(Revisi)
Demi menggagalkan rencana jahat ibu tirinya, Zahira terpaksa mendaftarkan diri pada sebuah aplikasi biro jodoh, dimana dirinya akan menjadi Pengantin Pesanan.
"Aku tidak menyangka pengantin pria nya mirip Tarzan"-- Zahira Malika Maheswari.
"Kenapa fotomu beda dengan wajah aslimu. Jawab aku, Nona Zahira!"-- Louis Abraham Smith.
Bagaimana jadinya jika keduanya terikat kontrak pernikahan, hingga terkuat rahasia Louis yang dapat menghancurkan kontrak pernikahan keduanya.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Pengantin Pesanan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Pengantin Pesanan
"Louis" panggil Zahira dengan mata melotot sempurna, karena posisinya sangat intim tepat diatas tubuh Louis.
Louis menatap lekat wajah sosok wanita yang menimpa tubuhnya. Dia menarik senyuman tipis menatap wajah cantik sang istri yang sudah menganggu pikirannya akhir-akhir ini.
"Zahira" Louis mengangkat sebelah tangannya lalu mengusap lembut pipi Zahira.
"Louis, aku harus turun!" ucap Zahira memelas sambil menggeser tubuhnya, membuat Louis ikut bangun dan kembali memijit keningnya.
"Zahira, tubuhku sangat panas" ucap Louis meracau dengan tatapan mata sendu.
"Apa! Kau kepanasan. Tunggu sebentar ya, aku akan menyiapkan air hangat untuk mu. Kau harusnya berendam." ucap Zahira panik dan segera berlalu masuk ke dalam kamar mandi mengisi bathtub air hangat untuk Louis berendam.
Setelah semuanya beres, Zahira melihat Louis tampak duduk di pinggir tempat tidur sambil memijit kepalanya.
"Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu, sebaiknya kau berendam dulu." ucap Zahira mendekat kearahnya.
Louis menoleh kearahnya dan mengangguk menanggapi ucapannya. Dengan cepat Zahira membantu Louis berdiri lalu memapahnya masuk ke dalam kamar mandi.
Zahira memapah Louis dengan langkah terseok-seok, mengingat postur tubuh Louis yang tinggi dan kekar membuat tenaganya terkuras. Ditambah saat membantu Louis membuka pakaian, jantungnya terus berdetak kencang layaknya akan copot dari tempatnya.
Louis tampak patuh dan tak banyak bicara. Dia hanya sibuk memandangi wajah cantik Zahira dengan jav kung naik turun. Istrinya sangat cantik dan seksi malam ini.
Zahira lalu berjongkok dihadapan Louis untuk membuka celana jeans Louis, dia sempat ragu melakukannya.
"Kau bisa membukanya sendiri" ucap Zahira dengan wajah merona dan tersipu malu.
"Ya" ucap Louis dengan suara serak, membuat Zahira segera berbalik badan.
Tak berselang lama, Louis sudah masuk ke dalam bathtub dan mulai berendam. Zahira malu-malu menoleh kearah Louis, ia ingin segera keluar dari situasi yang membuatnya deg-degan.
"Zahira, tolong pijat kepalaku" ucap Louis dengan tatapan sulit diartikan dan begitu rileks menikmati berendam nya.
"Ba-baik" sahut Zahira terbata-bata lalu mendekat kearahnya.
Perlahan Zahira mulai memijit kepala Louis, dia sempat mengambil kursi lalu duduk di samping bathub. Tangannya yang lentik mulai bekerja memijit Louis, sampai-sampai Louis memejamkan matanya menikmati pijitan istrinya.
Dengan posisi yang begitu dekat, Louis mampu merasakan deru nafas Zahira menerpa wajahnya. Dia lalu membuka matanya dan langsung menelan salivanya dengan susah payah melihat gunung kembar Zahira sangat menonjol tepat di depan matanya.
"Apa kau merasa rileks" ucap Zahira tersenyum dan Louis langsung mengangguk cepat.
"Kalau begitu, aku akan memijit pundakmu" ucap Zahira bangkit dari duduknya membuat Louis langsung memegang jemari tangannya, susah payah dia menahan gairahnya sejak tadi, dengan santainya istrinya menawarkan ingin memijat pundaknya.
"Kau bisa melakukannya diatas tempat tidur. Aku ingin menyelesaikan semua ini" ucap Louis seolah sedang menahan sesuatu dalam dirinya, ia lalu keluar dari bathtub.
"Aaaaaa"
Zahira berteriak histeris dan segera menutup matanya, karena tak sengaja melihat aset berharga Louis berdiri tegak menantangnya. Zahira merutuki kebodohannya sendiri karena tak beranjak dari duduknya. Matanya benar-benar ternodai karena ulah suaminya.
"Tunggu aku di luar. Kau sungguh tidak sabar melihatnya" ucap Louis terkekeh sambil membilas tubuhnya di bawah shower. Sedang Zahira menggerutu kesal sambil melangkah keluar dari kamar mandi.
Zahira berdengus kesal lalu memeriksa ponselnya. Sudah dua malam dia mendapatkan pesan singkat dari orang tak dikenal dan menyuruhnya untuk meninggalkan Louis. Namun Zahira memilih mengacuhkannya dan langsung memblokirnya.
"Dasar orang aneh!" gumam Zahira lalu meletakkan ponselnya di atas nakas.
Zahira memilih menyiapkan piyama untuk Louis. Saat keluar dari ruang ganti, dia berpapasan dengan Louis yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basah hingga membuat Zahira terpesona yang baru menyadari ketampanan suaminya.
Tanpa basa-basi Louis langsung menarik pinggang ramping Zahira dan memeluknya dengan posesif.
"Apa aku sangat tampan sayang, sampai air liur mu ingin menetes" ucap Louis menggodanya.
"Iih geer bang....emmmpp"
Zahira hanya mampu membulatkan matanya mendapatkan ciuman mendadak dari Louis. Tubuh Zahira mendadak membeku di tempatnya saat Louis mencium dan mellumat bibirnya dengan lembut.
"Louis." panggil Zahira disela-sela ciumannya yang sudah kesulitan mengimbangi Louis. Benar kata Sean, bahwa suaminya sedang dalam pengaruh obat dan ia diminta untuk bisa melayaninya dengan baik.
Zahira langsung mendorong tubuh Louis untuk segera menghentikan ciumannya, karena dia sudah kesulitan bernapas. Namun, Louis yang sedang menggila masih saja melancarkan aksinya menarik tengkuknya untuk memperdalam ciumannya.
"Emmppp.....Lo.. Louis..hah" ucap Zahira tersengal-sengal.
"Zahira, aku tidak bisa menahan diri. Apapun permintaan mu akan aku kabulkan, yang jelas aku meminta hak ku sekarang." ucap Louis merengkuh pinggangnya dan Zahira dengan bodohnya hanya diam persis boneka manekin.
Apapun permintaan ku, akan dia kabulkan. Apakah kata-katanya bisa di pegang. Batin Zahira.
"Zahira" panggil Louis dengan tatapan sendu, membuat Zahira gelagapan dan mengangguk cepat. Dia tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir, sehingga mengiyakan saja ucapan Louis.
Sementara Louis tersenyum tipis, mendapatkan persetujuan dari Zahira. Louis kembali mencium bibir manis Zahira. Tanpa melepaskan pangutannya, Louis mengangkat tubuh istrinya dan membawanya ke tempat tidur.
Dengan hati-hati Louis membaringkan tubuh Zahira di atas tempat tidur lalu menindihnya.
"Louis, rambutmu masih basah, biar ku keringkan dulu. Jangan sampai kau masuk angin" ucap Zahira gugup, disaat seperti itu dia masih sempat-sempatnya memperhatikan kondisi suaminya. Dengan terpaksa Louis mengiyakan ucapannya dan memilih bersabar beberapa menit sebelum menyentuh istrinya.
Padahal Louis sudah terbakar gairah, namun sedari tadi berusaha untuk menahannya. Jangan sampai Zahira merasa ilfil kepadanya dan tak ingin melakukannya.
Louis menatap lekat-lekat wajah cantik Zahira setelah selesai mengeringkan rambutnya. Jemari tangannya mulai membelai lembut wajah istrinya. Jujur ia menyukai istrinya, namun belum berani mengungkapkan perasaannya.
"Maaf Zahira." ucap Louis sebelum mencium bibir Zahira dengan lembut dan penuh perasaan.
Zahira hanya mampu pasrah menikmatinya sambil mengalungkan kedua tangannya di leher Louis. Sungguh dia masih kaku, padahal sudah sering berciuman dengan Louis.
Louis lalu mengangkat tubuh Zahira tanpa melepaskan ciumannya, kemudian membaringkan Zahira di atas tempat tidur dengan posisi menindihnya.
Menyadari Zahira sudah kesulitan bernapas, Louis segera menghentikan ciumannya, lalu membuka satu persatu kancing piyama Zahira. Dengan cepat Zahira menyilangkan kedua tangannya di depan dada untuk menutup tubuh bagian depannya.
"Louis, ak-aku...." ucap Zahira dengan bibir bergetar dan Louis kembali membungkam mulutnya dengan begitu rakusnya. Zahira hanya mampu pasrah dengan mata terpejam, bahkan jantungnya terasa akan copot dari tempatnya.
"Kau milikku, Zahira." ucap Louis disela-sela ciumannya. Pengaruh obat yang dicampurkan dalam minumannya benar-benar membuatnya menggila ingin memilik istrinya seutuhnya.
Kini mereka sudah tidak memakai sehelai benang pun di tubuhnya. Zahira tampak malu dengan rona wajah memerah sambil memalingkan wajahnya ke samping.
Louis tersenyum tipis lalu menarik dagunya menghadap kearahnya. Raut wajah Zahira terlihat sangat tegang dan gugup dengan keringat dingin membasahi keningnya.
"Aku berjanji akan melakukannya dengan lembut." bisik Louis di telinga Zahira.
"Ya, aku percaya padamu. Lakukanlah dengan lembut." ucap Zahira mencoba menghilangkan perasaan gugupnya sambil meremas sprei di bawahnya. Sebentar lagi ia akan menyerahkan mahkotanya.
Louis tersenyum puas mendengar ucapannya. Dia pun kembali mencium bibir ranum istrinya yang sudah bengkak lalu berpindah menciumi leher jenjang Zahira, dengan tangan mulai aktif meraba sana-sini tubuh sintal istrinya.
Zahira terus mendesah, karena ulah Louis yang sedang memainkan gunung kembarnya bahkan sampai menggigit gemas puncak gunung kembarnya. Namun beberapa menit kemudian, dia sudah terbuai dengan permainan suaminya.
Baik Zahira dan Louis sama-sama merasakan gelenyar aneh di tubuhnya. Bagaimana tidak, inilah pengalaman pertama mereka melakukan hubungan suami istri. Namun sekarang mereka mampu merasakan kenikmatan duniawi.
Suasana kamar yang begitu dingin, seketika berubah panas akibat pergulatan pasangan suami istri itu. Berkali-kali mereka mendapatkan pelepasan.
Louis mengakhiri permainannya, melepaskan kenikmatan itu dan mengakhirinya dengan mencium kening wanita yang sudah terlelap di sampingnya.
*
*
*
Bersambung.....