Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.
Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.
Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??
Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Karena godaan setan.
TIDAK UNTUK DI KAITKAN DENGAN DUNIA NYATA ATAUPUN PIHAK TERTENTU..!!!!
🌹🌹🌹
Hari ini adalah hari pengajuan nikah yang di tentukan. Di saat ini pula Bang Rico dan Bang Danar bersanding dengan pasangan masing-masing.
Perasaan Bang Danar semakin tidak menentu melihat Bang Rico menggandeng wanita yang ia cintai hingga melupakan yang tertinggal langkah jauh darinya.
"Abaaang..!!"
Mendengar suara Nindy, Bang Danar pun menoleh dan segera menghampiri.
"Masio kaku bojone ojo di tinggal to, Mbon..!!" Sindir Bang Rico karena sahabatnya itu memang luar biasa kaku dan dingin pada wanita.
Bang Danar hanya menanggapinya dengan senyum kecut, kemudian ia pun melangkah pelan mengimbangi langkah Nindy.
"Apa masih sakit sekali?" Bisik Bang Danar.
Nindi mengangguk pelan. Rasanya masih agak sungkan untuk bicara lebih terbuka pada suaminya itu.
Saat itu Nindy merasa Keinan terus memperhatikan suaminya bahkan dengan tatapan yang hanya bisa di mengerti oleh wanita.
"Bang, sepertinya daritadi Kei terus memperhatikan Abang." Bisik Nindy pada suaminya.
"Perasaanmu saja." Jawab Bang Danar.
Kening Nindy berkerut tapi karena suaminya sudah mengatakan hal itu, Nindy pun tidak mengambil pusing lagi dengan apa yang sempat di lihatnya tadi.
...
Banyak pertanyaan yang di ajukan pihak dinas dan para istri bisa menjawabnya dengan baik. Begitu juga dengan dua perwira muda, di bentuk sebagai pemimpin jelas keduanya mampu menjawab pertanyaan tanpa mengalami kesulitan berarti.
Kini matahari sudah nyaris di puncak kepala, dan mereka masuk ke dalam ruang kepengurusan istri anggota. Para istri pengurus begitu takjub melihat kecantikan istri para Danton yang luar biasa.
Paras wajah istri Letnan Rico yang nampak tegas dan berani serta istri Letnan Danar yang kalem dan murah senyum meskipun mereka masing-masing memiliki kelembutan tersendiri.
Saat menyanyikan Mars dan hymne, tidak ada cacat sedikitpun pada nada suara Keinan, tapi ternyata suara Nindy juga tidak kalah bagusnya.
"Waaahh.. selamat datang Ibu-ibu Danton. Selamat bergabung dengan kesatuan..!!" Ujar salah seorang ibu pengurus cabang.
Tentu saja Keinan dan Nindy sangat bahagia karena tidak ada masalah berarti dalam pengajuan nikah mereka.
Bang Rico dan Bang Danar yang menunggu di sudut ruangan ikut tersenyum bangga melihat para istri.
"Bu Danar kenapa? Daritadi saya lihat duduk gelisah. Apa mau ke toilet?" Tanya seorang istri anggota yang pastinya sudah sangat senior disana.
"Nggak, Bu. Nggak apa-apa. Hanya di sengat tawon." Jawab Nindy sedikit canggung.
"Aduuuhh.. hati-hati Bu Danar. Disini dekat dengan hutan. Banyak binatang yang suka tiba-tiba masuk rumah." Kata ibu tersebut.
"Aman Bu, ularnya juga sudah jinak." Sambar Bang Danar tersenyum meskipun nadanya serius.
"Apa tukang bangunan tidak membersihkan rumahmu? Masa ada tawon dan ular." Bisik Bang Rico ikut penasaran melihat Nindy duduk gelisah.
Tapi sesaat setelah melihat ekspresi wajah Bang Danar yang terlihat nakal menggoda Nindy dan Nindy pun berubah cemberut, barulah Bang Rico menyadari ada kejanggalan.
"Aseeeeemm.."
Plaaakk..
Bang Rico pun tertawa melihat kelakuan sahabatnya. "Apa semalam masih kurang??"
Ibu pengurus hanya bisa menahan tawanya. Hanya Keinan saja yang nampak sendu. Pria yang begitu di cintainya sudah melakukannya dengan gadis lain.
...
Siang itu di sebuah rumah makan, Bang Danar baru saja keluar dari toilet pria dan di saat itu Keinan menemui Bang Danar.
"Secepat itukah Abang melupakanku?? Abang sudah melakukannya dengan Nindy."
"Tidak usah bicara yang tidak-tidak. Laki-laki dan perempuan yang sudah menikah, wajar melakukannya." Jawab Bang Danar.
"Kei tau, Bang. Sampai saat ini Kei belum bisa melupakan Abang. Kei masih cinta sama Abang. Bisakah kita backstreet saja??Kei nggak bisa hidup tanpa Abang." Kata Keinan.
Bagai terbius, tiba-tiba Bang Danar menjadi bimbang. Bahkan Bang Danar tidak berkutik saat Keinan memeluknya bahkan mendorong masuk ke dalam toilet. Keinan berjinjit dan menyambar bibir Bang Danar. Untuk sesaat Bang Danar terbawa perasaan apalagi dirinya pernah merasakan manisnya madu ranjang, tentu hal itu membuatnya kembali 'haus'. Sensasi berbeda tentu sudah pasti di rasakannya sebab dulu Bang Danar begitu menjaga Keinan.
Desah keduanya semakin menjadi apalagi jemari lentik Keinan menjelajahi dada bidang Bang Danar hingga saat Keinan nyaris menyentuh barang pribadi miliknya, di saat itu pula Bang Danar tersadar.
"Astaga, Kei..!!!!!" Bang Danar membuka pintu dan mengeluarkan Keinan dari toilet pria.
Keinan pun tersadar dari kelakuannya, perasaannya berantakan, kakinya terasa gemetar.
Di dalam toilet, secepatnya Bang Danar merapikan diri dan kembali mengancingkan jaket untuk menutupi seragamnya. Tubuhnya terasa lemas tapi kemudian ia pun segera keluar dari toilet.
Tepat di saat itu Bang Rico berdiri di hadapan Bang Danar lalu menamparnya dengan keras.
plaaaaaakk..
Tamparan itu begitu mengena, di saat itu Keinan tidak bisa berbuat apapun karena Bang Rico sudah mencekal tangannya.
"Istighfar kalian berdua..!! Saya tau kalian punya hubungan, tapi hubungan itu selesai saat saya menikahi Keinan." Kata Bang Rico menahan suara. "Kamu, Dan..!! Apa kamu tidak kasihan sama Nindy. Kita ini kepala keluarga. Saya.. kamu.. punya tanggung jawab masing-masing. Kenapa kamu jadi seperti ini??? Jujur saat ini saya memang marah, oke.. saya memaklumi pernikahan ini memang terlalu dini. Tapi Nindy belum tentu kuat, Dan."
"Maaf, Ric..!! Aku salah." Kata Bang Danar dengan kesatria mengakui kekhilafannya.
"Bang....."
"Kamu diam dulu, dek..!!!" Bang Rico menegur keras saat Keinan menyela pembicaraannya dengan Bang Danar.
Belum usai perdebatan mereka, terdengar suara keributan dari ruang rumah makan. Bang Rico dan Bang Danar sama-sama melongok melihat keributan tersebut.
"Ada apa, Mas??" Tanya Bang Rico.
"Ada yang pingsan, Pak."
"Nindy??????" Bang Danar segera berlari ke arah depan setelah sempat melihat orang-orang berkerumun di sekitar mejanya.
"Bang.. Tadi Kei.........."
"Kamu pengen Abang tampar atau bagaimana, Kei???? Danar sudah jadi suami orang. Kamu itu perempuan, dek. Kalau masih kurang apa 'yang Abang berikan', minta sama Abang..!! Bukan sama Danar." Ucap Bang Rico dengan nada tegas.
"Maaf, Abaang..!! Kei salah..!!"
//
"Dek.. Sadar, dek..!!" Bang Danar menepuk pipi Nindy.
Mendadak suhu tubuh Nindy meninggi. Bang Danar panik karena tidak bisa menyadarkan Nindy.
"Bawa ke mobil saja, sadarkan di mobil. Aku sama Kei tunggu disini." Saran Bang Rico yang sudah berada di sana bersama Keinan.
.
.
.
.
hayo kak remake tokoh²nya