NovelToon NovelToon
Reborn For Revenge

Reborn For Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kelahiran kembali menjadi kuat / Dijodohkan Orang Tua / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Gloretha

⚠️Warning⚠️

Cerita mengandung beberapa adegan kekerasan


Viona Hazella Algara mendapatkan sebuah keajaiban yang tidak semua orang bisa dapatkan setelah kematiannya.

Dalam sisa waktu antara hidup dan mati Viona Hazella Algara berharap dia bisa di beri kesempatan untuk menembus semua kesalahan yang telah di perbuatnya.

Keluarga yang dicintainya hancur karena ulahnya sendiri. Viona bak di jadikan pion oleh seseorang yang ingin merebut harta kekayaan keluarganya. Dan baru menyadari saat semuanya sudah terjadi.

Tepat saat dia berada di ambang kematian, sebuah keajaiban terjadi dan dia terbawa kembali ke empat tahun yang lalu.

Kali ini, Viona tidak bisa dipermainkan lagi seperti di kehidupan sebelumnya dan dia akan membalas dendam dengan caranya sendiri.

Meskipun Viona memiliki cukup kelembutan dan kebaikan untuk keluarga dan teman-temannya, dia tidak memiliki belas kasihan untuk musuh-musuhnya. Siapa pun yang telah menyakitinya atau menipunya di kehidupa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

    Dan benar saja, didalam ruangan private itu, Ziya dan yang lainnya sudah selesai berfoto-foto dan membaginya ke media sosial mereka masing-masing.

    Setelah mereka tenang dan fokus dengan ponsel mereka, membaca komentar yang baru saja masuk dan beberapa masih ada yang mengedit fotonya.

    Billy mengusap dagunya dan tatapan penuh perhitungan terlintas di matanya. Rasa malu yang disebabkan oleh Viona padanya hari ini sudah membuatnya semakin merasa kesal. Ia menatap Ziya sebelum akhirnya bertanya. "Ziya, apa Viona bisa minum alkohol?."

    "Hm... seinget gue sih ngga! Dia ngga bisa minum banyak sebelum mabuk." Jawab Ziya, dia teringat bahwa Viona pernah mabuk bersama Leo sebelumnya dan mabuk hanya setelah minum beberapa gelas.

    Ziya menatap Billy dan bisa merasakan apa yang ada didalam pikiran lelaki itu, tetapi dia tetap berpura-pura tidak tahu, mengerjapkan matanya dengan raut polos. "Billy, emangnya kenapa? Tumben lo nanya kayak gitu?."

    "Oh, ngga papa kok. Gue cuma mau main game sama dia." Senyum licik tersungging senyum di bibir Billy..

    "Billy, lo mau bikin Viona kapok ya?."  Tanya Freya sembari mencondongkan tubuhnya, tatapan matanya menunjukan kesenangan.

    "Gue juga mau ikutan dong!." Timpal Veyra.

    Fero mengernyitkan dahinya. "Guys, bukannya itu terlalu kejam ya? Kita main keroyokan kayak gini, padahal Viona udah ngajak kita masuk ke klub ini!." 

    "Heh, lo lupa gimana dia tadi memperlakukan gue hari ini?." Billy menatap Fero dengan tatapan kesalnya. "Kalau lo emang sahabat kita, seharusnya lo dukung gue lah!."

    Dahi Fero mengernyit, tetapi dia tidak bisa berkata apa pun.

    "Terus... apa nih yang mau kita lakuin buat bales perbuatan Viona?." Tanya Freya.

    Billy menundukkan kepalanya dan menjelaskan rencananya kepada semua orang. Tepat saat dia selesai bicara, pintu ruangan terbuka dan terlihat Viona yang masuk kedalam.

    "Eh, Viona. Kenapa lo lama banget? Kita semua udah nungguin dari tadi." Kata Billy yang langsung menyapa Viona.

    "Apa yang kalian tunggu dari gue?." Tanya Viona.

    "Buat main game bareng!." Billy meraih dadu dan beberapa botol minuman yang sudah tersedia. "Ayo sini, kita main dadu bareng-bareng. Siapa pun yang dapet angka terkecil harus minum satu tegukan!."

    Mendengar hal ini, Ziya menutup mulutnya dan tersipu. "Ah ngga deh, gue ngga minum banyak sebelum mabuk.."

    Sementara itu, Viona punya firasat tentang apa yang mereka lakukan, tetapi dia tetap terlihat tenang. "Gue juga, gue ngga bisa minum alkohol terlalu banyak."

    Setelah mendengar bahwa Viona tidak bisa minum banyak alkohol, Billy menjadi lebih bersemangat. "Gini deh... kalau lo ngga bisa minum banyak alkohol, ngga apa-apa. Kalau lo kalah, lo bisa minta cowok siapa pun yang mau buat gantiin lo minum. Gimana?."

    Billy menatap Viona dengan penuh harap, mengira Viona akan ragu-ragu dan langsung mengaku kalah. Namun yang mengejutkannya, Viona langsung menghampiri dan duduk bersama mereka. "Oke deh, kedengarannya seru."

    Meski terkejut, Billy tetap merasa gembira. Berpikir bahwa Viona sudah masuk kedalam perangkapnya. Dia suka ketika bagaimana terkadang Viona tidak punya otak dan dia bisa dengan mudah menipunya.

    "Ayo kita mulai!." Seru Billy sembari melemparkan dadu dan ketiga dadu itu memperlihatkan angka enam semuanya.

    "Wah, Billy. Lo bener-bener hebat!." Freya bertepuk tangan dengan kagum.

    Billy merasakan gelombang kesombongan dalam dirinya. Ia telah bermain dengan banyak dadu sebelumnya dan menguasai keterampilan melemparnya. Ia selalu menang melawan orang-orang biasa yang tidak tahu cara melempar dadu. Dan hari ini, ia bertekad untuk mengalahkan Viona!

    Setelah ronde pertama, Ziya ternyata kalah. Dia menutupi wajahnya dengan malu-malu. "Yahhh.... Gue ngga bisa minum. Ada yang bisa minum buat gue ngga?."

    Leo segera mengulurkan tangannya hendak mengambil gelas, tetapi tatapannya tiba-tiba jatuh ke mata Ziya yang seakan tengah memberi isyarat padanya. Membuat Leo segera menyadari sesuatu, dia tidak bisa menunjukkan tanda-tanda kasih sayangnya terhadap Ziya dan dengan canggung kembali menarik tangannya dan duduk dengan sempurna.

    Viona memperhatikan semuanya dan sudut matanya berkedut. 'Apa yang sebenarnya mereka lakuin? Apa mereka punya hubungan rahasia? Najis!.'

    Billy memperhatikan bahwa tidak ada orang yang mau minum untuk Ziya dan melihatnya tanpa ragu-ragu.

    Tanpa ragu, Billy mengambil minuman itu. "Biar gue aja yang minum ini buat lo, Ziya!." Kata Billy sebelum akhirnya menenggak minumannya dalam gelas hingga habis.

    Freya yang memperhatikan tindakan Billy pun mengernyitkan dahinya dengan raut wajah tidak setuju.

    Viona, di sini lain terlihat bertepuk tangan. "Wah, Ziya. Billy baik banget ya sama lo. Hubungan kalian pasti dekat banget... ya kan? Ngga mungkin Billy seperhatian itu."

    Mendengar perkataan Viona yang seperti itu, tatapan tajam Freya langsung tertuju pada Ziya.

    Ziya tercengang. Baginya, Viona benar-benar bodoh, jika dia tidak bisa mengatakan hal-hal yang baik seharusnya dia lebih baik diam dan tidak mengatakan apa pun.

    "Di antara kami ngga ada yang istimewa kok. Billy kan cowoknya Freya dan justru itu jadi hal baik kalau Billy bersikap kayak gini sama cewek. Billy pasti bisa memperlakukan Freya dengan lebih baik. Aku ngerasa bahagia buat Freya dan aku juga beruntung bisa temenan sama dia." Kata Ziya.

    Ziya benar-benar licik dan kata-katanya dengan cepat menghilangkan kecanggungan diantara mereka.

    "Astaga! Gue ngga tau cara main dadu ini. Kalian aja deh yang main." Ziya kembali buka suara dan memilih mundur setelah kalah. Dia tahu bahwa semakin sedikit orang yang bermain, maka semakin tinggi kemungkinan Viona akan kalah.

    

   Begitu Ziya keluar dari permainan, Freya dan Veyra juga mengikuti rencana itu dan langsung berhenti bermain. Sebelum Viona sempat berkata apa-apa, Billy telah lebih dulu menyelanya. "Viona, lu juga udah nggak mau main? Kalau gitu, kita bertiga nggak akan bisa seneng-seneng dong."

    Hari ini, apa pun yang terjadi, Billy harus membuat Viona mabuk, lalu mengambil beberapa foto c4bulnya dan membuat gadis itu terlihat buruk!

    Viona mengusap dagunya. "Tapi, menurut gue permainan ini ngebosenin!."

    "Oh? Jadi lu mau permainan yang gimana?."

   Viona memiringkan kepalanya. "Hm... gimana kalau gini aja, kita berpasangan-pasangan dan tim mana yang bisa dapetin angka dadu terendah adalah tim yang kalah, yang kalah harus minum. Gimana menurut lo?."

    Fero segera menawarkan diri. "Ah, gue yang akan jadi tim lo." Dia tidak bisa tahan ketika melihat Billy hanya menargetkan Viona sendirian dan ingin membantunya.

    Namun, Viona justru terlihat ragu-ragu, dia menoleh menatap Leo dengan sedikit isyarat. Leo yang memang duduk didekat Viona pun mengernyitkan dahinya.

    Pada saat yang sama, rasa superioritas yang telah lama hilang itu muncul kembali. Leo tahu itu, bahwa Viona masih belum bisa melupakannya! Ziya sangat senang dan segera mengirim pesan kepada Leo agar lelaki itu mau mengambil inisiatif.

Bagaimanapun, Viona saat ini tidak puas dengan Leo dan menganggap Leo terlalu bersikap dingin padanya. Ini adalah kesempatan yang bagus.

    Saat itu, Ziya kembali mengisyaratkan agar Leo setuju untuk bergabung menjadi tim Viona. Agar Viona kembali menaruh hatinya pada Leo. Tentu saja atas permintaan gadis tercintanya, Leo segera mengangguk saat menatap Ziya.

    "Gue yang akan ada di Tim Viona."

    Viona meraih dadu dan tersenyum pada Leo. "Kita pasti menang!."

    Billy tidak bisa menahan tawanya. 'Lo pikir bisa menang dari gue? Viona... Viona....'

    Saat ronde pertama berakhir, jelaslah bahwa Viona kalah telak. Meskipun Fero sudah mencoba melemparkan dadu dengan ceroboh, berharap agar Viona bisa menang, tetapi entah bagaimana Viona terus berakhir dengan skor rendah secara konsisten.

    Sembari mendesah, Viona mendorong beberapa gelas minuman ke arah Leo. "Gue sial melulu deh dari tadi kalah!. Leo, lo bisa ngabisin semua ini buat gue, kan?."

    Raut wajah Leo menegang. Ia meringis saat menghabiskan seluruh minuman dan beberapa gelas itu. Begitu semuanya habis, ia mulai merasa mual. Meski pun ia memiliki toleransi yang cukup baik terhadap alkohol, tetapi sebelumnya Viona telah menghajar perutnya habis-habisan dan perutnya menjadi merasa tidak nyaman.

    Viona tampak tidak menyadari ketidaknyamanan Leo dan terus saja bermain dengan penuh semangat. Namun, setiap kali Viona melempar dadu, skornya tetap selalu rendah dan dia terus saja kalah.

    "Viona, sekarang terserah lo." Kata Leo, saat Viona mengedipkan matanya dengan polos padanya. "Gue udah ngga bisa minum semua alkohol ini sendirian, lo juga harus minum sedikit." Imbuhnya, tak kuasa menahan diri.

    "Tapi Leo, gue kan udah ngomong... kalau gue ngga minum alkohol. Dan lagian, lo cuma minum alkohol segini aja masa ngga bisa? Lo ngga mau bantuin gue?." Protes Viona.

    Leo berbalik, menatap Ziya. Dengan tekat yang bulat, Leo langsung mengambil botol minuman dan menenggaknya hingga habis tak tersisa. Pada akhirnya, wajah Leo memerah.

    'Sial! Kalau Viona kalah lagi dan gue yang minum... gue bener-bener ngga akan sanggup lagi.' Batin Leo.

    Dan ya, ketika Viona melemparkan dadu dan kembali kalah untuk kesekian kalinya, raut wajah Leo terlihat masam.

    "Viona kalau lo ngga tau caranya main. Mendingan lo ngga usah main lagi, oke?."

    Viona membelalakkan matanya yang bulat dan indah itu. "Wah, lo bener-bener ngeremehin gue! Kalau gitu, oke... kita ngga usah main lagi. Gue mau pulang." Ancam Viona dan hendak pergi.

    Billy menolak untuk membiarkan Viona pergi begitu saja. Ia langsung menatap Leo. "Leo, cuma minum alkohol segitu aja, lo udah ngga sanggup. Lo terlalu lemah!."

    "Lo bilang gue lemah?." Tanya Leo dengan amarah yang terpancar dimata merahnya sembari meraih botol alkohol yang masih baru.

    "Viona, ngga ada gunanya kalau main, tapi lo ngga minum. Nanti kalau lo kalah, giliran lo yang harusnya minum!." Kata Billy.

    Leo menatap Viona dengan tidak sabar. "Kalau lo kalah lagi dalam ronde ini, gue ngga akan sanggup minum lagi. Gimana menurut lo?." Leo menatapnya dengan pandangan menggoda.

    Ini pertama kalinya Leo bersikap begitu terus terang padanya. Dulu, jika Viona mendapat perhatian seperti ini darinya, dia pasti akan merasa sangat senang sampai tidak bisa tidur. Tapi sekarang... ugh, Viona ingin memuntahkan semuanya dalam benaknya. 'Sial, apa cowok ini udah gila? Najis!.'

    Menghadapi perhatian Leo yang terus minum demi dirinya atau katakan saja karena perintah Ziya, Viona berpura-pura berpikir sejenak, lalu tak lama kemudian menganggukkan kepalanya.

    "Jangan khawatir, Leo. Kalau gue kalah lagi dalam ronde ini, gue akan minum sendiri. Lo bisa istirahat." Katanya.

    "Ya udah, gini aja... gue akan minum buat lo di ronde kali ini aja. Setelah itu gue udah ngga mau lagi." Leo meraih gelas dan menuang minuman kedalam gelas itu.

    Setelah kembali kalah, Leo meminum minuman tersebut. Setelah dia menghabiskan minuman terakhirnya, perut Leo sudah benar-benar mual.

    "Ya ampun, Leo. Lo jadi cowok kok baik banget sihhh!." Viona berpura-pura memperlihatkan raut wajah takjubnya, menepuk-nepuk punggung tangan Leo dan tersenyum manis.

    Leo tidak yakin apakah dirinya mabuk atau tidak, tetapi dia merasa bahwa senyuman yang Viona tunjukkan padanya seperti mengandung sedikit kelicikan.

1
Devi Sri lestari
bgs
R@3f@d lov3😘
takut Billy 🤣🤣🤣Padahal cuma diisengin Viona
R@3f@d lov3😘
udah kalah juga masih sombong 😏😤billy"
R@3f@d lov3😘
🤣🤣🤣dikerjain habis" an itu Leo
R@3f@d lov3😘
kasihan kamu Freya 😏punya teman kayak ziya sampah dan penghianat
R@3f@d lov3😘
lanjut kak
R@3f@d lov3😘
padahal ceritanya bagus,,malah gak ada yang baca🙄tenang ja kak aq sukaaaaaaaa 🤗 ceritanya
Violetta Gloretha: maaciww kak😘🤭
total 1 replies
R@3f@d lov3😘
cinta varell sangat tulus sama Viona 😍
R@3f@d lov3😘
buat viona lebih tegas kak
R@3f@d lov3😘
emang enak dicuekin 😂🤣
R@3f@d lov3😘
ternyata ada benalu dan sampah 😏 dirumah Viona
R@3f@d lov3😘
menarik
R@3f@d lov3😘
menarik 🤪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!