Jangan lupa follow Instagram author ya : @elaretaa
Hidup Kiara digunakan hanya untuk bekerja dan bekerja menghasilkan uang untuk orangtuanya yang begitu kejam pada Kiara, tidak ada tempat mengadu hingga sang sahabat memintanya untuk bertemu dan saling melepas rindu karena lama tidak bertemu.
Niat awal yang ingin bertamu itu justru membuat hidup Kiara berubah, karena salah paham yang terjadi dimana Kiara tidur bersama Rafa Kakak dari sahabatnya dan membuat keluarga sang sahabat meminta agar Kiara dan Rafa menikah padahal Kiara tidak mengenal pria tersebut dan Kiara juga tidak tau bagaimana ia bisa berada di kamar Rafa dan tidur dengannya.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Apa yang akan terjadi pada Kiara?
Kenapa Kiara bisa ada di ranjang tersebut bersama Rafa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekerasan?
Rafa, Roby, Hito, Kevin, Jake, Benny dan Malik sendiri sudah kenal sejak kecil bahkan mereka satu sekolah sejak sekolah dasar sampai SMA lalu mereka juga masuk ke kampus yang sama.
"Gue penasaran sama calon istri lo deh, sekelas Aura aja lo tolak. Jadi kan wajar kalau gue penasaran," ucap Jake.
"Itu calonnya Rafa," ucap Roby dengan menunjuk Kiara yang tengah membersihkan meja lain.
Semua teman Rafa pun melihat Kiara termasuk Rafa, mereka langsung saling pandang dan kembali melihat Rafa. "Lo yakin dia calon istri lo?" tanya Malik.
"Hem," jawab Rafa yang masih menatap lekat Kiara.
"Raf, kayaknya lebih cantikan Aura deh," ucap Jake.
"Terus?" tanya Rafa.
"Ya, masa lo sama dia sih, kurang Raf. Badannya kurus gitu terus juga badannya kayaknya gak kerawat deh banyak lukanya gitu, mendingan sama Aura lah, cantik, tubuhnya bagus dan dia juga kaya, ya setara lah sama lo," ucap Jake.
"Yaudah, kalau gitu lo sama Aura aja," ucap Rafa.
"Kok gue? Aura sukanya sama lo," ucap Jake.
"Gue gak suka Aura bagi gue, dia itu ganggu tau," ucap Rafa.
"Kalau udah bucin emang susah, Jake. Biarin aja lah, kita dukung aja Rafa," ucap Benny dan diangguki Jake.
"Tapi kok calon istri lo luka gitu ya Raf?" tanya Hito.
"Lo gak pukul dia kan?" tanya Benny.
"Lo yakin gue kayak gitu?" tanya Rafa.
"Hehehe, gak mungkin sih. Pasti bukan lo," ucap Benny.
Sore harinya, Kiara sudah selesai bekerja dan ia segera mengambil barang-barangnya lalu keluar dari restoran, namun Kiara cukup terkejut karena saat ia keluar dari restoran. Kiara melihat Rafa yang ada di depan restoran tengah menatap dirinya, Kiara pun menghampiri Rafa.
"Ka-kak Rafa belum pulang?" tanya Kiara.
"Masuk," ucap Rafa dan membukakan pintu mobilnya lalu Kiara pun masuk ke dalam mobil tersebut.
'Aku gapapa duduk disini, tapi bajuku kotor,'
Saat Kiara hendak membuka pintu mobil tersebut, Rafa sudah menguncinya terlebih dahulu. "Kak, aku keluar aja ya, bajuku kotor soalnya," ucap kiara.
"Kenapa wajahmu?" tanya Rafa.
"I-itu Kak, ke-kemarin aku gak sengaja kena pintu jadi kayak gini," ucap Kiara.
Kiara begitu gugup, ia takut jika Rafa menyadari wajahnya yang lebam, Kiara meremas tangannya dan berharap Rafa tidak membahas tentang wajahnya yang terluka. Namun, harapan Kiara harus pupus saat Rafa menarik pundaknya dan membuatnya berhadapan dengan Rafa, secara perlahan tangan Rafa membuka penutup pada mata Kiara, Kiara menahan tangan Rafa yang sudah berada di penutup tersebut.
"Aku gapapa Kak," ucap Kiara.
Rafa tidak merespon perkataan Kiara, ia justru membuka penutup tersebut hingga terlihatlah lebam pada mata Kiara, Kiara berusaha untuk menutupi matanya, namun Rafa menhaan tangannya.
"Siapa ngelakuin ini?" tanya Rafa.
"I-itu, kayak yang aku bilang tadi, a-aku kena pintu," ucap Kiara.
"Aku bukan anak kecil yang bisa ditipu dengan alasan yang gak masuk akal, bahkan orang gila tau kalau lebam ini karena dipukul," ucap Rafa.
Melihat Kiara yang hanya diam menbuat Rafa mengerti, lalu ia kembali menutup mata Kiara dan segera pergi meninggalkan restoran. Rafa melajukan mobilnya menuju rumah sakit, sesampainya di rumah sakit Rafa segera mendaftarkan Kiara untuk berobat.
Tak butuh wakti lama, Kiara pun segera di periksa oleh Dokter. Selama pemeriksaan, Rafa menunggu di luar ruangan, Dokter selesai mengobati Kiara lalu keluar dan menghampiri Rafa.
"Apa anda kerabat pasien?" tanya Dokter.
"Iya, saya calon suaminya," ucap Rafa.
"Apa anda tau mengenai kekerasan yang dialami pasien?" tanya Dokter.
"Kekerasan? maksud Dokter?" tanya Rafa.
"Jadi, setelah pemeriksaan, pasien mengalami kekerasan pada tubuhnya, banyak luka yang sepertinya sudah dilakukan sejak lama karena ada luka yang sudah tidak bisa di obati dan luka itu sudah membekas, sangat sulit untuk mengobatinya. Saya sudah bertanya pada pasien, tapi sepertinya pasien enggan untuk menjawabnya," ucap Dokter.
"Saya tidak tau mengenai kekerasan yang dialami calon istri saya Dok, apa keadaannya baik-baik saja?" tanya Rafa.
"Utnuk sekarang pasien sudah membaik, tapi yang saya takutkan jika nanti pasien mengalaminya kekerasan kembali, mungkin dia memang fisiknya kuat, taoi saya tidak yakin dengan mental dari pasien. Saat saya masuk dan mengobati pasien, pasien tampak takut, entah apa yang dia takutkan," ucap Dokter.
"Terimakasih Dok, saya akan berbicara dengannya setelah ini," ucap Rafa dan diangguki Dokter
Dokter pun pergi meninggalkan Rafa, lalu saat Rafa akan masuk ke ruangan tersebut tiba-tiba pintu terbuka diaman Kiara yang membuka pintu tersebut, "Mau kemana kamu?" tanya Rafa.
"A-aku mau pulang Kak, udah hampir malam," ucap Kiara.
"Gak bisa, kamu harus istirahat dulu," ucap Rafa.
"Kak, aku mohon," ucap Kiara.
Rafa yang melihat wajah memelas Kiara pun akhirnya luluh, "Sebentar, kita ambil obat dulu," ucap Rafa.
"Gak usah Kak, aku udah mendingan kok," ucap Kiara.
Rafa hanya diam dan mengambil obat yang sudah di resepkan Dokter. Setelah itu, Rafa pun membawa Kiara masuk ke dalam mobil dan ia mengendarai mobilnya ke rumah Kiara.
Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di rumah tersebut dimana sudah ada Ibu Ajeng yang berdiri di halaman rumah tersebut. Rafa keluar dari mobil dan membantu Kiara, lalu ia pun menuntun Kiara untuk berjalan sampai di hadapan Ibu Ajeng.
"Kiara kenapa nak Rafa?" tanya Ibu Ajeng.
"Kayaknya ada yang mukul Kiara, Bu," ucap Rafa.
Rafa memang tidak tau apa-apa pasalnya keluarganya tidak pernah memberitahu masalah yang dihadapi Kiara dengan keluarganya sehingga Rafa berpikir jika Kiara baik-baik saja dengan keluarganya. Rafa bukan tipe orang yang mencampuri urusan orang sehingga ia tidak tau banyak mengenai masalah yang dihadapi oleh orang lain termasuk Kiara, perempuan yang batu saja ia temui beberapa hari yang lalu, jangankan Kiara, Rafa pun tidak tau semua masalah yang dihadapi keluarganya.
"Astaga anak Ibu, makasih ya Rafa," ucap Ibu Ajeng.
"Iya, Bu. Kalau gitu, saya pamit dulu," ucap Rafa lalu menyalami Ibu Ajeng dan pergi dari rumah tersebut
Tanpa Rafa tau, Ibu Ajeng sudah mencengkram kuat tangan Kiara hingga kuku panjang Ibu Ajeng menancap pada kulit Kiara. Ibu Ajeng segera menarik rambut Kiara dan masuk ke dalam rumah, saat masuk ke dalam rumah Ibu Ajeng dengan tega mencekiki leher Kiara.
"Apa kau mengaduh hah iya!" bentak Ibu Ajeng.
"Ga-gak Bu, Kiara gak bilang apa-apa," ucap Kiara.
Ibu Ajeng melihat obat yang ada di tangan Kiara pun langsung merampas obat itu dan menginjaknya hingga hancur, "Siapa rusuh kau mengobati lukamu hah!" bentak Ibu Ajeng.
"Ma-maaf, Bu," ucap Kiara.
"Maaf, kau bilang! Sini ikut Ibu," ucap Ibu Ajeng dan membawa Kiara ke kamar mandi.
.
.
.
Bersambung.....