NovelToon NovelToon
Istri Dadakan Mr. Gynophobia

Istri Dadakan Mr. Gynophobia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Janda / Anak Genius
Popularitas:5.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: kenz....567

Update Setiap hari!

Arvian Ken Sagara, seorang CEO tampan yang mengidap Gynophobia. Dimana, orang pengidapnya memiliki ketakutan tak rasional terhadap wanita. Setiap kali wanita yang mendekat padanya, Arvian menunjukkan sikap yang sangat berlebihan hingga membuat wanita yang mendekat padanya merasa sakit hati. Jika ada yang menyentuhnya, tubuh Arvian akan mengalami gatal-gatal. Bahkan, mual.

Namun, bagaimana jika dirinya terpaksa harus menikahi seorang janda yang di cerai oleh suaminya? demi mendapatkan hak asuh keponakannya dari keluarga adik iparnya. Apakah Gynophobia Arvian akan bereaksi saat di dekat wanita bernama Aluna Sagita janda tanpa anak itu?

"Sudah baik aku mau membantumu, dasar Mr. Gynophobia!" -Aluna Sagita.

"Onty tantik! Calangeee!!" ~Arega Geofrey Sagara.

"Jangan mendekati ku! Aku Alergi berada di dekat kalian para wanita!" ~Arvian ken Sagara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gynophobia

Enam bulan Kemudian.

Seorang wanita cantik tengah memakai jaketnya, dia mengibas rambut panjang bergelombang miliknya dan menatanya agar terlihat rapih. Tampak, wanita itu menatap ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya. Wanita itu tak lain adalah Aluna, dia tersenyum menatap dirinya yang terlihat sangat cantik pagi ini. Tak terasa, enam bulan sudah Aluna menjadi seorang janda.

"Oke Aluna, jangan biarkan masa terpuruk mu membuat pria tampan di luar sana menunggumu terlalu lama. Keluarlah dari Zona sakit hati menuju lautan cinta. Karena dunia ini sangat indah, hanya orang-orangnya saja banyak yang menyia-nyiakan cinta." Seru Aluna menyemangati dirinya.

Ckelk!

"Aluna aku ... eh, ngapain kamu dandan cantik pagi ini?" Mega terkejut kala mendapati Aluna yang berdandan sangat cantik. Karena biasanya, Aluna hanya berdandan ala kadarnya dan selalu berada di rumah. Selama enam bulan ini Aluna tinggal di rumah Mega, dia juga mendapati perhatian penuh dari orang tua Mega yang sudah ia anggap seperti orang tuanya sendiri. Sedangkan rumah yang dulu di berikan mantan suaminya, dia biarkan kosong begitu saja.

"Mau ketemu pria tampan kaya rayaa!!" Seru Aluna dengan tersenyum lebar.

"Ck, lupakan! Siang ini kamu mau kemana?" Seru Mega sembari berjalan menuju ranjang Aluna dan merebahkan tubuhnya di sana.

Aluna berpikir sejenak, sebenarnya dia tak ada tujuan tertentu. Hanya ingin pergi keluar dan berjalan-jalan sejenak. Selama enam bulan ini juga, dirinya membantu Mama Mega mengurus butiknya. Sesekali dia membantu untuk mendesain baju. beruntung gambarannya terjual mahal sebagai desain yang modern.

"Belum tahu si, paling ke mall. AKu ingin membeli baju, memangnya kenapa?" Tanya Aluna, dia sudah curiga jika Mega pasti akan memintanya untuk melakukan sesuatu.

"Kamu yang antar makan siang Papa yah, aku malas sekali keluar. Cuaca lagi sangat terik, aku tidak mau kulitku menjadi gelap. Beda sama kamu yang putih sejak lahir. Mau panas panasan pun bakal balik putih lagi." Pinta Mega dengan tersenyum lebar.

"Ck, kan ada tabir surya. Bilang aja kalau kamu malas. Lagian cantik itu gak harus putih, kamunya aja terlalu pengen putih. Wanita akan terlihat cantik di mata pria yang tepat." Sindir Aluna. Mega tersenyum hingga memperlihatkan giginya, sahabatnya itu tahu saja jika dirinya malas.

"Yasudah, nanti siang akan aku antar makan siang Papa." Ujar Aluna sembari mengambil ponselnya.

Aluna merasa bersyukur, dia merasakan kasih sayang yang sempat hilang dari orang tuanya lewat orang tua Mega. Awalnya, ada rasa takut di hati Aluna jika dia tinggal menumpang dengan keluarga Mega. Namun, di luar dugaannya. Keluarga Mega menyambutnya dengan baik.

"Aluna, enggak ada niat buat cari suami lagi? Kemarin ada yang nanya kamu ke papa loh." Celetuk Mega yang mana membuat Aluna menoleh.

"Buatmu saja, kamu kan masih jomblo. Hati-hati per4wan tua loh." Mendengar perkataan Aluna, membuat Mega cemberut sebal.

"Jodohku masih jagain jodoh orang kayaknya." Ringis Mega.

"Makanya, di rebut dong jodohmu. Kalau aku yah ... entar dulu deh, masih seleksi cari yang lebih dari Mas Mantan. Biar nanti dia gak besar kepala kalau aku menikah dengan pria di bawahnya." Ujar Aluna sembari kembali menatap ponselnya.

"Bagus itu! Biar si buaya darat itu gak terbang terus, sesekali dia harus di jatuhkan biar sadar dirinya itu buaya! Bukan buru Elang!" Seru Mega yang mana membuat Aluna tertawa kecil.

.

.

.

Di ruang kerjanya, terlihat seorang pria yang tak lain adalah Arvian tengah sibuk dengan tumpukan berkasnya. Sedari tadi dia berdecak kesal, lantaran pekerjaannya yang tak kunjung selesai. Sejenak, dia melirik ke arah jam tangannya. Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang, yang dimana dirinya harus segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa istirahat sejenak.

Cklek!

Arvian terkejut lantaran mendengar suara pintu ruangannya yang terbuka tanpa di ketuk. Pria itu pun mengangkat pandangannya dan menatap pada seorang wanita berpakaian ketat dengan sebuah berkas yang ada di pelukannya. Kening Arvian mengerut dalam, sebelumnya dia tak pernah melihat wanita itu ada di dalam kantornya.

"Maaf Tuan, saya karyawan magang baru. Asisten anda menitipkan dokumen ini pada saya dan meminta saya untuk memberikannya pada anda." Ujar wanita itu sembari berjalan mendekati Arvian.

Mata Arvian menajam, dia mengisyaratkan agar wanita itu tak mendekatinya lewat tatapan tajamnya. Namun, seakan tak takut. Dia jutsru berdiri di sebelah Arvian dan menaruh berkas itu di hadapannya. Arvian segera menutup mulut dan hidungnya, dia sudah menahan mual sejak wanita itu berjarak satu meter di dekatnya.

"Tuan, saya ...." Wanita itu dengan berani menyentuh bahu Arvian, membuat pria itu murka dan beranjak berdiri dengan menepis kuat tangan wanita yang berusaha mendekatinya.

"MENYINGKIRLAH WANITA TAK TAHU MALU! SIAPA KAMU SEENAKNYA SAJA MEMASUKI RUANGANKU DAN MENYENTUH KU! KAMU SANGAT MEMBUATKU MUAL!" Sentak Arvian dengan wajahnya yang merah padam.

"Mual?" Wanita itu bingung, dia mencoba m3ng3ndus aroma tubuhnya. Tetapi, dia tak merasakan aroma yang tidak sedap dari tubuhnya. Kenapa Arvian merasa mual?

Arvian mengambil telpon genggam yang ada di atas meja kerjanya, dia lalu menelpon satpam untuk mengusir wanita itu. Tak lama, dua orang satpam pun datang beserta seorang pria yang menjabat sebagai Asisten Arvian.

"Usir wanita ini dari kantor ku! Jangan biarkan dia menginjakkan kakinya kembali di kantor ini." Sentak Arvian dengan tatapan tajam.

"Baik Tuan!" Dua satpam itu bergegas menarik wanita itu keluar. Tentu saja, wanita iti meronta-ronta.

"TIDAK! TUAN! MAAFKAN SAYA! MAAFKAN SAYA!" Seru wanita itu tanpa Arvian Hiraukan.

Sementara Arvian, dia sudah merasakan gatal pada tubuhnya. Wajahnya memerah menahan gatal, tubuhnya pun terasa panas. Melihat respon bosnya yang seperti itu, bergegas Asisten Arvian mengambil sebuah obat dari lemari dan memberikannya pada bosnya yang sedang menahan sakit.

Arvian menerimanya, dia segera memakan obatnya dan meminum segelas air yang dirinya ambil dari meja. Pria itu mengambil nafas sebanyak-banyaknya, rasanya d4d4nya sangat sesak. Dia sejenak menumpu tubuhnya dengan kedua telapak tangannya yang menyanggah pada meja kerjanya. Kepalanya tertunduk sembari menormalkan degupan jantungnya.

"Tuan, maaf. Saya tel3d0r, wanita tadi mengambil berkas yang saya taruh di sebuah meja sebelum saya masuk ke dalam toilet. Saya tidak tahu jika wanita itu mengambilnya dan memberikannya pada anda." Ujar Asisten Arvian dengan penuh penyesalan.

"Reza, kamu hampir membuat nyawaku terancam!" Sentak Arvian dengan menatap tajam ke arah Asistennya yang bernama Reza itu.

"Maaf." Sesal Reza. Arvian menghela nafas pelan, dia beralih mendudukkan dirinya kembali di bangku kebesarannya dan menyandarkan tubuhnya

Matanya terpejam, menormalkan nafasnya yang terdengar memburu. Arvian, pria tampan yang mengidap Gynophobia. Dia akan merasakan gatal-gatal pada rubuhnya dan mual. Bahkan, sesak. Seperti seseorang yang alergi terhadap makanan, cuaca atau produk tertentu. Tapi Arvian, dia Alergi dengan wanita. Setiap kali ada wanita yang mendekat padanya, dia merasakan tubuhnya langsung gatal dan terasa panas.

Maka dari itu, sampai di usianya yang Tiga puluh tiga ini, Arvian belum kunjung menikah. Banyak rumor yang mengatakan jika Arvian tak menyukai wanita dan justru menyukai pria. Arvian ingin membantah itu semua, tetapi dirinya tak memiliki istri yang dapat mematahkan perkataan orang yang memfitnahnya.

"Tuan, saya lupa memberikan surat ini pada anda. " Arvian kembali membuka matanya, dia menatap Reza yang memberikan sebuah amplop coklat berisikan surat padanya. Dia pun mengambilnya dan membaca tulisan tertera dalam amplop coklat itu.

"Pengadilan?" Heran Arvian.

karena penasaran, Arvian pun membukanya. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat isinya. Pria itu menegakkan tubuhnya, dia memegang kertas itu dengan tangan gemetar menahan amarah yang bergejolak dalam dirinya.

"Pengadilan menyampaikan, jika keluarga Mendiang Nyonya Divya ingin mengajukan banding hak asuh Tuan Arega. Mereka menggunakan rumor tentang anda yang sedang beredar untuk memperkuat perebutan hak asuh Tuan Arega dalam persidangan tersebut. Agar permintaan mereka, lebih mudah di kabulkan oleh hakim." Terang Reza.

"Tidak bisa! Adikku masih hidup! Walaupun dia koma, tapi dia punya hak penuh atas putranya! AKu tidak mau, keponakanku di urus oleh keluarga l1c1k itu. Putrinya meninggal saja, keluarga itu menuntut harta adikku. Apalagi jika keponakanku berada di keluarga l1c1k itu?!" Desis Arvian.

Empat tahun lalu, adik Arvian yang bernama Nalendra Sagara mengalami kecelakaan. Di saat itu, istri Nalendra sedang mengandung anak pertama mereka dengan usia kandungan tujuh bulan. Namun, karena kecelakan itu Nalendra mengalami koma. Istri Nalendra, Divya Baskara harus melahirkan putranya secara prematur karena ada masalah dengan kandungannya. Sayangnya, Divya tak bisa bertahan. Dia meninggal pasca operasi sesar di lakukan.

Arvian, harus merawat keponakannya yang baru saja lahir. Dia tak membiarkan keponakannya di asuh oleh keluarga mendiang kakak iparnya lantaran sifat buruk keluarga mereka yang tidak Arvian sukai. Dia merawat keponakannya dengan bantuan baby sitter. Arvian masih berharap adiknya kembali sadar, sebab hanya adik nya lah keluarga satu-satunya yang dia miliki setelah orang tua mereka meninggal karena kecelakaan pesawat.

"Tidak bisa di biarkan! Jika Arega ikut dengan mereka, bisa-bisa keponakanku itu mengikuti l1c1knya mereka. Tidak bisa di biarkan! Tujuannya merebut Arega biar mudah mengambil kesempatan dalam keluarga Sagara. Ini tidak bisa di biarkan! Aku harus bertemu dengan pengacaraku." Gumam Arvian dengan mata menatap tajam ke depan.

..

..

Sedangkan di sebuah mansion, tepatnya di sebuah kamar yang di terangi dengan lampu warna warni. Tampak, seorang bocah berusia empat tahun sedang memegang mic. Ruangan itu terasa bergetar lantaran suara speaker besar di dua tempat yang suaranya terdengar sangat keras. Bocah menggemaskan itu sedari tadi meloncat-loncat hingga membuat pipi gembul nya bergerak naik turun.

"DALI PELTAMA AKU, MEMANG CUDAH CULIGAAA!! KAU CELING BELCAMA DILINAAA!! KAMU DU ...,"

"DEN!! UDAH DEN D4NGDUTANNYA ADUUUHHH!!" Bocah menggemaskan itu mengakhiri kegiatannya, dia menolehkan kepalanya dan menatap seorang wanita paruh baya yang berjalan cepat ke arahnya.

"Nda maaauu!! Cebental bibi, catu jam lagi." Bocah menggemaskan itu berlari menjauh sembari membawa mic nya, dia tak ingin menyudahi kegiatan asiknya.

"Eh, Tuan kecil! Tadi Bibi liat di depan rumah, ada penjual leker. Keburu abangnya pergi loh!" Seru wanita itu, membujuk majikan kecilnya agar berhenti membuat ulah.

Mendengar makanan kesukaannya, bocah menggemaskan itu menoleh. Arega Geofrey Sagara, keponakannya Arvian yang sangat menyukai d4ngdut. Tiada hari tanpa menyetelnya, membuat orang-orang yang di sekitarnya merasa sakit kepala di buatnya.

"LEKEL? HIII ADA LEKEL LUPANAAA!!" bocah itu melempar mic nya sembarang arah. Lalu, mengambil uangnya dan berlari cepat keluar dari kamarnya.

"Huh, akhirnya." Wanita paruh baya itu bernafas lega, akhirnya dia bisa menghentikan suara yang membuat kepala nykece

1
Rina Kurnia
dasaaaarrr bociilll.... 😝😝😆😆
Diana diana
weleh weleh weleeeeh
Diana diana
ampuuun ach
Diana diana
simbiosis mutualisme . .
Diana diana
aku jadi ikutan blibet bacanya euyyy . .
Diana diana
mampir ach , semoga seru . .
Erina Situmeang
alunan hamil..semoga ngak keguguran
Erina Situmeang
MEGAAAAA SIAPPPP🤣🤣🤣
Mei Wulandari
tulllll
Erina Situmeang
tuh Rega aja tau viannn
Siulin Randa
Luar biasa
Erina Situmeang
arega🥺😭😭
Erina Situmeang
arega🥺😭😭
Erina Situmeang
alamak syok berat aku baca nya🤣🤣🤣
devaloka
kasian arvian nambah beban 🤣
devaloka
tolak woi tolak 🤭🤭🤭
devaloka
aku udah skincareran aku tak mao nangis 😭
devaloka
wajar lah anaknye pergi, kasian dia liat ibu nya menderita
W2
/Sob//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Grin/
mamahmuda
malahan aku pngen ini jln ceritanya setelah nelendra ngomng kek gitu ke Mega... megang berusaha move on dan dia dpt pengganti... dan di saat itu juga Nelendra ny menydri klo dia ternyta sdh ada perasaan ke Mega cuma dia gk sadar krna masih ada cerita masa lulu dgn sang istri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!