Alana seorang gadis biasa yang sangat suka membaca novel di waktu senggangnya. Hingga ada satu novel yang membuatnya benar-benar sangat kesal.
Tapi siapa sangka ia justru terjebak menjadi pelayan dari penjahat utama dalam novel tersebut.
"Aku benar-benar akan mati jika terus begini." Gumamnya.
"Akh pangeran bajingan !" Umpatnya.
"siapa yang kau sebut bajingan ?"
"Mati aku..."
Dapatkah Melisa terus bertahan hidup dan dapatkah ia merubah akhir dari novel itu ? ayo saksikan kisahnya di "Transmigrasi menjadi pelayan pria jahat."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aif04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akan membantumu
"Dia, tidak cukup baik saat ini." Ujar Robin.
Mendengar hal itu secara refleks Rion menatap tajam pada Robin. Tatapan yang meminta agar pria itu menjelaskan apa yang terjadi.
"Baiklah." Ujar Robin lalu menceritakan kejadian malam itu.
...****************...
FLASHBACK ON
Alana benar-benar bingung harus berbuat apa pada saat Rion tidak sadarkan diri dengan luka separah itu.
"TOLONG ! SIAPA PUN TOLONG !" Teriak Alana.
'Kemana sih para prajurit ini ?'Batinnya.
Hingga akhirnya Alana memutuskan untuk meninggalkan Rion untuk mencari pertolongan. Tapi baru saja Alana ingin melangkahkan kakinya, Rion justru membuka matanya. Pada saat ini matanya berubah menjadi merah dan Alana tau jelas jika itu bukanlah hal baik baginya.
"Yang mulia ! Ini saya ! Pelayan pribadi anda !" Ujarnya dengan sedikit berteriak saat pria itu seakan-akan ingin menyerangnya.
"Hah ini gila..."Gumam Alana. Dia tidak menyangka jika kutukan itu justru bangkit di saat pria itu tidak sadarkan diri.
"Bunuh...bunuh...bunuh..." Gumam Rion dengan terus mendekat kepada Alana. Tapi wanita itu tidak mau tinggal diam, dia mencoba melarikan diri dengan cara berlari tapi Rion bisa mendapatkannya.
"Bunuh...bunuh.." Gumamnya.
"Yang mulia Ugh...ini sa-saya uhuk.." Pria itu mencengkram lehernya dengan begitu kuat bahkan tidak ada tanda-tanda untuk pria itu melepaskannya.
Alana terus memberontak ia bahkan mencakar kuat lengan pria itu tapi tampaknya hal itu percuma hingga Alana melihat luka tusukan di perut Rion.
"BUGH." Alana menendang luka Rion hingga pria itu melepaskannya.
"BRAK."
"UHUK." Alana memegang lehernya yang terasa begitu sakit. Kemudian ia melihat ke arah Rion yang tampak terjatuh ke tanah tapi kemudian pria itu justru kembali bangkit.
"Ini gila !" Gumamnya.
"AKH !"
"AKH !"
Tiba-tiba saja pria itu mengamuk begitu keras layaknya seperti seseorang yang sangat kesakitan. Aura hitam menutupi tubuh pria itu dan mulai memakannya.
"Kutukan itu akan memakannya." Gumam Alana.
Ia mencengkram erat kedua telapak tangannya, dalam pikirannya ia berpikir lebih baik lari selagi ada kesempatan tapi hatinya menolak itu. Dimata Alana ia justru merasa sangat kasihan pada Rion.
"Apa yang harus kulakukan." Gumamnya.
Dia melirik lagi pada Rion yang begitu kesakitan. Alana memalingkan wajahnya sejenak lalu menghela nafas panjang.
"Aku harap aku tidak akan menyesalinya."Gumamnya.
Sedetik kemudian ia berlari masuk ke dalam kutukan itu. Alana tau cara untuk pria itu bisa selamat adalah dengan membangunkan Rion yang asli. Sebenarnya cara paling mudah adalah dengan menggunakan air suci dan mawar tapi sekarang dia tidak punya waktu untuk mencari kedua benda itu.
"YANG MULIA !"Teriaknya dengan menerobos pembatas kutukan.
"BRAK."
"BUGH."
Alana terdorong begitu keras hingga tubuhnya terbentur pohon yang ada di taman itu. Rasa sakit yang luar biasa begitu terasa tapi ia bangkit kembali walau dengan keadaan yang tidak baik.
Alana tau betul sesuatu apapun yang ia lakukan selalu memiliki akibatnya tersendiri. Termasuk dia yang terus merubah plot cerita, jadi dia akan bertanggung jawab untuk hal itu.
"Kau harus bangun Rion !" Tegasnya lalu kembali mendekati dinding kutukan yang berbentuk asap hitam.
"UGH."
"AKH."
"UGH."
Dia melihat sejenak kearah Rion yang masih mengamuk di dalam tempat itu. Alana tau betul jika kutukan itu bukanlah sesuatu yang diinginkan Rion.
'Ternyata begitu, dulu aku hanya selalu membaca novel itu dari sudut pandang pemeran utama tapi aku tidak pernah berpikir bagaimana dengan sudut pandang dari pria ini. Dia juga bukan menghancurkan dunia karena dia ingin, akan tetapi karena kutukan itu. Bukankah jika dilihat dari sudut pandang Rion bahwa dia adalah pemeran utama yang menyedihkan bahkan sampai akhir pun ia tidak menemukan akhir yang bahagia.'Batin Alana saat melihat begitu tersiksanya Rion karena kutukan yang mencoba memakan jiwanya.
Sedangkan di alam bawah sadar pria itu, saat ini ia sedang berada di ruangan yang begitu gelap. Hanya sendirian tanpa siapapun di sana. Ia menatap kosong pada sebuah layar yang memperlihatkan bagaimana kehidupannya selama ini.
Tidak ada guratan emosi sedikitpun terlihat di matanya. Bahkan pria itu mulai bertanya untuk apa ia hidup jika ia hanya di takdirkan untuk menderita. Hari-hari yang gelap terus menyelimutinya di tambah dengan kutukan yang semakin menelan jiwanya. Itu buruk tapi ia terbiasa dengan hal tersebut.
"Berikan jiwamu !" Suara yang terdengar di dalam tempat itu.
Rion hanya diam mendengar hal itu, ia mulai berpikir untuk memberikan jiwanya pada kutukan itu karena ia benar-benar lelah menghadapi hidupnya yang benar-benar menyedihkan. Bahkan saat ini Rion mulai mempertanyakan mengenai tujuannya selama ini.
"Jika kau memberikan jiwamu maka kau akan tenang. Tidak ada lagi kesedihan, kesunyian ataupun kehampaan. Kau akan beristirahat dengan tenang tanpa memikirkan apapun. Lagipula jika kau hidup maka kau hidup untuk apa ? Kau hanya sendirian dan tidak ada yang mengharapkan mu di dunia ini. Kau benar-benar hanya seorang diri hanya aku yang bersamamu." Hasut kutukan itu.
"Jadi ayo serahkan jiwamu..." Lanjutnya.
Rion terdiam sejenak lalu ia menyadari jika apa yang dikatakan kutukan ini memang benar.
"Baiklah, aku akan..."
"YANG MULIA SADAR !"Tiba-tiba saja teriakan seorang wanita terdengar di tempat yang gelap itu.
Rion menatap sekeliling tempat itu mencoba mencari sumber suara.
"YANG MULIA SAYA MOHON SADAR ! ANDA HARUS SADAR ! JANGAN MENDENGARKAN APA KATA KUTUKAN ITU !" Suara alana yang terdengar begitu jelas di alam bawah sadarnya.
"Ini..." Gumam Rion.
Tiba-tiba saja dia melihat bayangan wanita itu berdiri di hadapannya lalu tersenyum padanya. Senyum yang begitu tulus dengan tatapan mata yang begitu bahagia. Tidak ada ketakutan di mata wanita itu saat melihatnya.
"Kau ? Bagaimana kau bisa disini ?"Tanya Rion.
"YANG MULIA SADAR YANG MULIA ! YA-YANG MULIA !" Panggil Alana di dunia nyata yang berusaha dengan keras menembus dinding kutukan itu.
Walaupun terluka cukup banyak tapi Alana tidak perduli Bagaimanapun caranya ia harus bisa sampai pada pria itu.
"BUGH." Setelah sepenuh usaha ia akhirnya bisa tiba di dekat Rion lalu memeluknya.
"ANDA HARUS SADAR YANG MULIA ! SAYA MOHON !" Ujar Alana dengan memeluk Rion.
Pria yang awalnya terus mengamuk menjadi tenang. Nafas Rion mulai beraturan, di tambah dengan mata pria itu yang kembali berwarna hitam.
"Sekarang sudah baik-baik saja, anda akan mendapatkan akhir yang bahagia."Gumam Alana yang masih memeluk Rion.
"BUGH." Kedua orang itu terjatuh ke atas tanah dengan posisi bersebelahan.
Alana menatap wajah pucat Rion yang sudah kembali tidak sadarkan diri itu.
"Aku akan membantumu untuk mendapatkan happy ending." Gumam Alana sebelum kehilangan kesadaran.
FLASHBACK END
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor
semangat terus ya buat ceritanya Thor
semangat ya buat ceritanya Thor👍😊💪
semangat ya buat ceritanya Thor
Sedap jika di pandang mata.
Thooor, buat Rion jatuh cinta denga Alana.
Sehingga mereka berdua bisa hidup bahagia.
Up yang banyak tjooor.
🤭🤭🤭
semangat ya buat ceritanya Thor
Ngak mudah di tindas.
👍👍👍
Dari Andrea dan Melisa.
Aq pindah ke sini.
semangat ya buat ceritanya Thor 💪😊👍