Awalnya, aku kira dunia baruku, adalah tempat yang biasa-biasa saja. karena baik 15 tahun hidupku, tidak ada hal aneh yang terjadi dan aku hidup biasa-biasa saja.
Tapi, Setelah Keluarga baruku pindah ke Jepang. Entah kenapa, aku akhirnya bertemu pecinta oppai di samping rumahku, seorang berambut pirang mirip ninja tertentu, seorang pecinta coffe maxxx dengan mata ikan tertentu, dan seorang maniak SCP berkacamata tertentu.
Dan entah kenapa, aku merasa kehidupan damaiku selama 15 tahun ini akan hilang cepat atau lambat.
Karya dalam Crossover saat ini : [To Love Ru], [Highschool DXD], [Dandadan], [Oregairu], [Naruto], [Nisekoi]
Jika kalian ingin menambah karakter dari anime tertentu, silahkan beri komentar..
Terimakasih...
* Disclaimer *
[*] Selain OC, karakter dan gambar yang digunakan dalam Fanfic ini bukan milik saya, melainkan milik penulis asli, dan pihak yang bersangkutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aga A. Aditama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Takdir - Bagian 7
...Di Rumah Kenma...
Lala menggeliat di bawah futon, wajahnya masih memerah seperti buah delima yang diinjak-injak rasa malu. "Dia melindungi senyumanku... Senyumanku?" Tangannya menepuk pipi sendiri, mencoba mendinginkan suhu tubuh yang melonjak drastis. Tapi bayangan suara Kenma terus mengganggu, seperti lagu ceria yang diputar ulang di kepala.
Dengan gerakan dramatis ala tokoh anime romantis, dia menjatuhkan diri ke kasur dan menjerit pelan ke bantal. "Aku harus berterima kasih! Tapi bagaimana caranya? Memberinya hadiah? Makanan Bumi? Atau... kissu seperti di drama!?" Tubuhnya berguling-guling sampai terjatuh dari kasur. "Tidak! Itu terlalu memalukan! Peke, bantu aku—" Lalu teringat Peke masih hilang. "Ah, benar... Tapi setidaknya dia aman bersama Kenma."
Dia melompat ke cermin, mempraktikkan senyum terbaiknya. "Senyum ini harus tetap ada. Untuknya."
“Heheh~"
Tanpa sadar, tawa bodoh bocor dari mulutnya, saat dia mengingat perkataan Kenma yang ia dengar.
Sedangkan di luar kamar, Momo yang mendengar keributan dari kamar Lala. Dibuat heran dengan keanehan yang dilakukan Lala.
“Ada apa dengannya?"
...****************...
...Sementara Itu, Di Sainan Academy....
...Dengan Kenma...
Aku berlari(Dilarang berlari di lorong) ke kelas sambil mengutuk diri sendiri. "Kenapa aku bilang aku paham perasaanmu ke Tohsaka-san? Sekarang dia pasti mikir aku simp!"
Sekarang, saat aku menyadari apa yang telah aku katakan, rasa malu atas kejujuranku menghantam layaknya truk-kun, membuatku ingin segera di summon ke Isekai sekali lagi.
“Tidak... Tidak... Dunia ini saja sudah buat pusing, dan aku ingin ke Isekai, lagi? Lupakan, Kami-sama, aku bercanda! Jangan buat serius!"
Aku dibuat ngeri saat membayangkan diriku sekali lagi berakhir di dunia Isekai, dan cepat-cepat membuang jauh-jauh pikiran ngelanturku.
“Tapi tetap saja, aku benar-benar malu dengan apa yang terjadi barusan... Yosh... Mari kita hindari Tohsaka-san untuk sementara waktu."
“Kenapa kamu ingin menghindariku, Kirisaki-kun?"
“Uwah... ."
Suara yang tiba-tiba menyela perkataanku, membuat jantungku hampir melompat keluar.
Dan saat aku berbalik untuk melihat siapa yang mengejutkanku—aku malah bertemu dengan sumbernya langsung.
“Toh-tohsaka-san? Ada keperluan apa lagi? Kenapa kamu masih mengikuti aku?"
Aku benar-benar sudah lelah dengan gadis manis yang terus tersenyum ini, aku ingin dia cepat-cepat pergi dan meninggalkan aku sendiri.
“Bukankah kamu terlalu percaya diri, Kirisaki-kun? Siapa yang mengikuti siapa, sebenarnya?"
Untuk sesaat, aku bertanya-tanya apa maksud perkataan gadis ini.
“H-hah? Serius? Kirisaki-kun, itu benar-benar tidak lucu, tahu? Bukankah kita teman sekelas? Bukankah baru tadi aku mengajakmu ke ruang klub? Apakah kamu sudah lupa?"
Nah... Aku benar-benar lupa, aku benar-benar tidak mengingatnya. Padahal belum ada setengah jam sejak percakapan ramah(interogasi) kami di ruang klub seni.
Kenapa aku bisa lupa, yah? Kesannya seperti sudah berminggu-minggu saja sejak pertemuan tadi, kok aneh yah?
“Moh~ Kirisaki-kun benar-benar menyebalkan, sudahlah... Aku pergi dulu, sampai jumpa sore nanti, Kirisaki-kun."
Aku berkedip heran saat melihatnya menghilang memasuki ruang kelas. Bingung dan terkejut antara sifatnya, yang sangat kontras dengan apa yang aku lihat sebelumnya.
Jika kesanku sebelumnya untuk Sakura adalah gadis pendiam dengan kesan anggun nan lembut. Entah kenapa sekarang dia lebih banyak bicara, sikapnya juga lebih hidup.
Aneh...
Membuang pikiranku tentang Sakura, aku segera masuk ke ruang kelas.
Dan untuk langkah pertamaku menginjak kaki di ruang kelas, aku langsung di sambut oleh tatapan mata dari seluruh kelas.
Hal itu membuatku mundur selangkah, terkejut dengan pemandangan di hadapanku. Dan layaknya sebuah fatamorgana, teman sekelasku langsung mengalihkan pandanganya setelah melihatku.
Ada apa itu? Kenapa reaksimu seperti itu? Juga... Nee-chan... Kenapa kamu juga ikut-ikutan melotot kearahku? Apa salahku?
Dengan langkah canggung dengan tatapan mata yang mengikuti di belakang punggungku.
Aku berjalan mendekati tempat dudukku, dan duduk di samping Chitoge. Sambil mencoba mengabaikan tatapan panas dari siswa laki-laki yang sangat intens.
Aku bahkan mengabaikan tatapan Chitoge yang sangat tajam sekarang ini, tatapannya seperti sepasang laser yang mencoba menembus tubuhku.
Dan karena koneksi kami sebagai saudara kembar, aku merasa bisa membaca apa makna tatapannya sekarang ini.
Apa yang terjadi... Apa yang terjadi... Apa yang terjadi di antara kalian...
Kurang lebih seperti itulah, arti tatapannya padaku.
Aku sekarang sedikit menyesal karena bisa membaca ekspresinya, membuatku mampu memahami maksudnya, bahkan tanpa dia membuka mulutnya.
“Ohayo... Kenma. Bagaimana kabarmu?"
Di setiap situasi, pasti ada saja individu yang tidak bisa membaca situasi. Atau bahkan tidak perduli dengan suasana di sekitarnya? Entahlah, namun jelas bagiku bahwa Naruto adalah individu seperti itu.
“Ohayo... Naruto, cukup baik di sisiku. Bagaimana denganmu?"
Naruto berkedip mendengar sapaanku, dia nampak canggung saat mendengarnya. Di buktikan dengan bagaimana dia menggaruk-garuk pipinya, mencoba menutupi kecanggungannya.
“B-benarkah? kamu tidak berbohong, bukan?"
Untuk sesaat, aku bingung dengan alasannya bertanya seperti itu. Namun aku hanya menganggukkan kepala tidak yakin dengan komentarnya.
“Aku baik-baik saja, serius!"
“Ahh... Yah, aku percaya kok."
Apa karena aku sedikit ngotot di akhir kalimatku? Entah kenapa Naruto memasang diyakinkan, walaupun terkesan di paksakan.
Dan aku yang tidak ingin terlalu banyak membahas topik tersebut, segera mengalihkan topik pembicaraan.
Dan setelah beberapa saat kami mengobrol, pintu ruang kelas terbuka dan wali kelas kami, Kirisu-sensei memasuki ruang kelas.
“Selamat pagi, semua. Silahkan duduk di tempat duduk kalian, sensei akan mulai absensi pagi."
Kirisu-sensei berjalan, dan segera duduk di kursinya di depan kelas. Dan segera memulai absensi sebelum jam pertama dimulai.
“Ngomong-ngomong sebelum itu, Kirisaki-kun. Ada apa dengan wajahmu?"
“Ehh~?"
Perkataan Kirisu-sensei membuatku bingung untuk sesaat, bingung dengan apa maksud ucapannya.
“Pipimu merah, apakah kamu baru saja bertengkar dengan seseorang?"
Ahh... Sepertinya akan tercipta rumor baru tentangku, sial!
...****************...
Kelas pagi berakhir tanpa kendala, saat bel berdering menandakan waktu istirahat makan siang, menjadi tanda berakhirnya jam pelajaran dan perginya guru dari ruang kelas.
Ruang kelas yang sebelumnya fokus dengan materi pembelajaran, kini nampak riuh dengan para siswa yang mulai berkumpul dengan kelompoknya.
Baik itu untuk hanya sekedar mengobrol, bersosialisasi, atau bahkan untuk membuat rencana pergi ke kafetaria, atau makan bekal makan siangnya bersama.
Dan bagaimana denganku?
Tentunya aku juga makan siang, bahkan dengan tubuhku yang diperkuat dengan kemampuan adaptasi super(belum di beri nama Ultimus), aku masih membutuhkan asupan nutrisi untuk tubuhku.
Jadi di sinilah kami berakhir, di kafetaria, di kedai ramen yang kami kunjungi kemarin.
Awalnya, kelompok kami hanya berjumlah empat orang, dimana itu adalah aku, Chitoge, Naruto, dan Tsugumi. Namun sepertinya Chitoge telah mendapatkan seorang teman, dan mengajaknya makan siang bersama kami.
Dia adalah Isshiki Iroha, teman sekelas kami yang energik dan kawai~ menurut setandar teman sekelas kami. Juga merupakan murid populer di angkatan kami, dan sejujurnya banyak siswa dan siswi populer di sekolah ini.
Saat aku mengatakan banyak, jumlahnya benar-benar banyak. Karena menurut rumor yang pernah aku dengar, sepertinya ada beberapa siswa yang berani(nekat). Membuatku daftar siswa populer(siswi perempuan tentunya) di tiga tahun ajaran, dan mempostingnya di portal siswa.
Namun mari kita bahas itu untuk sekarang, karena menurutku ada hal lain yang lebih mendesak.
“Salam kenal, Hikigaya Hachiman. Siswa tahun kedua, anggota klub relawan."
“Konichiwa~ Minasan~ aku Yuigahama Yui, siswa tahun kedua, juga anggota klub relawan."
“Yukinoshita Yukino, ketua klub relawan."
Entah kenapa, kelompok kami bertemu dengan kelompok protagonis dari anime sebelah(Oregairu), dan berakhir satu meja dengan mereka dan makan siang bersama mereka.
Apa yang terjadi? Bagaimana semua bisa berakhir seperti ini?
Saat aku bertanya-tanya bagaimana bisa kami berkumpul dengan kelompok protagonis, dan satu meja dengan salah satu Lord-ku. Aku sedikit tercengang dengan begitu tiba-tibanya semua prosesnya, dan hanya bisa duduk kaku saat pandanganku tiba-tiba jatuh pada Iroha.
“Apakah ada yang aneh dengan wajahku, Kirisaki-kun?"
Iroha yang menyadari tatapanku padanya, hanya berkedip bingung dengan sikap polosnya. Untuk sesaat, aku berpikir sepertinya terlalu cepat berspekulasi, dan menduga semua ini hanya kebetulan semata.
“Ahh... Tidak apa-apa, aku hanya baru sadar—ternyata Isshiki-san memiliki wajah yang sangat manis. Untuk sesaat, aku seperti overdosis gula berlebihan, dan hampir terserang diabetes—."
“Uhuk... ."
“Uhuk... ."
“Woah... ."
“Ehh... ."
“Ck, penggoda."
“.... ."
".... ."
Reaksi mereka sangat beragam, sepertinya kejutan budaya cukup mengejutkan mereka. Awalnya aku ingin mengatakan lebih banyak, namun saat aku merasakan cubitan paha, dan injakan kaki, dari Chitoge dan Tsugumi, aku segera menutup mulutku.
Tapi serius, siapa yang mengatakan aku penggoda? Aku masih jauh dari jalan itu, paham!
Jadi aku menoleh untuk melihatnya, tapi saat mataku bertemu dengan tatapan dingin Yukinoshita-senpai. Aku segera mengalihkan pandanganku, kalah dalam kontes tatap mata yang bahkan belum di mulai.
btw Lala siapa ya🗿
gk sabar liat semua makhluk terkuat nya saling muncul, mulai dari hantu yang skala planet, orang tua nya Lala , sama dewa nya dxd 🤣
jadi kayak lucy