Bahira Isvara Aisyah, dia gadis cantik bercadar yang berkulit putih dan bermata lentik.
Aisyah di jodohkan oleh orang tua nya saat memasuki usia dua puluh tahun, saat dirinya baru menggelar status nya sebagai mahasiswa di fakultas negeri disalah satu kota metropolitan.
namun siapa sangka, suaminya yang bernama Abimana Satya Nugraha menolak mentah-mentah kehadiran Aisyah.
Lalu bagaimana dengan Cinta Aisyah?
Apakah Aisyah akan tetap menerima pria itu yang baru saja sah menjadi suaminya?
atau bahkan akan meninggalkan suaminya?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Cinta Aisyah By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
*Cinta Aisyah*
Bersamamu, setiap hari adalah berharga,
Setiap detik terasa seperti surga,
Aisyah, kau adalah cahaya,
Yang menerangi jalanku dalam gelap.
***
"Abi. Jangan bikin mantu kesayangan mama menangis. Kamu akan berhadapan dengan mama jika sampai itu terjadi !" ancam mama Vina dan kembali melangkah sambil menutup pintu kamar Abi.
***
Abimana yang sudah melihat pintu kamarnya tertutup langsung menghampiri Aisyah yang masih duduk di sofa kamarnya. Abi hanya berdiri sambil memasukan kedua tangan nya di dalam saku celana dan bicara pada Aisyah.
"Kamu di tunggu papah di bawah. Papa ingin bertemu denganmu." kata Abi datar.
"Iyaa." sahut Aisyah, lagi-lagi hanya itu jawaban yang disampaikan Aisyah.
Setelah mendengar jawaban Aisyah, Abi kembali melangkah untuk keluar kamar diikuti oleh Aisyah di belakang nya.
Kini keduanya berjalan menuruni tangga menemui papa Adam. Saat sudah sampai di ruang keluarga papa Adam hanya tersenyum simpul melihat Aisyah, namun Aisyah yang sudah di ajarkan adab sopan santun pada orangtua langsung menghampiri papa Adam untuk menyalaminya.
"Assalamualaikum pak." sapa Aisyah menyalami papa mertua nya dengan sopan.
"Waalaikumsalam, sehat nak ?" tanya papa Adam.
"Alhamdulillah Aisyah sehat pak." sahut Aisyah masih canggung.
"Kok panggil pak ? Ini bukan di perusahaan Ais, panggil aku Papa. Sama seperti Abi." kata papa Adam.
"Iya pah."
"Nah begitu kan jadi lebih enak di dengar di telinga." kata papa Adam sambil terkekeh, dan mama Vina juga ikut terkekeh.
Abi yang melihat Aisyah tersenyum dibalik cadarnya sedikit terpesona. Ternyata Aisyah bisa tersenyum jika di ajak bercanda, walaupun tak melihat nya secara langsung, karena tertutup cadar. Setelah cukup lama bercanda dan tidak ada pembahasan, papa Adam memecahkan keheningan sesaat.
"Oo iya Bi, katanya kamu mau menyampaikan sesuatu sama papa ? Ada apa ?" tanya sang papa.
"Mmm begini pah, Ehem.." sahut Abi berdehem menetralkan suasana hatinya.
"Besok Abi akan keluar kota, karena Abi akan buka cabang perusahaan di luar kota." kata Abi menjelaskan niatnya pada sang papa.
"Berapa hari ?"
"Sekitar satu bulan pah, itu jika tidak ada masalah." kata Abi lagi.
"Apa Aisyah ikut juga ?" tanya papa Adam dengan raut wajah penuh selidik.
Abi yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung diam seribu bahasa sambil melirik ke arah Aisyah yang duduk di sebelah mama Vina. Abi tidak tahu harus menjawab apa, karena dia belum mengatakan apa-apa pada Aisyah.
"Ti-tidak pah." sahut Abi gugup takut mendapat bom dari mulut sang papa dan mama.
"Loh..! gak bisa seperti itu dong Abi. Dia istrimu, Sebelum kamu ijin sama mama dan papa, kamu juga harus ijin dulu dengan Aisyah." terbukti mama Vina langsung memberi ocehan panjang lebar pada Abi.
"Dan kemanapun kamu pergi, istrimu juga harus kamu bawa. Seperti dulu papa yang selalu membawa mama kemanapun dan dengan urusan apapun." tambah lagi mama Vina.
"Iyaa mah, Abi tidak tahu harus bicara bagaimana dengan Aisyah." sahut Abi membela dirinya sendiri.
"Jadi kalian saling menjaga jarak selama satu minggu ini ?" kata mama Vina mulai curiga, sambil menatap bergantian pada Aisyah dan Abi. Namun tak ada jawaban dari bibir keduanya yang hanya saling melirik sekilas.
"Abi ! Jawab mama !" tambah lagi mama Vina dengan suara tegasnya.
"Bukan menjaga jarak mah, kita hanya perlu waktu untuk beradaptasi." jawab Abi akhirnya mengakui.
"Kalau begitu, bawa Aisyah bersamamu ke luar kota !"
"Tapi mah ini.."
"Tidak ada tapi tapian ! Mama gak rela mantu mama diperlakukan seperti ini !" kata mama Vina penuh penekanan.
"Dan ingat. Mama gak mau mendengar lagi jawaban kamu yang seperti anak kecil ini ! Paham Abi !" tekan lagi mama Vina dan beranjak dari duduk nya sambil menarik tangan Aisyah untuk mengantar menantu kesayangan nya ke kamar.
Aisyah berjalan dengan setengah berlari karena mama Vina terus menarik tangan nya hingga menaiki tangga dan sampai di depan kamar nya. Setelah sampai mama Vina menatap Aisyah lekat di hadapannya dan langsung memeluk Aisyah dengan erat.
"Maafin anak mama Aisyah. Mungkin pernikahan ini terlalu cepat untuk kalian, tapi mama harap, ada kebahagian di masa depan kalian nanti." Mama Vina tersedu sedu menangis di pelukan Aisyah.
Aisyah yang mendengar kata maaf dari mama mertua langsung membalas pelukan nya dengan erat. Kesalahan Abi yang memang tidak mengaggap Aisyah ada, justru sang ibu lah yang meminta maaf atas kesalahan putra semata wayangnya itu.
"Tidak apa-apa mah. Mas Abi benar, kita memang perlu beradaptasi lebih dulu, karena kita belum saling mengenal satu sama lain." jawab Aisyah lembut mengusap punggung mama Vina untuk menenangkan.
"Mungkin mas Abi juga butuh waktu untuk menerima pernikahan ini, begitupun dengan Aisyah." tambah lagi Aisyah.
"Masyaallah, Abi akan menyesal jika sampai berani menyakiti mu nak." ujar lagi mama Vina masih dengan tangisan nya.
***
Makan malam yang seharusnya hangat dan sudah direncanakan sejak kemarin, justru menjadi hening karena kejadian tadi siang. Hanya suara dentuman sendok tanpa ada yang bicara. Mama Vina yang merasa tidak enak pada Aisyah akhirnya memulai pembicaraan di meja makan.
"Oh ya Aisyah, apa kamu tidak ingin melanjutkan kuliahmu ?" tanya mama Vina.
"Ais belum memikirkan untuk itu mah." sahut Aisyah.
Walaupun ingin sekali Aisyah kembali melanjutkan pendidikan nya di jurusan kedokteran, namun untuk saat ini lebih baik seperti ini dulu.
"Jika kamu ingin melanjutkan, bicara saja sama mama. Nanti biar mama yang biayai semuanya." tawar lagi mama Vina.
"Aisyah tidak bisa memutuskan itu secara sepihak mah. Ais harus ijin dulu dengan mas Abi." jawab Aisyah bijaksana.
Abimana yang mendengar jawaban Aisyah merasa tertampar, dan pura-pura biasa saja langsung mendapat tatapan dingin dari sang mama. Namun papa Adam hanya diam saja fokus dengan makanan nya sambil sesekali mendengar dan melihat mereka yang sedang bicara.
"Abi."
"Hmm, kenapa mah ?" jawab Abi pura-pura tidak tahu obrolan kedua wanita yang berada disamping dan di hadapannya.
"Tawari Aisyah untuk melanjutkan kuliahnya. Agar Aisyah tidak bosan juga dirumah menghadapi kamu yang seperti beruang kutub."
Abi yang mendengar dirinya dijuluki beruang kutub langsung menghentikan mulutnya yang sedang mengunyah dan menatap sang mama juga melirik ke arah Aisyah.
Aisyah yang mendengar itu dan melihat lirikan Abi hanya bisa menunduk menahan tawanya di balik cadar sambil menyantap makanan nya pelan. Sedangkan papa Adam, hanya tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah ibu dan anak di hadapannya. Lalu Abi langsung kembali mengunyah makanan nya kemudian menjawab ucapan sang mama.
"Nanti Abi akan bicara dengan Aisyah. Abi juga tidak bisa memaksanya jika memang dia tidak mau." jawab Abi menahan kesal dan malu nya dihadapan Aisyah.
***
Makan malam sudah selesai dan mereka kini berada di ruang keluarga untuk sekedar menonton TV. Namun seperti biasa, Aisyah hanya diam melihat layar lebar yang berada di hadapannya. Sedangkan Abi sesekali berbincang dengan sang papa. Setelah papa Adam merasa bosan dan lelah, ia langsung bangkit dari duduknya.
"Papa mau istirahat dulu." kata papa Adam meninggalkan mereka bertiga disana.
"Iyaa mama juga sudah mengantuk, mama istirahat dulu ya Aisyah."
"Iya mah." sahut Aisyah.
Mama Vina kemudian beranjak pergi menyusul sang suami tanpa berpamitan dengan Abi.
"Mama nggak pamit sama Abi mah ?" ujar Abi yang membalikkan tubuhnya di sofa pada sang mama yang sudah meninggalkan nya.
"Nggak ! Mama males ngomong sama beruang kutub kayak kamu." sahut mama Vina dengan jutek nya tanpa menoleh ke belakang.
Aisyah yang mendengar itu lagi-lagi hanya bisa menunduk menahan tawa nya. Karena suasana sudah kembali hening Aisyah juga ikut pamit pergi ke kamar untuk istirahat.
"A-aku masuk dulu mas." pamit Aisyah lembut.
"Hmm.." jawab singkat Abi melihat layar TV tanpa menatap Aisyah.
Kini tinggal lah Abi sendirian di ruang TV. Dia melempar remot tv nya ke arah sofa yang di duduki sang mama tadi.
"Argh.. mama apaan sih bicara begitu di depan Aisyah. Bikin malu saja."
Abi kesal bukan main dengan kelakuan sang mama yang terang-terangan di hadapan Aisyah menjulukinya beruang kutub. Karena dirinya sudah tidak ada yang menemani, Abi langsung mematikan TV nya dan beranjak pergi menuju kamarnya menyusul Aisyah yang sudah lebih dulu pamit untuk istirahat.
...----------------...
Bersambung...
pahami juga dongg perasaan dan kemauan dr suami kamu 🤨😤
akibat kecerobohan kamu sihhhh 😝😤
terlalu manja dan keras kepala 😡