NovelToon NovelToon
Sayap Patah Milik Melodi

Sayap Patah Milik Melodi

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Persahabatan / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:41.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Apa ... jangan-jangan, Mas Aldrick selingkuh?!”

Melodi, seorang istri yang selalu merasa kesepian, menerka-nerka kenapa sang suami kini berubah.

Meskipun di dalam kepalanya di kelilingi bermacam-macam tuduhan, tetapi, Melodi berharap, Tuhan sudi mengabulkan doa-doanya. Ia berharap suaminya akan kembali memperlakukan dirinya seperti dulu, penuh cinta dan penuh akan kehangatan.

Namun, siapa sangka? Ombak tinggi kini menerjang biduk rumah tangganya. Malang tak dapat di tolak dan mujur tak dapat di raih. Untuk pertama kalinya Melodi membuka mata di rumah sakit, dan disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Meskipun dirundung kesedihan, tetapi, setitik cahaya dititipkan untuknya. Dan Melodi berjuang agar cahaya itu tak redup.

Melewati semua derai air mata, dapatkah Melodi meraih kebahagiaan? Atau justru ... sayap indah milik Melodi harus patah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPMM17

"Hah, sialan! Udah nggak dapat informasi apapun, sekarang malah berakhir pulang naik angkot!" gerutu Vina ketika turun dari angkot di persimpangan jalan rumahnya.

Ia terpaksa memilih pulang karena Ajeng memilih untuk tinggal lebih lama di rumah sakit. Sementara Aldrick, pria itu menolak permintaannya untuk mengantarkannya pulang dengan berdalih sedang menunggu dokter datang.

"Bukannya dapat uang, malah buang-buang uang! Boncos—boncosss!" gerutunya lagi. Ia menyeka keringat yang mengalir di keningnya ketika di sorot terik matahari.

Kekesalan di hatinya sedikit mereda ketika atap rumahnya sudah tampak di depan mata. Vina melangkah cepat, nyaris saja wanita itu tersungkur akibat tersandung batu. Ia benar-benar sudah tak sabar untuk tiba di rumah, mengisi perutnya, lalu mengisi waktunya dengan tidur siang hingga maghrib.

Namun, sirna sudah harapan wanita itu ketika melihat sosok yang sudah menunggunya di teras rumah. Pundaknya mengendur, tubuhnya membungkuk lemas.

"Udah lama, Bu?" Vina melempar senyuman ke arah ibu mertuanya. Namun, kentara sekali senyuman itu tidak sampai ke mata.

"Baru sebentar," sahut Siti dengan wajah masam. "Saking sebentarnya, baju anak dan cucuku yang ku cuci saat kau kelayapan, sampai kering di jemuran."

Vina meneguk kasar ludahnya. Sorot mata sang ibu mertua sungguh sangat mematikan.

"Duh, Ibu. Kenapa dicuci kan, Bu? Itu kan tugas ku. Ibu nih terlalu baik deh sama aku, kan aku jadi nggak enak." Wanita yang mengenakan kemeja flanel itu berusaha mencairkan suasana.

"Baik?" Alis wanita separuh baya itu menukik tajam. "Terpaksa aku cucikan ketimbang anak dan cucuku nggak ganti baju dan sempak. Buta kah kau, Vina? Pakaian bersih mereka tinggal sehelai saja di dalam lemari, kau berniat membuat mereka telanjang besok? — Kalau tau kau ini wanita yang pemalas, tak sudi aku memberi restu untuk hubungan kalian!"

Kedua tangan Vina mengepal erat. Ia tak menduga kalau Siti hari ini akan berkunjung. Tau begini, jelas ia tidak akan pergi ke mana-mana.

"Sana masuk! Setrika tumpukan pakaian yang sudah bersih itu!" Perintah Siti dengan kilat mata menyala.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lorong rumah sakit begitu sunyi. Hanya suara langkah kaki beberapa suster dan anggota keluarga para pasien yang memecah keheningan. Di sudut dekat jendela, Dokter Andra berdiri diam, memandang kosong ke luar. Tangan kirinya meremas rambutnya sendiri, sementara tangan kanannya menggenggam erat pena favoritnya.

Pria itu tampak frustasi, mengingat pertengkaran antara Nadia dan dua orang perawat tadi siang di kamar mandi rumah sakit. Apalagi setelah itu, Nadia keluar dan menatap dirinya dengan sorot mendeklarasikan perang.

"Dia nggak benci padaku, ‘kan?" gumamnya frustasi. Seumur hidup Andra, ini pertama kalinya ada wanita yang menatapnya dengan tatapan mematikan seperti itu.

Andra menepuk-nepuk dadanya, entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup. Pria itu jadi menghayal yang tidak-tidak. Ia membayangkan Nadia akan mendatanginya, mengangkat tubuhnya, lalu membantingnya dengan kejam di atas lantai yang dingin.

Pria itu mengusap bulu-bulu halus di tengkuknya yang mulai meremang. "Padahal tadi aku udah mau nolongin. Tapi, ternyata dia se-strong itu nyelamatin harga dirinya seorang diri."

Andra meraih ponselnya di atas meja, ia membuka aplikasi tok-tok-tok sambil berusaha mengingat kembali username Nadia.

"Username nya, Janda Tobrut, ‘kan? Apa, ngabrut?" Andra menggaruk ujung pelipisnya yang tak gatal, sambil terus-terusan mencari. Beberapa detik kemudian, mata Andra berbinar, sudah seperti menemukan permata. "Ketemu!"

Andra meng-klik username Janda Tobrut yang langsung menampilkan akun dengan 300ribu followers.

"Banyak juga pengikutnya." Gumam Andra sambil melirik lingkaran merah muda yang berkedip-kedip di photo profil Nadia. "Dia ... lagi live?"

Bak tersihir, ujung jari pria tampan itu meng-klik lingkaran merah muda tersebut. Dan sedetik kemudian, wajah Nadia memenuhi layar.

"SELAMAT DATANG BUAT YANG BARU BERGABUNG. DI PILIH YA SAYANG YA, MAU SEMPAK WARNA APA?" Suara Nadia menggelegar di seberang sana. Bak kesetanan, Andra secepat kilat menurunkan volume ponselnya.

Pria itu cepat-cepat mengeluarkan headset dari dalam laci dan lekas memasangnya. Ia mengurut dadanya yang berdetak kencang. "Bener-bener di luar prediksi nih cewek!"

Bak sedang berlaga tatap, Andra hampir tak berkedip. Matanya fokus menatap Nadia di layar ponsel. Bibirnya tersenyum usil, ia mengetik sebuah pertanyaan : "Jualan apa, Kakak Cantik?"

Bola mata Nadia memenuhi layar, ia membaca pertanyaan dari Andra dan menjawabnya dengan suara lantang.

"JUAL DIRI YA SAYANG YA, 50 SAJA. KENA GIGI UANG KEMBALI, KENA TAHI LAP SENDIRI! —MATA NGANA BUTA KAH? NGANA TIDAK LIHAT KITA INI JUALAN SEMPAK SAMA BEHA?!" Nadia melemparkan sepasang beha ke arah layar.

"HAHAHAHA!" Andra terbahak-bahak, ia melupakan apa itu tertawa dengan elegan. Ia mengakhiri tontonan live nya, sambil memukul-mukul meja efek perutnya yang terasa bak digelitik.

Namun, tawa dokter tampan itu terpaksa berhenti ketika salah satu perawat masuk ke dalam ruangan nya dengan wajah panik.

"Ada apa?" tanya Andra.

"Dok, pasien yang bernama Melodi, tiba-tiba tidak sadarkan diri ...."

*

*

*

1
Raa
Akhirnya Melodi menemukan bahagianya 🥰❤️

Terima kasih banyak atas karya indahnya ini Kakak author ❤️🫂🥳
Raa
Ibu mertua yang baik hati🥹
Raa
Cie ... cie ... pengantin balu🥳
Raa
Biang penyemarak suasana tiba🥳
Raa
Selamat Mel 🥳❤️🥰
Raa
Peran dan dukungan suami, ibu mertua, serta sahabat, pasti bisa membuat Melodi melewati ujiannya ini.
Raa
Di Al ma Bu Ajeng pasti tambah merasa bersalah lagi.
Raa
Gunakan waktumu sebaik mungkin Al.
Raa
Mel ... Mel, ada aja cobaan mu🥹
Erlian.A
mohon maaf juga tor .
Ditgu kryanya yg baru kak
Dini Asma Amalia
bagus bgt ceritanya..ada sedih nya, byk lucunya jg..kereeennn 👍👍👍
Dae_Hwa💎: Terimakasih banyak untuk penilaian sempurna nya kakak 💗
total 1 replies
Sugem
mohon maaf juga tor ku
💕Bunda Iin💕
sama² tor... maafin ak jg ya tor🥰😘💖
Alam Jaya
setiap menunggu
Alam Jaya
akhir yg indah 🤩
💕Bunda Iin💕
💖💖💖💖💖💖💖
Sugem
lah wong anak mu salah. opo iki
Riaaimutt
akhir yang bahagia
Riaaimutt
om kaya ini 😇
Gus Surani26
maafin juga ya kak kalau salah dalam memberi bintang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!