NovelToon NovelToon
Ravendra Untuk Keisya

Ravendra Untuk Keisya

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:845
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

Dijodohkan dengan cowok jalanan yang ternyata ketua geng motor membuat Keisya ingin menolak. Akan tetapi ia menerimanya karena semakin lama dirinya pun mulai suka.

Tanpa disadari, Keisya tak mengetahui kehidupan laki-laki itu sebelum dikenalnya.

Apakah perjodohan sejak SMA itu akan berjalan mulus? atau putus karena rahasia yang dipendam bertahun-tahun.

Kisah selengkapnya ada di sini. Selamat membaca kisah Ravendra Untuk Keisya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Libur Sekolah?

Pagi hari Dion sudah menjemput Keisya untuk berangkat sekolah bareng. Kali ini, Dion membawa motor Scoopy nya. Seorang Dion tak akan menjemput Keisya tanpa adanya alasan. Ya, alasannya sangat membuatnya waspada akan keselamatan Keisya.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Sya. Permisi." ucapnya sambil mengetuk pintu tiga kali sampai akhirnya Keisya pun membukakan pintu.

Keisya mengerutkan keningnya heran, "Lo ngapain pagi-pagi ke sini?" tanya gadis itu menatap tiap inci badan Dion dari bawah sampai atas.

"Berangkat bareng ayo," tarik Dion memaksa Keisya. Membuat gadis itu menepis tangannya dengan kasar.

"Lo apa-apaan sih? Lo ngajak apa maksa?" ketus Keisya mulai emosi.

Haduh. Pagi-pagi mau sekolah aja pake ribut di depan rumah. Mana diliatin sama banyak tetangga lagi. "Ngajak." Singkatnya datar.

Keisya langsung masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintu dengan keras. Dion yang melihat hal itu, ia hanya bisa menunduk.

Setelah lima menit kemudian, Dion masih setia menunggu di depan rumahnya Keisya. Hingga akhirnya Keisya muncul dari dalam bagasi motor yang berada di sebelah rumahnya. Dion pun segera cepat menghampiri Keisya agar gadis tersebut tidak pergi lebih dulu.

"Sya, berangkat sama gue aja." katanya menahan tangan Keisya yang hendak memajukan motornya.

Raut wajah Keisya terlihat cuek. Bahkan ia tak mau menatap Dion. "Oke, kalo lo nggak mau berangkat bareng gue. Nggak apa-apa, tapi dengerin kata-kata gue ini. Gue akan terus ngajak lo buat ke mana-mana bareng, karena gue punya alasan. Sekarang, lo udah jadi bahan ancaman buat gue. Sore nanti gue ikut balap liar di tempat yang terkenal angker dan setiap peserta yang jatuh selalu berujung maut." Ucapan Dion memang selalu begitu. Membuat Keisya yang awalnya cuek menjadi takut. Bukan apa-apa, Dion hanya ingin Keisya bisa menemaninya dan ia bisa menjaga Keisya dari incaran musuh geng motornya.

"Terus apa urusannya sama gue?" tanya Keisya menaikkan alisnya.

Tanpa mendapat persetujuan dari Keisya, Dion asal menarik tangan Keisya agar segera berangkat ke sekolah. Keisya sempat memberontak kesal, namun tenaga Dion lebih kuat dari gadis itu.

•••••

Di perjalanan menuju sekolah, Keisya terus memukuli punggung Dion agar dirinya di turunkan dan tak sampai ke sekolah bersama Dion. "Woi, berhenti! Gue malu berangkat terus sama lo! Nanti mereka tau kalo gue dijodohin sama lo! Gue nggak mau jadi bahan gosip!" teriak gadis tersebut terus memukuli Dion.

Ternyata di tepi jalan raya itu banyak warga yang melihat Keisya terus memberontak minta diturunkan dari motor Dion.

Ketika Dion akan menancap gas tiba-tiba di depan pandangannya sudah ada satu warga yang mencegat Dion.

Tanpa aba-aba Dion langsung kena amuk warga. Keisya yang segera turun dari motor itu memandang Dion ditarik turun dari motor dan dikeroyok habis-habisan.

"Mampus lo dikeroyok warga yang nggak tau kalo lo itu calon tunangan gue nantinya. Salah siapa lo maksa gue buat ke sekolah bareng, lo kira gue seneng dijadiin bahan gosip? Rasain tuh akibatnya kalo maksa seorang Keisya Arunika Jian." Batin Keisya tersenyum sinis.

Dion tak bisa menyerang balik warga karena ia sedang memakai jaket yang bertulisan Ragalaxy jelas tulisan itu adalah nama timnya. Bukan geng motor ya, banyak yang salah paham kalau Dion itu anak geng motor. Padahal bukan, mereka cuma terjun ke dunia geng motor tanpa berniat menjadi sebuah tim yang kuat.

"Pak, udah. Ini temen saya kok, bukan orang jahat. Saya cuma lagi kesel aja sama dia." ucap Keisya menengahi kericuhan itu.

Para warga yang habis memukul Dion pun hanya mengangguk heran. Ternyata teman dikiranya geng motor yang lagi nyulik Keisya.

"Kalo gitu hati-hati, Mbak, jangan ribut kalo lagi naik motor." Saran salah satu warga kemudian warga itu pergi meninggalkan mereka berdua.

Lalu bagaimana keadaan Dion? Ah, jangan tanya soal itu. Sudah jelas Dion babak belur sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah segar.

Melihat keadaan Dion yang terluka serta sorot matanya yang terlihat sangat khawatir pada Keisya membuat gadis tersebut meneteskan air matanya sedih.

"Sya, lo tadi nggak apa apa kan? Tadi lo jatuh nggak?" tanya lelaki itu dengan nada khawatirnya.

Keisya menggeleng pelan, "Maafin gue ya Di, seharusnya gue nggak malu berangkat bareng sama lo terus. Sekarang gue sadar kenapa lo maksa gue buat kemana-mana sama lo, karena gue lagi diincer sama musuh geng lo kan?" sahut Keisya mengusap pipi halus Dion.

"Nggak papa, Sya. Gue ngerti apa yang lo rasain setiap deket sama gue. Gue nggak papa dipukul sama lo." ujarnya menatap Keisya.

"Dan gue minta maaf, Di. Kalo gue sebenarnya masih benci sama lo. Gue belum sayang sama lo. Gue baru belajar buat suka sama lo tapi susah. Harusnya lo tau gue ini bukan cewek yang gampang di bujuk dan gue tipenya keras." Ungkap Keisya semakin mengalirkan air matanya.

Dion meraup wajahnya pelan. Tiba-tiba ucapan Keisya itu membuatnya ingat pada suatu kabar dari anggota inti Ragalaxy.

...Ragalaxy 🔱...

Dafa: guys, gue ada kabar nih

Devan: kabar apaan?

Jean: ada apa nyet?

Dafa: gue manusia!

Gibran: to the point

Dafa: Aurel cerita ke gue kalo Keisya itu cuma kagum sama Dion. Dia pura pura suka sama Dion padahal masih benci.

Devan: yang bener kasih info!

Dafa: ngapain gue boong Van? Serius gue dari Aurel sendiri.

Jean: gue kurang percaya sih sama lo.

Dafa: diem nyet!

Gibran: gue udah tau dari awal

Devan: kenapa lo gak bilang njir?!

Gibran: gue gak gegabah

Dafa: ck, dasar kulkas!

Jean: masih untung kulkas, daripada lo monyet!

Dafa: ngatain gue lo?!

Jean: serah gue lah!

Dafa: bac*t!

Jean: gak jelas! Ngomong kasar pake di sensor.

Gibran: lo mau abis sama Dion?

Dafa: hehe enggak.

Dion: bisa diem gak?!

Devan: mampus, pak ketu ngamuk!

Gibran: diem semua

Dafa: ya

Jean: oke

Melihat Dion melamun, Keisya segera menepuk bahu Dion sampai lelaki itu terkejut. "Melamun aja lo, kenapa?" tanya gadis tersebut menaikan alisnya.

"Kalo lo cuma kagum sama gue, lo boleh pergi jauhin gue kok. Bahkan lo juga boleh batalin perjodohan itu." ujar cowok itu menaiki motornya.

Kening Keisya mengkerut bingung. "Lo sakit? Kumat apa lo ngomong kayak gitu?" Pertanyaan Keisya sambil menempelkan punggung tangannya ke dahi lelaki tersebut.

Dion hanya diam mematung. "Gue nggak mau maksain perasaan lo, Sya. Kalo lo benci sama gue apa gunanya perjodohan itu? Gue tau lo terkekang sama kelakuan gue ke lo."

"Di? Lo kenapa sih? Hey? Gue sayang sama lo beneran sekarang. Jangan ngerasa  kayak nggak pantes gitu dong, Gue suka sama lo." ucap Keisya, matanya berkaca-kaca bahagia.

Dion membulatkan matanya tak percaya. "Sya? Lo sayang sama gue? Ini bukan mimpi atau gue lagi di rumah sakit karena tadi abis digebugin warga?" ujar lelaki itu mampu membuat Keisya tertawa sambil geleng kepala.

"Dion, ya mana ada lo mimpi siang bolong kayak gini. Lo beneran disayang sama gue." jawab Keisya. Dia mengacak-acak rambut Dion sambil menjijit karena Dion lebih tinggi darinya.

Tak terasa air mata Keisya mengalir tanpa disadari. "Keisya, kenapa nangis? Dion salah ngomong kayak tadi? Atau ... oh, lo susah ya mau ngacak-ngacak rambut gue karena gue ketinggian? Yaudah, nih gue setarain sama tinggi lo biar gampang acak acakin nya." Sahut lelaki tersebut semakin membuat Keisya terisak isak.

Gadis itu masih terus mengacak-acak rambut Dion di tepi jalan. Tak peduli orang-orang melihatnya berdecak kagum mendapati lelaki seperti Ravendra Octa Dion.

"Lo baik banget sih, Di." lirihnya masih di sela sela tangis bahagianya.

Dion tersenyum manis. "Siapapun yang berani buka hati gue ini, akan gue milikin orang itu. Dan lo yang buka hati gue, ngajarin banyak hal tentang kehidupan termasuk gimana rasanya berjuang dan berkorban hanya untuk meminta maaf."

"Dion jangan cuek lagi ya? Cape lo gue nunggu perhatian dari lo dulu." adunya kesal.

Lelaki tersebut terkekeh pelan. "Kalo sama lo nggak bakal cuek. Tapi kalo sama orang lain, gue masih perlu pertimbangan lagi." kata Dion sembari menatap jam yang melingkar di tangannya.

"Astaghfirullah, sekolah!" teriak Keisya membuat Dion ikut terkejut.

"Eh iya, lima menit lagi, Sya." gumam Dion langsung bersiap menaiki motornya.

Namun ketika Dion akan menjalankan motornya tiba-tiba ada sekumpulan tim yang menghampiri mereka. Salah satu mobil warna hitam berhenti di samping motor Dion. Membuat Dion menaikan satu alisnya, sedangkan Keisya hanya bingung bercampur ada rasa takutnya sedikit.

Kaca mobil itu pun terbuka. "Eh! Lo berdua ngapain jam segini pake seragam sekolah?" Suara seseorang keluar dari mobil.

Keisya masih diam membonceng Dion. Bahkan sempat membuat seseorang itu menggelengkan kepala. "Telat, Daf." balas Dion datar. Ya, mode kulkas Dion sudah aktif. Keisya hanya menyimak obrolan mereka.

Seseorang yang menghampiri Dion adalah Dafa Putra Aldaren. Seorang anggota inti dari tim yang termasuk geng motor milik Dion bernama Ragalaxy.

Empat seseorang keluar dari mobil tersebut membuat Keisya takut melihat mereka. "Di, gue takut." lirihnya sambil menggenggam tangan Dion. Lelaki yang merasa tangannya digenggam pun menoleh pada Keisya. Ia tahu jika Keisya takut pada teman geng motornya.

Dion membiarkan Keisya yang sudah panik melihat raut wajah empat lelaki yang bermuka datar semuanya. Keisya terus menggenggan tangan Dion semakin keras. Tetapi bukan dimarahi oleh Dion, ia menerima hal itu.

"Sekarang libur, Bro," celetuk Devan.

Keisya menarik napas lega karena salah satu dari empat orang misterius itu ada Devan. Lalu, siapa ketiga itu dari mereka?

"Masa?" jawabnya datar.

"Bego lo ya? Di grup udah ada informasi!" ketus Dafa, yang sedari tadi menghampiri Keion ( Keisya Dion) terlebih dahulu.

Empat orang itu membuang muka secara bersamaan. Huft, ketua macam apa seperti Dion jika sekolah libur saja dia tidak tahu. Memang, Dion jarang membuka WhatsApp. Dengan alasan malas katanya.

"Emang gitu ketua kita, tolol!" sahut Jean tersenyum tipis.

"Lo ngatain gue apa tadi? Hah? Lo berdua ngatain gue apa tadi!" tegas Dion matanya tersorot tajam pada Dafa Dan jean.

Pelan-pelan suara Dion akan semakin menjadi jadi. "Kontrol emosi lo, ada cewek di belakang lo." ucap Gibran, cowok yang lihat sangat dingin dimata Keisya.

Kalian ingin tahu wajah Keisya? Jangan ditanya ya, jelas dia ketakutan.

Keisya turun dari motornya Dion dan menunduk mundur dari mereka. Dion menyadari hal itu, kemudian ia pun menetralkan emosinya dan mendekati Keisya.

"Jangan mundur, Kei. Gue bukan marah sama lo. Gue kesel sama dua temen gue itu. Namanya Dafa sama Jean, cowok biang masalah tapi asik kok mereka." ucapnya lembut.

Gadis itu memberanikan diri untuk menatap lima anggota inti Ragalaxy. "Kenalin, gue Dafa." ucapnya sambil mengulurkan tangan.

"K-Keisya." jawab gadis tersebut terbata-bata.

Anak anak Ragalaxy tersenyum tipis. "Ngapain takut sama kita sih? Kita sama-sama manusia kayak lo juga. Nggak bakal kita cengkram lo." ujar Dafa sambil menata rambutnya.

Keisya terkekeh sadar bahwa dirinya terlalu takut dan canggung pada teman-temannya Dion. "Sorry ya ..." tutur Keisya menyengir.

1
Protocetus
Kalau berkenan thor mampir ya ke novelku Mercenary of Dorado
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!