Menikah belum menjadi prioritas Hasna walaupun dia menyukai anak kecil. Kesukaannya pada dunia kerja mempertemukannya dengan seorang anak yang membuatnya jatuh cinta dan terlibat terlalu dalam dengan Maura. Gadis kecil yang menempel padanya seperti anak koala dan sulit lepas. Tawaran menjadi ibu bagi Maura menjadi hal yang menarik dan menyenangkan, tapi Hasna lupa... Maura memiliki ayah dan kakak perempuan. Menjadi ibu Maura berarti menjadi istri dari Reza dan ibu dari Hujan. Mampukah Hasna menjalani kehidupan dengan 3 orang dengan karakter yang berbeda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Manusia Setengah Otak
Pagi hari di Meja Makan
"Papi... boyeh dengal cerita Kula-kula Limau lagi?" tanya Maura
"Hmm... boleh" Reza kemudian memutarkan rekaman voice note Hasna. Hujan yang duduk di sebelah Maura mendengarkan rekaman itu dan melihat ke arah Reza. Pagi itu semuanya sudah bersiap untuk beraktivitas di pagi hari. Maura hari ini tidak akan ikut Reza ke kantor karena Omanya akan datang menemani, sedangkan Hujan akan pergi ke sekolah bersama Reza.
"Siapa itu yang bercerita Pap?" tanya Hujan sambil pura-pura asyik dengan sarapannya.
"Hmm... owh stafnya Papi yang kemarin menemani Maura makan" Reza tampak tidak perduli, matanya sibuk membaca laporan yang nanti akan menjadi bahan rapat. Data Perusahaan Tiongkok yang akan melakukan kerjasama dengan perusahaannya sangat meyakinkan, tapi mengapa tidak sesuai dengan rekomendasi dari counterpart yang ada di Tiongkok yang selama ini menjadi konsultan bisnisnya.
"Staf baru yah?" tanya Hujan lagi.
"Hmmm... mmm iya.. koq tau?" Reza menoleh dan merasa heran
"Soalnya dia tidak tau kalau Maura sudah tidak punya Ibu" Hujan berdiri dan meninggalkan meja makan, baginya jawaban dari Papinya tidak akan lengkap dan memuaskan nanti siang dia harus bertanya pada Maura. Adiknya paling senang bercerita, tidak akan ada hal yang ditutupi kalau bertanya pada Maura.
"Mola sekalang mau mandi padi-padi ahhhh...sebelum Oma datang" Maura bergegas turun dari kursinya, sarapan serealnya sudah habis.
"Hmmm... waaah tumben anak Papi sekarang gak susah mandi, pengen keliatan cantik yah di depan Oma supaya dapat hadiaaah" tanya Reza sambil nguyel-nguyel rambut Maura
"Indaaa... Mola tatut nanti Mola banyak kutu kalu tida mandi kaya Limau" Maura manyun sambil membuka bajunya bersiap untuk mandi.
"Papi mau berangkat mengantar Kaka ke sekolah, Maura mandi sama Mba Ina yah... Kiss Papi dulu sebelum ke kantor.. supaya Papi nya semangat bekerja dan cepat pulang" Reza menyodorkan pipinya kepada Maura
"muaaahh.... muaaahhh.... nanti Mola mau minta celita lagi syama Ka Asna ... Mola suka.. Mola sukaa.." Maura meloncat-loncat ...
Reza hanya tersenyum kecut. "Hmmm bagaimana caranya meminta anak setengah otak itu mengirimkan lagi cerita untuk Maura dengan alasan yang masuk akal.... terlalu memalukan kalau aku memintanya langsung" Reza bingung.
"Nanti Papi ceritakan saja dari buku cerita yang Papi belikan, tidak usah cerita dari Ka Hasna lagi" Reza langsung membuat alasan supaya tidak usah berhubungan lagi dengan anak setengah otak itu
"Tida mahu... tida mahu... celita papi inda lucu... celita Ka Asna lucu... Mola inda suka celita Papi" Maura langsung berlari ke dapur mencari Mba Ina...
"Arggggg....." Reza menggaruk-garuk kepalanya... mengesalkan
"Papi.... ayo... aku udah terlambat nanti sebentar lagi macet, jam pertama olahraga, gurunya suka stress ngasih hukuman tambahan lari di track... males aku keringetan" Hujan menengok Reza di ruang tengah dari tadi dia sudah menunggu di luar. Reza tidak pernah mengizinkannya naik ojek online, alasannya jangan pergi dengan orang yang tidak dikenal. Padahal diam-diam Hujan sering menggunakan ojek online tanpa sepengetahuan Papinya.
Sebetulnya alasan Reza untuk selalu mengantarkan Hujan ke sekolah adalah karena itu adalah satu-satunya kesempatan untuk quality time bersama Hujan. Kalau di rumah selalu ada Maura yang meminta perhatian Reza, di perjalanan ke sekolah biasanya Reza akan bertanya aktivitas di sekolah dan kejadian-kejadian yang menarik yang bisa Hujan ceritakan. Sehingga kalau sehari saja tidak mengantarkan Hujan, Reza merasa ada yang belum selesai ia lakukan hari itu. Itu semua demi menebus rasa bersalahnya pada almarhum istrinya Mitha.
Setelah mengantarkan Hujan ke sekolah, Reza langsung berangkat ke kantor. Sepanjang perjalanan dia memikirkan alasan yang tepat untuk meminta Hasna membuat cerita baru bagi Maura."Arggggghhh.... peduli amat nanti aku suruh saja Aswin untuk membuat alasan"... Reza tersenyum asistennya paling pintar dalam membuat alasan, tidak sia-sia Ia membayar Aswin mahal.
Sesampainya di kantor Reza langsung memanggil Aswin ke ruangannya.
"Win... hmmm bagaimana caranya supaya menyuruh anak setengah otak itu supaya membuat cerita untuk Maura tapi tidak keliatan aku yang membutuhkan cerita dia" ucap Reza langsung.
"Maksudnya siapa pak?" Aswin bingung "Manusia setengah otak ... Frankenstein?... film lama.. ini apa maksudnya pagi-pagi nanya aneh-aneh"
"Itu anak HRD yang dibawah yang suka sama Maura" Reza mendengus ... Kadang-kadang Aswin suka pura-pura lupa atau lupa betulan sih.
"Owhhhh.... Hasna.... hahahahah setengah otak dari mana Pak... malahan cerdas saya bilang sih" Aswin tertawa, masih terbayang muka Hasna yang penuh dengan coretan di mukanya.
"Coba kamu dengarkan saja cerita dia tentang Kura-kura dan Harimau... ceritanya aneh, tidak ada dalam buku dongeng seperti ini, manusia halusinasi kayanya... mungkin generasi sekarang memang tepat disebut generasi micin" Reza menyodorkan hapenya kepada Aswin, diputarnya voice note yang dikirim Hasna kepadanya.
"Bhaahaha....bhahahahhaa"... sepanjang cerita Hasna diputar Aswin tidak berhenti tertawa-tawa... cerita yang sangat orisinil, out of the box, imaginasi tingkat dewa menurut Aswin.
"Bahahahahhaha... ini Bapak bisa meminta dia mengirimkan cerita dengan voice note kemarin waktu Bapak meminta nomor hapenya dia?" Aswin bertanya..
Aswin ingat malam itu tiba-tiba Reza meneleponnya untuk mencarikan nomor hape Hasna, Aswin sampai harus menelepon bagian HRD yang membawahi Divisi Pelatihan dan Pengembangan untuk mencarikan nomor Hasna.
"Iya... saya ancam dan marahi dia gara-gara menyebutkan kalau dia sudah mengirimkan cerita Kura-kura dan Harimau ke hape saya, setiap malam Maura menangis meminta cerita itu"
"Masalahnya sekarang Maura meminta cerita lagi, dia tidak mau cerita yang saya bacakan... katanya tidak lucu... padahal apa lucunya cerita dia ... menceritakan Harimau bugil... aku sampai bingung menjelaskan bugil pada anak kecil" Reza mendengus kesal.
"Ahahahahhahaha.... saya juga suka ceritanya Pak sangat lucu" tungkas Aswin sambil tertawa-tawa
"Artinya otak kalian sama ukurannya sama dengan Maura... masih otak anak balita" Reza kesal
"Oke...oke.... saya ada ide Pak....Hahahahahaha... saya juga butuh banyak cerita seperti ini kedepan..." Aswin langsung terpikir satu ide yang cemerlang
"Apaaa?"... tanya Reza
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
* Dalam sejarah orang yang berotak Genius seringkali dianggap orang aneh dan bodoh. Jadi kalau ada yang menganggap kalian bodoh dan tidak cerdas.. itu karena mereka tidak tahu bahwa sebetulnya kita ini cerdas seperti Hasna dan Aswin... #berharapsajabegitu... Hahaha 😂
#########
🥰🥰🥰 Terima kasih sudah membaca karya pertama saya, jangan lupa vote, like n komen yaaa supaya semangat nulisnya.. love u all 🥰🥰🥰
\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#\#
Pdhl sdh tau arah cerita tp tetep aja ngakak
Ha ha ha...
selamat Bunaa.. resmi jadi Bunda nya anak petir mulai hari ini🤣🤣🤣
pas bca pertama blmm ngerti.. pas bca ulang udah amit-amit dari part awal sama si nenek lampir🤭