NovelToon NovelToon
Single Mom

Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Single Mom / Identitas Tersembunyi / Dendam Kesumat / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:64.2k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Saat keadilan sudah tumpul, saat hukum tak lagi mampu bekerja, maka dia akan menciptakan keadilannya sendiri.

Dikhianati, diusir dari rumah sendiri, hidupnya yang berat bertambah berat ketika ujian menimpa anak semata wayangnya.

Viona mencari keadilan, tapi hukum tak mampu berbicara. Ia diam seribu bahasa, menutup mata dan telinga rapat-rapat.

Viona tak memerlukan mereka untuk menghukum orang-orang jahat. Dia menghukum dengan caranya sendiri.

Bagaimana kisah balas dendam Viona, seorang ibu tunggal yang memiliki identitas tersembunyi itu?

Yuk, ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 3

"Di mana kau menemukan ini?" tanya Viona seraya bangkit dari lantai. Semangatnya kembali datang menggebu, harapan kembali hadir memenuhi relung kalbu. Mereka pasti bertemu.

"Di bagian gedung paling belakang, tapi setahuku tempat itu sudah tidak boleh dikunjungi siswa," jawab si penjaga keamanan sembari menatap liar pada Viona.

Tanpa berpikir, wanita satu anak itu bergegas pergi ke gedung paling belakang dari lingkungan sekolah tersebut. Gedung terbengkalai yang tak pernah digunakan, berisi barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Kotor dan berdebu.

Langkah kaki wanita itu tidak terlihat ragu sama sekali. Sudah banyak bahaya yang dia hadapi di masa mudanya. Sekarang, demi si buah hati bahaya apapun akan dia hadapi seorang diri.

"Viona! Kau benar-benar bodoh!" Penjaga keamanan menyeringai jahat, menatap sekeliling memastikan tak ada orang lain di sekitar tempat tersebut sebelum menyusul Viona.

Brak!

Viona membuka pintu gudang, debu-debu berterbangan menyambut dirinya. Tempat yang gelap gulita, hanya mengandalkan cahaya-cahaya dari luar yang menyelinap lewat celah.

"Merlia!" Dia memanggil sang anak seraya masuk lebih dalam ke tempat tersebut.

Ada banyak tumpukan bangku dan meja rusak, papan tulis, juga segala macam peralatan yang sudah tak layak pakai. Viona menyusuri tempat tersebut jengkal demi jengkal. Melongo ke bawah, mendongak ke atas, menoleh ke kanan dan kiri, memastikan keberadaan Merlia.

Namun, sepanjang mata memandang, tak ada siapapun di dalam sana. Mata Viona melebar ketika melihat tas sekolah milik Merlia yang tersembunyi di bawah tumpukan meja. Ia mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk penyambung tangan, meraih benda tersebut dan mendekapnya dengan linangan air mata.

"Merlia!" Viona bergetar, pikiran buruk pun memenuhi kepalanya.

Sekali lagi dia memastikan tempat tersebut, dan menemukan benda lainnya. Satu bagian sepatu Merlia yang terlempar di sudut ruangan. Viona berlari mengambil benda itu. Menyatukan ketiganya dengan hati yang pilu.

"Merlia, di mana kau, sayang?" Air matanya menganak sungai, dia berlari keluar setelah tidak menemukan sosok sang anak.

Tak ingin membuang waktu, Viona ingin mencari ke tempat lain. Namun, sosok bertubuh tinggi besar, menghadang di ambang pintu. Si penjaga keamanan tersenyum mencurigakan.

"Apa yang kau inginkan? Apa kau yang melakukan semua ini terhadap anakku?" hardik Viona dengan kobaran panas di dalam dadanya.

Tangannya mengepal kuat, kedua matanya yang sipit memancarkan kemarahan luar biasa. Viona tak akan pernah mengampuni mereka yang sudah berbuat jahat terhadap anaknya.

"Viona! Aku sungguh tidak tahu apa yang terjadi terhadap anakmu. Sudah aku katakan, sejak pagi dia tidak berada di sekolah. Mungkin pergi bersama teman laki-lakinya. Itu hal biasa, mereka sedang belajar caranya menjadi dewasa. Kau tak perlu secemas itu," ucap si penjaga keamanan sembari melangkah masuk mendekati Viona.

"Merlia diseret ke tempat ini. Jika bukan kau, siapa lagi yang datang pagi-pagi setelah kami?" selidik Viona tanpa beranjak sedikit pun dari tempatnya berdiri meski tahu bahaya sedang mengintai.

"Ayolah, Viona! Merlia datang atau tidak ke sekolah, hanya kau yang tahu. Lagi pula selama ini bukankah kau tidak pernah meninggalkannya? Kenapa hari ini kau bisa kehilangan dia?" tanya penjaga keamanan sembari terus mengikis jarak antara mereka.

Kepalan tangan Viona semakin menguat, selama ini penjaga keamanan itu cukup bersikap baik terhadap mereka. Entah apa yang terjadi hari ini, yang pasti Viona akan menyelidiki nya sampai tuntas.

"Viona, sudah lama sekali aku memendam rasa terhadapmu, tapi kau sangat menjaga jarak. Malam ini, izinkan aku menyentuhmu sedikit saja. Aku berjanji akan bersikap lembut terhadapmu," katanya merayu.

Viona memicingkan mata tak senang, dia sudah tidak mempercayai laki-laki dan bersumpah untuk tidak menikah lagi seumur hidupnya.

Melihat Viona yang tidak bergerak menjauh, dia mengira wanita itu pun menginginkannya. Sebagai seorang janda yang sudah lama tak merasakan sentuhan, dia yakin Viona merindukan semua itu. Senyumnya bertambah lebar seiring jarak yang kian menipis.

Dengan berani, dia menjulurkan tangan hendak menyentuh Viona. Namun, hal yang tak terduga dari respon wanita itu, Viona meraih tangannya. Meremas jemari besar itu hingga membuatnya memekik kesakitan.

"Argh! Le-lepaskan tanganku!"

Viona memutar tangan tersebut ke belakang tubuh penjaga keamanan. Ia yang dikuasi amarah dan rasa cemas melampiaskan semuanya kepada laki-laki itu. Viona menghantam punggung si penjaga keamanan cukup keras hingga tubuhnya menabrak kursi-kursi yang bertumpuk.

"Argh!"

Tak puas, Viona menerjang, menendang sekali lagi. Dia tidak suka terhadap laki-laki yang memandang lemah wanita. Tubuh besar laki-laki itu terjatuh di lantai, darah merembes dari sela-sela bibirnya. Viona berjalan mendekat, kali ini dia terlihat bagai malaikat pencabut nyawa yang akan melenyapkannya dari muka bumi ini.

"Jangan! Maafkan aku, Viona. Tolong, aku benar-benar meminta maaf kepadamu," ucapnya mengangkat tangan ke depan menolak kedatangan Viona.

Namun, bukan persetujuan, tapi Viona justru menginjak kaki laki-laki itu dengan sangat keras.

"Argh!"

Sendi-sendi yang terasa sakit karena hantaman tadi, bertambah ngilu ketika Viona menginjaknya.

"Di mana anakku?" tanyanya dengan rahang mengeras dan gigi-gigi yang saling beradu satu sama lain.

"Ti-tidak tahu. Sungguh, aku tidak tahu di mana Merlia. Aku tidak melihatnya sama sekali hari ini. Kumohon percaya padaku," ucapnya lagi memohon.

Apa yang dia katakan memanglah benar. Dia tidak bertemu dengan Merlia hari itu. Viona menelisik wajah berjanggut itu dengan teliti. Ia beranjak dan tanpa mengatakan apapun, pergi dari tempat tersebut. Dia berjalan cepat keluar sekolah, bahkan tidak menyapa Parta, penjaga keamanan yang lain.

"Viona!" Parta memanggil, tapi Viona terus berjalan tanpa menoleh.

Semua orang mencurigakan baginya dan tak ada siapapun yang dapat dipercaya. Viona hanya mempercayai diri sendiri. Ia menyusuri jalan sembari menggendong tas sekolah Merlia. Malam semakin larut, tak ada bintang di langit. Awan hitam bergumpal-gumpal, menghalangi cahaya rembulan. Jalanan sudah mulai lengang, dan kejahatan baru saja akan dimulai.

Duar!

Petir menyambar, rintik hujan turun membasahi bumi malam itu, tapi langkah Viona sama sekali tidak surut. Ia terus berjalan menyusuri tepian, berharap akan melihat sosok Merlia di jalan pulang.

Hujan semakin deras, dan langkah Viona tetap berlanjut sembari menatap ke semua tempat. Di kejauhan, dia melihat keramaian. orang-orang mengerubungi sesuatu di tepi jalan sepi itu.

Deg!

Jantung Viona berpacu dengan prasangka. Dia berlari mendekati kerumunan itu, berharap bukan anaknya di sana. Ia menyingkirkan satu per satu orang-orang yang menghalangi jalannya. Seorang gadis tergeletak tak berdaya di sana dengan pakaian yang compang camping dan ada banyak luka di sekujur tubuhnya.

"Merlia!" lirih Viona dengan hati bergetar.

Air mata berlomba dengan hujan, ia mendekat ingin memastikan penglihatannya tak salah. Viona jatuh berlutut di samping gadis tersebut, menelisik dengan saksama wajah yang hampir tak dikenali itu.

"Merlia!" panggilnya sekali lagi dengan suara yang lirih.

Merlia membuka mata, menatap ibunya.

"Ibu!" katanya lemah.

Viona meraung, meraih tubuh sang anak dan mendekapnya. Menjerit tanpa suara.

"Merlia! Anakku!" katanya dengan hati yang menjerit sakit.

Desas-desus orang-orang yang berkerumun tak ia pedulikan.

"Ibu, aku kedinginan," bisik Merlia.

Viona mengangguk-anggukkan kepala, ia beranjak mengangkat tubuh Merlia seorang diri tanpa meminta bantuan warga. Tak ada siapapun yang dapat menolongnya. Jika mereka ingin menolong, sudah sejak tadi Merlia tidak dibiarkan di sana.

Apa yang terjadi hari ini padamu, akan Ibu cari pelakunya walau harus ke penghujung dunia.

1
Liana CyNx Lutfi
Begitu tragis kehidupn viona ayahnya dibunuh krn menegakkan keadilan Sungguh jd orang baik dan jujur adalah nyawa taruhanya sungguh miris,,,jngn menyerah vi habisi smuanya blaskan dendam ayahyamu
Dian Susantie
yah.. gitu deh.. bahkan di dunia nyata pun masyarakat udh ga percaya.. 🤭🤭
vj'z tri
😭😭😭😭😭😭😭 makin seruuuuuuuuu 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Nanin Rahayu
Viona pasti kuat BS menghancurkan semuanya... jangan d gantung Thor
kaylla salsabella
semoga viona baik" saja
vj'z tri
wow kerenn 🥳🥳🥳🥳
Agus Tina
Para penegak hukum yg bodoh. Hanya untuk menyelamatkan 1 atau 2 anak ingusan bodoh mereka harus mengorbankan pukuhan anggotanya juga kerugian material yg tidak sedikit.
Khusnul Khotimah
para pecundang,,,,,,berteriak hukum jika dia dirugikan,,,,,tp tutup mata tutup telinga membuang hati kala dirinya sendiri berbuat keji
Liana CyNx Lutfi
viona sdh menyiapkan segala kemunkinan untuk merlia sungguh dirimu ibu yg luar biasa viona ,km harus kuat iya merlia krn skrang ibumu membutuhkan km...viona tangguh mudah2n gk terjadi apa2 thor
Nanin Rahayu
lanjut thorr 🥰🥰🥰
Nanin Rahayu
maaf lahir batin thorr 🥰
we
taqaballahu Mina wa minkum syimana wa syimakum
Liana CyNx Lutfi
jngn panik merlia ayo km harus kuat yakin km akan selamat insya Allah ibumu dtang tepat waktu,iku kumpulah sirkus ghavin dan siketua tua bangka mencegat vi muda2hn viona dikasih kemenangan gk knp2 betapa berat hidupmu viona harus menghadapi orang2 yg rakus yg haus dngn kekuasaan ...jngn bkin viona kalah thor ksian hidupnya sdh pnuh dngn penderitaan
vj'z tri
maaf lahir batin ya Thor 😁
Mas Budian
sama sama maaf lahir batin juga, selama ini aku hanya bisa minta update, belum bisa memberi. tapi untuk sekedar bunga boleh lah....
Ochyie Aguztina
mohon maaf lahir batin juga ya ka aouthor 🙏😘
Tiara Bella
maaf lahir batin jg thor.....lanjut
Dian Susantie
duh... lg tegang² nya ini.. 😖😖😖
ok lah thor.. maaf lahir batin jg ya. 🙏🏼🥰
Dewisartika Hutabarat
lanjut
Dian Susantie
kl perlu hancurkan kantor polisi sekalian Vi..!! 🤪🤪🤪 upss.. 🤭🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!