Regina, memilih bercerai dari sang suami yang telah menikahinya selama 5 tahun.
Dia selalu tidak terlihat di depan sang suami karena perempuan lain yang dicintai suaminya.
Namun setelah bercerai, ternyata malah menjadi awal dari kisah cintanya bersama sang adik ipar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Akan mendaftarkan pernikahan
Tiga hari kemudian, Regina keluar dari kantor pengadilan sambil membawa surat cerai yang telah diresmikan.
Regina merasa seluruh beban di pundaknya telah menghilang dan dia merasa telah menjadi orang yang baru setelah melepaskan statusnya sebagai istri Kevin.
'Padahal sudah 5 tahun aku menderita, namun tak menyangka aku menderita untuk orang yang salah,' Regina tersenyum konyol sambil menatap ke arah langit yang tampak begitu cerah di hari itu, seolah-olah langit setuju dengan kebebasan yang didapatkan oleh Regina.
"Mau pergi makan tumpeng untuk merayakannya?" Tiba-tiba sebuah suara dari samping membuat Regina menoleh ke arah sumber suara dan mendapati Arvin menatapnya dengan sebuah senyuman di wajah.
Senyuman itu pun menular ke wajah Regina saat ia berlari ke arah Arvin dan memeluk pria itu dengan hangat.
"Aku tidak ingin tumpeng, aku hanya mau makan es krim," kata Regina dalam pelukan Arvin.
Arvin mengelus punggung Regina, mendaratkan sebuah ciuman hangat di puncak kepala Regina lalu berkata, "apapun yang kau inginkan."
Maka keduanya pergi ke toko es krim, membeli dua kotak es krim dan memilih menikmatinya di taman.
Kebetulan sekali taman tempat mereka berada ialah taman yang dekat dengan rumah sakit, jadi di sisi lain taman, ada juga Selena yang berjalan-jalan bersama Kevin.
Di tangan Selena ada kembang gula berwarna merah muda yang dipadukan dengan putih dan perempuan itu terlihat menikmati kembang gula yang dibelikan oleh Kevin.
Sambil berjalan dengan santai, Selena berkata, "Apakah Regina sudah mengurus berkas perceraian kalian?"
"Sepertinya begitu, dia tidak akan menundanya," jawab Kevin dengan yakin.
"Bagus kalau begitu, lalu,,,, kapan kita bisa resmi menjadi suami istri?" Tanya Selena menghentikan langkahnya dan menatap Kevin dengan mata berkaca-kaca, dia tidak sabar untuk segera menjadi Nyonya Taliban dan mendapatkan statusnya sebagai seorang bangsawan.
Orang-orang akan merasa iri padanya, dan statusnya akan meningkat drastis hingga semua orang akan bersujud di kakinya dan meminta belas kasih daripadanya.
"Begitu aku mendapat informasi dari asistenku bahwa Regina sudah selesai mengurus perceraian kami, kita akan langsung ke pencatatan sipil untuk mendaftarkan pernikahan kita," ucap Kevin membuat Selena tersenyum bahagia.
Dia pun memeluk Kevin sambil berkata, "Terima kasih sayang, Aku merasa seperti orang yang sehat dan tidak sedang dalam keadaan sakit, aku benar-benar bahagia mendengar mu," ucap Selena dengan senyuman mengembang sempurna di wajahnya yang masih terlihat pucat.
"Jangan khawatir, akan kupastikan kau benar-benar menjadi orang yang sehat. Dalam bulan ini, Kau pasti akan mendapatkan seorang pendonor," kata Kevin mengelus rambut panjang Selena.
"Hm,, Aku tidak sabar untuk menikah denganmu, lalu mendapatkan nomor hati dan sembuh, Setelah itu kita akan mempunyai anak yang manis dan lucu, Bukankah membayangkan hal seperti itu sangat membahagiakan?" Kata Selena menatap Kevin dengan senyuman di wajahnya yang pucat.
Mendengar mimpi sang kekasih yang begitu indah namun terucap dari bibir yang pucat dan pecah-pecah serta wajah yang seolah-olah tidak memiliki darah karena penyakit yang dideritanya, Kevin merasa terenyuh, "Aku tidak sabar untuk menunggu saat itu tiba," ucap Kevin.
"Aku juga tidak sabar," kata Selena melepaskan pelukan mereka, lalu berlari kecil di rerumputan sambil berputar.
"Hati-hati," ucap Kevin penuh rasa khawatir.
"Aku baik-baik saja, lihat aku bisa melompat!" Seru Selena Sambil mencoba melompat, lalu meneruskan larinya dengan penuh keceriaan.
Tetapi ketika ia melewati sebuah pohon yang membuatnya menghilang dari pandangan Kevin, tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Selena, "akh!!"
Kevin yang mendengarnya pun langsung berlari cepat ke arah teriakan tersebut, dan terkejut mendapati Selena terjatuh di rerumputan dengan noda es krim di pakaian Selena.
Sementara di dekat Selena berdiri Regina yang memegang kerupuk es krim.
"Apa yang terjadi?" Kevin dengan cepat membantu Selena berdiri dan seketika air mata Selena terjatuh di pipinya saat ia berada di pelukan Kevin.
"Aku tidak tahu, dia tiba-tiba saja menyandungku dengan kakinya dan sengaja menjatuhkan es krim itu ke tubuhku," kata Selena dalam isakannya.
Pandangan Kevin langsung menggelap menatap Regina, dia dengan dingin berkata, "Apa yang kau inginkan sekarang? Bukankah aku sudah menuruti permintaanmu untuk bercerai, tapi kenapa kau masih mengganggu? Lihat Bagaimana keadaannya Sekarang, dia sedang sakit parah, tapi kau masih tega menyakitinya seperti ini? Kau sungguh perempuan yang tidak punya hati, kau memang tidak pantas untuk dicintai oleh siapapun!"
Regina yang diam di tempatnya benar-benar merasa konyol mendengar ucapan Kevin, "Kau hanya mendengarkan kekasihmu dan kemudian berpikir apa yang dia katakan itu fakta? Bahkan jika dia bercerita bahwa aku mengambil bulan dan menjatuhkannya di atas kepalanya, Sepertinya kau juga akan mempercayainya," kata Regina dengan kesal.
"Sayang,," suara Selena semakin terdengar menyedihkan kala ia lanjut berkata, "Aku benar-benar mengatakan yang sesungguhnya, dia sepertinya benar-benar marah setelah kau menceraikannya dan berniat menikahiku, dia pasti telah dibutuhkan oleh rasa cintanya padamu, sehingga dia melakukan ini untuk membuatku semakin menderita."
Kevin semakin geram menatap Regina, dia benar-benar kesal karena Regina berani mengganggu Selena, terutama kondisi Selena saat ini baru saja membaik 2 hari yang lalu, dan diizinkan keluar dari rumah sakit untuk berjalan-jalan sebentar.
Karena apa yang dilakukan Regina ini, bisa membuat kondisi kesehatan Selena kembali memburuk.
Namun ketika Kevin hendak mengatakan sesuatu untuk kembali memarahi Regina, Arvin pun muncul dari belakang Regina dan langsung merangkul Regina.
"Apa yang terjadi? Aku mendengar keributan," kata Arvin.
"Seseorang bersandiwara, menuduhku menyandung kakinya ketika dia berlari," ucap Regina dengan suara yang dingin.
Arvin menghela nafas menatap dua orang di hadapannya, terutama Selena yang tampak terisak dalam pelukan Kevin, "kami datang ke taman untuk merayakan resminya perceraian Regina dengan mu, Jadi tidak mungkin Regina akan melakukan hal tidak menyenangkan seperti itu untuk merusak harinya. Sebaliknya, selingkuhanmu lah yang sulit untuk dipercaya di sini, mencuri suami orang lain saja bisa, apalagi mengarang cerita kecil seperti ini. Bukankah kau harus lebih berhati-hati pada orang sepertinya? Jangan-jangan nanti dia juga merebut suami perempuan lain dan meninggalkanmu?"
"Diam!" Kevin meneriaki Arvin, tidak menyangka adiknya akan berkata seperti itu.
"Kenapa? Kau takut? Harusnya kau lebih takut pada perempuan yang ada di pelukanmu itu, sandiwaranya benar-benar terlihat nyata," ucap Arvin lalu merangkul Regina pergi dari sana membuat Kevin mengepal kuat tangannya dengan emosi yang menyala-nyala melihat keduanya.
"Aku mengatakan yang sesungguhnya, hiks,, hiks,," Selena menangis sejadi-jadinya diperlukan Kevin membuat Kevin kembali memfokuskan perhatiannya pada Selena.
"Aku percaya padamu, Jangan dengarkan kata-kata mereka," ucap Kevin menghibur Selena.
"Asal kau percaya padaku, itu saja sudah cukup," kata Selena masih dengan suara yang tersedak air mata.
"Baiklah, Bagaimana kalau sekarang kita pergi mendaftarkan pernikahan kita?" Ucap Kevin yang merasa Selena akan senang jika mereka pergi ke pencatatan sipil.
Benar saja, Selena mengusap air matanya dengan kasar, dan menganggukkan kepalanya, "tentu," ucap Selena.
"Tapi kita harus mengganti bajumu dulu," ucap Kevin kemudian merangkul Selena pergi dari sana.
ya gak ada yg mau ama selwna yg pwnyakiran..
❤❤❤❤😉
begitu tau kepastian pisisi Kevin di perusahaan dan dan dikeluarga dia langsung berniat merebut Arvin
haa... betapa bodohnya kau Kevin
😀😀😀❤❤❤❤