Kehidupan Gracel berubah di saat seorang bocah berusia 5-tahun memanggilnya dengan sebutan Mommy di atas bus, karena anak itu terus saja memanggilnya Mommy pada akhirnya seorang duda yang merupakan Ayah anak itu menawarkannya sebuah kerja sama.
Dia ingin membiayain hidup serta biaya kuliah Gracel, syarat menjadi Mommy anaknya tersebut.
Akan kah, Gracel ingin menjadi Mommy anaknya? Atau dia memilih untuk membiayai hidupnya sendiri yang sering tak berkecekupan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 ~Mommy Untuk Anak Duda~
"Mau yang mana El?" tanya Gracel.
Xaviel menaikan jarinya ke dagu. "Apa ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Mau itu Mommy...," tunjuk Xaviel ke penjual gulali.
"Mau itu?" tanya Gracel dan di angguki oleh Xaviel. "Jangan banyak-banyak ya, nanti giginya sakit. Terus mommy jadi kena omel sama daddy kamu," pesan Gracel.
"Ya, Mommy."
Mereka pun berjalan ke arah penjual gulali.
"Mas gulalinya satu berapa?" tanya Gracel.
"5-ribu neng," jawab mas penjuak gulali.
"Kasih satu ya," pinta Gracel dan di anggukinya.
Sekitar dua menit gulalinya pun siap, anak itu berbinar mengambil gulalinya.
"Enak?" tanya Gracel meregok saku celananya mengeluarkan uang 5-ribu mengasinya pada mas penjual gulali.
Xaviel mengangguk. "Mommy mau?" tawarnya menyodorkan gulali itu pada sang mommy.
Gracel menggeleng. "Kamu makan saja," jawabnya. Xaviel pun melanjutkan makannya sambil di gendong oleh Gracel.
"Mommy duduk di sana...," tunjuknya ke kursi taman.
Gracel berdehem lalu berjalan ke arah kursi tersebut mendudukan anak itu.
Gracel mengambil sapu tangannya dan melap bibir Xaviel.
Bocah itu mengayunkan kakinya sambil menikmati gulalinya. Gracel terkekeh.
"Kenapa begitu tampan? Om Revandra memang jago nyetaknya," puji Gracel dalam hati.
"Mommy kenapa?" tanya anak itu menatap Gracel.
"Kamu lanjutin makannya."Gracel mengacak rambut anak itu gemass.
"Racel," panggil seseorang membuat kedua orang yang beda generasi menoleh ke sumber suara.
Gracel langsung berdiri. "V-ino," balasnya.
"Mommy, dia siapa?" tanya Xaviel menatap lelaki tampan yang ada di depannya. Tampan namun menurutnya lebih tampan daddynya.
"Mommy?" tanya lelaki yang di katakan Vino.
"Aku bisa jelasin Vin," ujar Gracel.
Vino tidak merespon Gracel, dia berjongkok mengsejejerkan dirinya dan anak itu.
"Racel mommy mu?" tanyanya di angguki oleh Xaviel.
"Ya dia mommy ku," jawab Xaviel.
Gracel menggeleng. "B-ukan be-gitu, Vin." Lidah Gracel sekita kaku saat Vino memandangnya dengan tatapan sulit di artikan.
Vino teman sejulurusannya. Dia sangat naksir dengan lelaki tersebut karena masuk ke dalam tipe idamannya namun Gracel tidak pernah menyatakan perasaanya, takut mereka menjadi asing sewaktu-waktu dia mengatakannya.
"Ternyata lo sudah punya anak, Cel?" tanya Vino tak percaya. Dia kembali berdiri. "Kenapa lo gak bilang ke gue ha?"
"Gak Vin," tekan Gracel.
"Dia punya ayah kan? Atau jangan-jangan..."
"Lo mikir gue cewek nakal, Vin?" tanya Gracel menyela.
"Gue gak nuduh, tapi ini buktinya kalau lo memang mempunyai anak di mana ayahnya?"
"Apa kamu punya Ayah?" tanya Vino pada Xaviel.
Xaviel menggeleng membuat dugaan Vino semakin jelas.
"Gue gak nyangka kalau lo seperti ini Cel. Sebenarnya gue mau nyatain perasaan gue ke lo namun tak jadi karena gue udah tau gimana lo sebenarnya," timpal Vino nampak kecewa.
Gracel terdiam air matanya seketika terjatuh.
"kamu apa sih? Kenapa buat mommy aku menangis? Kamu plia gak tau dili." Xaviel mendorong tubuh Vino.
"Cih, dari pada lo anak har-"
Plak!
Tamparan keras mendarat di pipi Vino dan pelakunya adalah Racel.
"Jangan mulut sialan lo itu, dia mempunyai ayah jangan pernah lo menuruskan kata-kata lo tadi, brengsek," ketus Gracel menggendong Xaviel.
Lelaki itu memegang pipinya lalu tersenyum miring. "Kenapa gak terima? Bukti di mana ayahnya."
"Gue ayahnya," sahut seseorang tiba-tiba dari belakang Vino, membuat lelaki itu berbalik badan.
"Daddy," seru Xaviel turun dari gendongan Gracel dan berlari ke arah Revandra.
"Daddy, dia buat mommy nangis,"aduh Xaviel menunjuk Vino.
"Gak usah jadi pahlawan kesiangan, bang."
"Pergilah, ke mommy mu," pinta Revandra membuat anaknya menurut.
Dengan nampak arogannya dia mendekati Vino, dia merengok sakunya mengeluarkan ponsel miliknya.
Dia memperlihatkan fotonya dan Xaviel. "Masih gak mau percaya? Yaudah gak usah percaya, negara juga sudah merdeka," ujarnya membuat lelaki di depannya terdiam. "Sekali lagi lo buat dia nangis, kaki dan tangan lo bakak gue patahin," bisik Revandra, tepat di telinga Vino membuatnya menelan salvinnya dengan susah paya.
apa maksudnya bodyguard? mohon jawab thor 🙏