.

Hah! rasanya Alex sudah tidak sabar menunggu nanti malam. Sejak kini jantungnya sudah berdebar, seolah kembali merasakan apa itu yang namanya jatuh cinta.

Dia menunjukkan penampilan terbaiknya, bersiap menemui wanita pujaannya.

Ruang VIP restoran Spagho di hotel Marina bay Sun.

Alex datang lebih dulu, terus menatap pintu menunggu Amora membukanya.

Dan di menit ke 10 dia menunggu akhirnya pintu itu terbuka, seorang wanita cantik dengan tubuhnya yang langsing terawat masuk, senyumnya yang malu-malu membuat jantung Alex semakin tidak menentu.

Alex bahkan langsung bangkit, menjabat tangan Amora setelah 5 tahun waktu berlalu.

Banyak yang berubah diantara mereka, termasuk Amora yang terlihat semakin cantik dan mempesona.

Sekali melihat, Alex sudah terpana.

"Al."

"Amora."

Sapa keduanya dengan tatapan yang saling terkunci dalam.

Mereka lantas duduk, saling berhadapan hingga bisa menelisik satu sama lain.

"Aku sudah mendengar tentang perceraian mu, apa yang terjadi?" tanya Amora, dari nadanya bicara ada rasa simpati disana, seolah dia menyayangkan perceraian Alex dengan Jia. Ya, Amora tahu siapa itu Jia. Wanita biasa yang tiba-tiba menggantikan posisinya menjadi istri Alex.

"Tidak perlu membahas itu, bagaimana kabar mu? apa semuanya baik-baik saja?" balas Alex, membahas Jia hanya akan merusak suasana indah mereka.

Perbincangan itu mengalir begitu saja, hingga Alex bertanya kenapa selama ini Amora selalu menolak perolehannya yang diatur oleh keluarga.

"Karena aku mencintai kamu Al, aku tidak bisa berhubungan dengan yang lain," jawab Amora.

Sebuah jawaban yang selama ini Alex tunggu-tunggu.

Dia menggenggam tangan kiri Amora yang ada diatas meja dan langsung menyematkan sebuah cincin indah disana.

"Aku juga masih sangat mencintai kamu Amora, ikutlah bersamaku dan kita akan menikah."