Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Kehidupan Kedua Di Dunia Crossover

Kehidupan Kedua - Bagian 1

Aku mati.

Bukan karena hal yang dramatis atau heroik, aku hanya... ya, cukup mati begitu saja.

Mungkin orang lain akan merasa malu mengingat akhir hidupku, tapi aku, ya, aku tidak peduli. Itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan atau disesali. Aku hanya seorang pria biasa, yang terlalu malas untuk melakukan apa pun yang membutuhkan usaha lebih dari sekadar hidup sehari-hari. Makan, tidur, bekerja, sekolah, dan kembali tidur. Begitulah rutinitasku.

Tapi kini, aku melihat sosok itu. Dewa? Entahlah, dia lebih mirip karakter dari komik yang nyentrik dengan gaya rambut jamet, jaket kulit hitam, dan—apakah itu sarung? Kenapa dia mengenakan sarung, bukannya celana atau apapun yang lebih layak? Aku tidak tahu, mungkin itu salah satu atribut dewa zaman sekarang?

Pikiranku masih terputus-putus setelah momen kematianku, dan segala sesuatu terasa kabur. Namun, sosok di hadapanku jelas berbeda dari semua gambar tentang dewa yang pernah aku bayangkan sebelumnya.

"Wah, kamu cukup tenang ya," kata dewa itu dengan suara santai, menatapku dengan mata yang setengah terbuka. Wajahnya entah kenapa tampak seperti seseorang yang terlalu banyak tidur tapi tetap penuh rasa ingin tahu. "Biasanya orang-orang yang datang ke sini agak lebih emosional, tapi kamu? Hahaha, cukup santai, ya?"

Aku mengangkat bahu, "Aku terlalu banyak membaca novel web kayak gini, sampai-sampai jadi mati rasa sama situasi aneh seperti ini."

Dewa itu tertawa, terkesan menikmati tanggapanku. "Pantas. Tapi serius deh, kamu manusia yang cukup menarik, serius! Kalau aku amati dari aura kamu—terus terang, kamu... Yah, manusia yang cukup biasa-biasa saja, tapi anehnya, unik?”

Aku cemberut. "Maksudnya?"

Dewa itu terkekeh, mengusap dagunya seakan berpikir. Dia tiba-tiba mendekat, matanya menyala. "Jadi, menurut kamu, kenapa kamu bisa ada di sini sekarang?"

Pikiranku mulai kembali, walaupun masih sedikit kabur. 'Pertanyaannya agak berat, ya... Tapi aku rasa aku tahu jawabannya.'

Aku menatapnya bingung, lalu menjawab dengan santai, "Bukankah karena aku mati?"

Dewa itu langsung tertawa terbahak-bahak. "Hahaha! Oh, kamu ini... serius? Cuma itu yang kamu pikirin? Yah, sih, benar juga, tapi ada banyak alasan kenapa kamu ada di sini. Banyak orang mati, tapi nggak semuanya berakhir kayak kamu."

Aku terdiam, mencerna kata-katanya.

‘Jadi... Pertemuan ini bukan rutinitas biasa setelah kematian, yah? Lalu, apa alasanku berakhir disini?’

Sang dewa hanya menatapku dengan senyuman yang semakin lebar di wajahnya, seakan dia bisa membaca isi kepalaku.

Mengingat banyaknya novel web yang sudah aku baca, kemampuan membaca pikiran untuk karakter dewa sepertinya menjadi unsur wajib, dan harus dimiliki oleh mereka deh.

Dan seakan membenarkan dugaanku, dewa itu malah makin tersenyum lebar. Sebelum tertawa lepas, dan menepuk-nepuk bahuku, “Hahaha, kamu benar-benar manusia yang menarik. Tapi untuk menjawab pertanyaanmu, jawabannya seperti yang kamu pikirkan."

Mendengar jawabannya, alisku sedikit mengkerut, sebelum menjawab, “Jadi, apakah aku istimewa? Maksudku, bukankah kamu bilang tadi, biasanya orang mati tidak harus kesini, bukan?"

Dewa itu terkekeh, mengusap dagunya sambil melihatku dari atas kebawah, seakan menilai diriku, sebelum membuat ekspresi 'lihat apa yang baru saja dikatakan ikan mola-mola ini.' Yang membuatku terdiam sambil mencoba mengalihkan pandanganku dari dewa kurang ajar satu ini.

“Hahaha.... Kamu benar-benar manusia yang sangat menarik, tahu?" ucap dewa itu, membuatku menatapnya dengan pandangan aneh, “Sepertinya kamu cocok untuk menjadi pelawak pribadiku, hahaha... Jarang loh ada manusia yang bisa membuatku banyak tertawa seperti ini."

Aku cemberut. "Lalu, apa maksud semua ini? Apakah kamu cuma mencari hiburan, atau ada alasan lebih besar di balik semua ini?"

Dewa itu berhenti tertawa sejenak, menatapku dengan ekspresi yang lebih serius. “Hm... Kamu cukup tajam, ya. Aku suka itu. Baiklah, kalau kamu bertanya langsung... Aku akan jawab. Kamu bukan hanya mati, kamu juga... tersesat. Keberadaanmu di sini, di hadapanku, adalah sebuah Fenomena.”

Aku mencerna kata-katanya, lalu berdehem pelan, "Oke, aku kira aku mulai paham, tapi jangan harap aku langsung percaya begitu saja," ucapku dengan ekspresi serius, walaupun aku sama sekali tidak paham dengan maksudnya, sedikitpun.

Tapi, aku benar-benar tidak percaya dengan dewa ini, hal itu sudah pasti dan akan menjadi fakta tidak terbantahkan.

Dewa itu tersenyum lebar lagi, dengan ekspresi aneh di wajahnya, "Jangan khawatir, kamu akan mengerti seiring waktu. Tapi untuk sekarang, aku hanya ingin memberikanmu kesempatan kedua."

Aku terdiam sejenak. "Kesempatan kedua?"

"Ya, kesempatan untuk kembali hidup," jawabnya, "Tapi tidak seperti yang kamu bayangkan. Ada hal yang lebih besar yang menunggumu, dan aku merasa kamu akan cukup menarik untuk itu."

Aku mengernyit. "Kembali hidup... dengan syarat?"

Dewa itu mengangguk pelan, senyum masih mengembang di wajahnya yang penuh misteri. "Oh, tentu saja. Tidak ada yang gratis di dunia ini. Tapi jangan khawatir, syaratnya sederhana... Kamu hanya perlu menjalani hidup yang sedikit lebih 'berwarna' dibanding sebelumnya."

Aku menghela napas panjang. "Apakah aku harus bertarung melawan monster atau jadi pahlawan besar gitu?"

Dewa itu tersenyum santai. "Tidak juga. Tapi siapa tahu? Dunia ini penuh kejutan."

Aku menggelengkan kepala, meski ada rasa ingin tahu yang mulai tumbuh. Aku menahannya dan langsung menjawabnya, "Kamu memang benar-benar aneh. Tapi, oke... Kalau aku diberi kesempatan kedua, aku akan menerima kesempatan itu dengan lapang dada."

‘pokoknya aku harus cepat-cepat menjauh dari makhluk dewa satu ini, instingku bilang orang ini pasti sangat merepotkan. Tingkatannya mengingatkanku dengan bibi tetangga.'

Dewa itu tertawa ringan. "Begitu baru menarik! Kalau begitu, mari kita lihat apakah kamu bisa menjalani hidup barumu dengan cara yang lebih menarik."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!