NovelToon NovelToon
Single Mom

Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Saat keadilan sudah tumpul, saat hukum tak lagi mampu bekerja, maka dia akan menciptakan keadilannya sendiri.

Dikhianati, diusir dari rumah sendiri, hidupnya yang berat bertambah berat ketika ujian menimpa anak semata wayangnya.

Viona mencari keadilan, tapi hukum tak mampu berbicara. Ia diam seribu bahasa, menutup mata dan telinga rapat-rapat.

Viona tak memerlukan mereka untuk menghukum orang-orang jahat. Dia menghukum dengan caranya sendiri.

Bagaimana kisah balas dendam Viona, seorang ibu tunggal yang memiliki identitas tersembunyi itu?

Yuk, ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

"Di mana kau menemukan ini?" tanya Viona seraya bangkit dari lantai. Semangatnya kembali datang menggebu, harapan kembali hadir memenuhi relung kalbu. Mereka pasti bertemu.

"Di bagian gedung paling belakang, tapi setahuku tempat itu sudah tidak boleh dikunjungi siswa," jawab si penjaga keamanan sembari menatap liar pada Viona.

Tanpa berpikir, wanita satu anak itu bergegas pergi ke gedung paling belakang dari lingkungan sekolah tersebut. Gedung terbengkalai yang tak pernah digunakan, berisi barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Kotor dan berdebu.

Langkah kaki wanita itu tidak terlihat ragu sama sekali. Sudah banyak bahaya yang dia hadapi di masa mudanya. Sekarang, demi si buah hati bahaya apapun akan dia hadapi seorang diri.

"Viona! Kau benar-benar bodoh!" Penjaga keamanan menyeringai jahat, menatap sekeliling memastikan tak ada orang lain di sekitar tempat tersebut sebelum menyusul Viona.

Brak!

Viona membuka pintu gudang, debu-debu berterbangan menyambut dirinya. Tempat yang gelap gulita, hanya mengandalkan cahaya-cahaya dari luar yang menyelinap lewat celah.

"Merlia!" Dia memanggil sang anak seraya masuk lebih dalam ke tempat tersebut.

Ada banyak tumpukan bangku dan meja rusak, papan tulis, juga segala macam peralatan yang sudah tak layak pakai. Viona menyusuri tempat tersebut jengkal demi jengkal. Melongo ke bawah, mendongak ke atas, menoleh ke kanan dan kiri, memastikan keberadaan Merlia.

Namun, sepanjang mata memandang, tak ada siapapun di dalam sana. Mata Viona melebar ketika melihat tas sekolah milik Merlia yang tersembunyi di bawah tumpukan meja. Ia mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk penyambung tangan, meraih benda tersebut dan mendekapnya dengan linangan air mata.

"Merlia!" Viona bergetar, pikiran buruk pun memenuhi kepalanya.

Sekali lagi dia memastikan tempat tersebut, dan menemukan benda lainnya. Satu bagian sepatu Merlia yang terlempar di sudut ruangan. Viona berlari mengambil benda itu. Menyatukan ketiganya dengan hati yang pilu.

"Merlia, di mana kau, sayang?" Air matanya menganak sungai, dia berlari keluar setelah tidak menemukan sosok sang anak.

Tak ingin membuang waktu, Viona ingin mencari ke tempat lain. Namun, sosok bertubuh tinggi besar, menghadang di ambang pintu. Si penjaga keamanan tersenyum mencurigakan.

"Apa yang kau inginkan? Apa kau yang melakukan semua ini terhadap anakku?" hardik Viona dengan kobaran panas di dalam dadanya.

Tangannya mengepal kuat, kedua matanya yang sipit memancarkan kemarahan luar biasa. Viona tak akan pernah mengampuni mereka yang sudah berbuat jahat terhadap anaknya.

"Viona! Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi terhadap anakmu. Sudah aku katakan, sejak pagi dia tidak berada di sekolah. Mungkin pergi bersama teman laki-lakinya. Itu hal biasa, mereka sedang belajar caranya menjadi dewasa. Kau tak perlu secemas itu," ucap si penjaga keamanan sembari melangkah masuk mendekati Viona.

"Merlia diseret ke tempat ini. Jika bukan kau, siapa lagi yang datang pagi-pagi setelah kami?" selidik Viona tanpa beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri meski tahu bahaya sedang mengintai.

"Ayolah, Viona! Merlia datang atau tidak ke sekolah, hanya kau yang tahu. Lagi pula selama ini bukankah kau tidak pernah meninggalkannya? Kenapa hari ini kau bisa kehilangan dia?" tanya penjaga keamanan sembari terus mengikis jarak antara mereka.

Kepalan tangan Viona semakin menguat, selama ini penjaga keamanan itu cukup bersikap baik terhadap mereka. Entah apa yang terjadi hari ini, yang pasti Viona akan menyelidiki nya sampai tuntas.

"Viona, sudah lama sekali aku memendam rasa terhadapmu, tapi kau sangat menjaga jarak. Malam ini, izinkan aku menyentuhmu sedikit saja. Aku berjanji akan bersikap lembut terhadapmu," katanya merayu.

Viona memicingkan mata tak senang, dia sudah tidak mempercayai laki-laki dan bersumpah untuk tidak menikah lagi seumur hidupnya.

Melihat Viona yang tidak bergerak menjauh, dia mengira wanita itu pun menginginkannya. Sebagai seorang janda yang sudah lama tak merasakan sentuhan, dia yakin Viona merindukan semua itu. Senyumnya bertambah lebar seiring jarak yang kian menipis.

Dengan berani, dia menjulurkan tangan hendak menyentuh Viona. Namun, hal yang tak terduga dari respon wanita itu, Viona meraih tangannya. Meremas jemari besar itu hingga membuatnya memekik kesakitan.

"Argh! Le-lepaskan tanganku!"

Viona memutar tangan tersebut ke belakang tubuh penjaga keamanan. Ia yang dikuasi amarah dan rasa cemas melampiaskan semuanya kepada laki-laki itu. Viona menghantam punggung si penjaga keamanan cukup keras hingga tubuhnya menabrak kursi-kursi yang bertumpuk.

"Argh!"

Tak puas, Viona menerjang, menendang sekali lagi. Dia tidak suka terhadap laki-laki yang memandang lemah wanita. Tubuh besar laki-laki itu terjatuh di lantai, darah merembes dari sela-sela bibirnya. Viona berjalan mendekat, kali ini dia terlihat bagai malaikat pencabut nyawa yang akan melenyapkannya dari muka bumi ini.

"Jangan! Maafkan aku, Viona. Tolong, aku benar-benar meminta maaf kepadamu," ucapnya mengangkat tangan ke depan menolak kedatangan Viona.

Namun, bukan persetujuan, tapi Viona justru menginjak kaki laki-laki itu dengan sangat keras.

"Argh!"

Sendi-sendi yang terasa sakit karena hantaman tadi, bertambah ngilu ketika Viona menginjaknya.

"Di mana anakku?" tanyanya dengan rahang mengeras dan gigi-gigi yang saling beradu satu sama lain.

"Ti-tidak tahu. Sungguh, aku tidak tahu di mana Merlia. Aku tidak melihatnya sama sekali hari ini. Kumohon percaya padaku," ucapnya lagi memohon.

Apa yang dia katakan memanglah benar. Dia tidak bertemu dengan Merlia hari itu. Viona menelisik wajah berjanggut itu dengan teliti. Ia beranjak dan tanpa mengatakan apapun, pergi dari tempat tersebut. Dia berjalan cepat keluar sekolah, bahkan tidak menyapa Parta, penjaga keamanan yang lain.

"Viona!" Parta memanggil, tapi Viona terus berjalan tanpa menoleh.

Semua orang mencurigakan baginya dan tak ada siapapun yang dapat dipercaya. Viona hanya mempercayai diri sendiri. Ia menyusuri jalan sembari menggendong tas sekolah Merlia. Malam semakin larut, tak ada bintang di langit. Awan hitam bergumpal-gumpal, menghalangi cahaya rembulan. Jalanan sudah mulai lengang, dan kejahatan baru saja akan dimulai.

Duar!

Petir menyambar, rintik hujan turun membasahi bumi malam itu, tapi langkah Viona sama sekali tidak surut. Ia terus berjalan menyusuri tepian, berharap akan melihat sosok Merlia di jalan pulang.

Hujan semakin deras, dan langkah Viona tetap berlanjut sembari menatap ke semua tempat. Di kejauhan, dia melihat keramaian. orang-orang mengerubungi sesuatu di tepi jalan sepi itu.

Deg!

Jantung Viona berpacu dengan prasangka. Dia berlari mendekati kerumunan itu, berharap bukan anaknya di sana. Ia menyingkirkan satu per satu orang-orang yang menghalangi jalannya. Seorang gadis tergeletak tak berdaya di sana dengan pakaian yang compang camping dan ada banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Merlia!" lirih Viona dengan hati bergetar.

Air mata berlomba dengan hujan, ia mendekat ingin memastikan penglihatannya tak salah. Viona jatuh berlutut di samping gadis tersebut, menelisik dengan saksama wajah yang hampir tak dikenali itu.

"Merlia!" panggilnya sekali lagi dengan suara yang lirih.

Merlia membuka mata, menatap ibunya.

"Ibu!" katanya lemah.

Viona meraung, meraih tubuh sang anak dan mendekapnya. Menjerit tanpa suara.

"Merlia! Anakku!" katanya dengan hati yang menjerit sakit.

Desas-desus orang-orang yang berkerumun tak ia pedulikan.

"Ibu, aku kedinginan," bisik Merlia.

Viona mengangguk-anggukkan kepala, ia beranjak mengangkat tubuh Merlia seorang diri tanpa meminta bantuan warga. Tak ada siapapun yang dapat menolongnya. Jika mereka ingin menolong, sudah sejak tadi Merlia tidak dibiarkan di sana.

Apa yang terjadi hari ini padamu, akan Ibu cari pelakunya walau harus ke penghujung dunia.

1
Liana CyNx Lutfi
nach gitu jngn ksih ampun ,sdh berkurang 2 orang tinggal menggu giliran laki2 bejat lainya
Dian Susantie
nah.. Dicky...!! saatnya giliranmu..!!
kyknya Peni yg terakhir.. buat jackpot bapaknya.. si mantan Viona..!! 👻👻👻
Dian Susantie
wah.. wah.. wah...!! tinggal si Peni ama ponakan nya Ghavin nih..!!! kira² diapain ya mereka ama Viona..??!! 🤔🤔🙄🙄
Tiara Bella
lanjut ....semangat Thor....
Tiara Bella
agen Vi dilawan....
VYRDAWZAmut
crazyyy dong kkakk/Tongue//Tongue//Tongue/
icha amelia
semangat thor
kaylla salsabella
tinggal nunggu giliran kalian
vj'z tri
tenang kamu memang gak kelihatan waktu kejadian tapi nama kamu di list paling atas 😏😏😏😏🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
lanjut ✋ siapa lagi selanjut nya antri tapi 🤭🤭🤭🤭🤭
kaylla salsabella
satu pelaku udah mati ... tinggal yang lainnya
VYRDAWZAmut
mantapp thor critanya
Markonah
keren, luar biasa imajinasix thor. biodatax viona dong hehe... smngat Thor teruskan karyax yg luar biasa ini 🤗🥰 menungguu eposide berikutx 😁
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Nanin Rahayu
lanjut 🥰🥰
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
ceritanya bagus....
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Tiara Bella
lanjut Thor....
Aisy Hilyah: trimakasih
total 1 replies
Tiara Bella
kapok gk Lo Aditya.....karma dtng Untuk lo
Aisy Hilyah: kapok pastinya
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa ...lama ...lama bakal gila kamu Aditya
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
Diyah Pamungkas Sari
hukumannya berjalan.... aseeekkkk. jan lupa sm mantan suami vio jg, bkin sengsara! semangat up!!! 💪💪
Aisy Hilyah: tenang dia ada waktunya
total 1 replies
Dian Susantie
rasakan apa yg dirasakan Merlia... Dit..!!! 👿👿
Aisy Hilyah: bener banget
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!