"brengsek"-Nagara Rajeski, "jadi selama ini elo cuman jadiin gue selingkuhan ?" tanya nya.
"kenapa ? bukan kah kita sama ?"-Aleta Serarindita. "gue juga cuman selingkuhan elo kan ?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani Yuranah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Febian Mahapati
Febian mahapati
Kaka kandung dari Aluna Mahapati. Mereka dua bersaudara yang sering berselisih.
Febian tengah berdiri di balkon kamar nya, lalu dia menunduk saat melihat sebuah mobil yang memasuki pekarangan rumah nya.
Tangan nya mengepal kuat, melihat adik satu satu nya yang masih berhubungan dengan pria itu.
Sungguh, hati nya tidak terima jika adik nya mencintai pria itu. Pria yang sudah mengkhianati adik nya tanpa sepengetahuan adik nya.
"Rupa nya elo ingin bermain main sama gue" desis Febian dengan sorot mata tajam nya.
Febian pun berbalik badan dan langsung berjalan untuk keluar dari dalam kamar nya.
Febian berdiri di dekat tangga, memperhatikan Aluna dan gara yang baru saja memasuki rumah nya.
"Aku ke kamar bentar ya" ucap Aluna meninggalkan gara sendirian di ruang tamu.
Nagara mengangguk, "jangan lama lama" jawab nya, membuat Aluna mengangguk kecil.
Saat di tangga, Aluna melihat Kaka nya itu tengah menatap nya dengan kedua tangan yang di masukkan ke saku celana nya.
"Ngapain cowok brengsek itu disini ?" tanya bian melihat gara dari lantai atas.
"Kenapa sih, ?" tanya balik Aluna, "gara itu cowok baik" ucap Aluna kekeuh.
"Baik dari mana ?" Tanya Febian, "elo belum tau aja kelakuan cowok Lo di belakang elo" tambah Febian.
"Terserah lah, capek aku dengerin nya" jawab aluna sambil berlalu pergi memasuki kamar nya.
Febian mengumpat kasar, karna Aluna berani menantang nya.
Febian mengeraskan rahang nya, lalu turun ke lantai bawah menghampiri gara yang tengah duduk di ruang tamu.
Nagara mendongkak saat mendengar suara langkah kaki yang mendekat.
Gara langsung berdiri saat melihat Kaka dari kekasih nya itu tengah berjalan untuk menghampiri nya.
Buughh
Tanpa banyak bertanya, Febian langsung menonjok rahang gara hingga tersungkur.
"BANGUN" sentak Febian menarik paksa gara untuk bangun.
"Ka bian kenapa tiba tiba mukul gue ?" Tanya gara membuat bian terkekeh sinis.
"Elo nanya kenapa ?" tanya balik Febian, "gue tau kelakuan busuk Lo" ucap Febian lagi.
Buughhh
Febian kembali melayangkan pukulan nya, hingga membuat sudut bibir gara pecah.
Nagara menahan emosi nya, dengan tangan yang mengepal kuat. Dia masih menghargai Febian Kaka dari aluna.
"Elo jangan main main sama aluna" ucap Febian tegas, membuat gara mengerutkan kening nya bingung.
"maksud nya apa sih ?" batin gara bergumam.
"Gue gak ngerti" jawab gara sambil memegang lengan Febian yang menarik kerah baju nya.
Febian tertawa kecil, "gak usah sok polos anjing" umpat Febian geram, dengan tangan yang siap untuk memukul gara lagi.
"KAK" teriak Aluna dari tangga, "ka bian apaan sih ?" sentak Aluna sambil berjalan menghampiri kedua nya.
"Lepasin" ucap Aluna sambil menarik Febian dari gara.
"Elo gak usah belain cowok Lo ini" ucap Febian menunjuk gara di belakang Aluna.
"Gue beneran gak ngerti" ucap Aluna, "kenapa sekarang kak bian kaya gini sama gara ?" tanya Aluna.
"KARNA COWOK LO BRENGSEK" jawab Febian menyentak.
Aluna melengos lelah, dan menangkup kedua pipi gara yang memar.
"Sakit ?" tanya Aluna memegang sudut bibir gara yang pecah.
Nagara menggeleng, "dikit sih" ringis nya.
Aluna kembali menatap Febian yang menatap gara tidak suka.
"Ka bian jahat tau gak ?" ucap Aluna sedikit menyentak, membuat Febian terkekeh.
"COWOK LO YANG JAHAT, BUKAN GUE" bentak Febian, "mending sekarang elo cabut" usir Febian mendorong kasar gara.
"Ka bian apaan sih ?" ucap Aluna menarik Kaka nya itu.
"Aluna, sekarang juga elo masuk kamar" ucap Febian menyuruh Aluna , membuat Aluna menggeleng.
"GUE BILANG MASUK" bentak Febian sambil menarik aluna untuk masuk ke dalam kamar nya.
"DAN ELO" tunjuk Febian pada gara, "PERGI DARI RUMAH GUE SEKARANG" bentak nya.
Nagara menghela nafas kasar, dan langsung berbalik badan untuk keluar dari rumah Aluna.
Tanpa menoleh, gara langsung menghampiri mobil nya dan langsung masuk ke dalam nya.
Pria itu langsung menyalakan mobil nya, dan langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
"Brengsek" umpat gara memukul stir kemudi nya.
"Kalau bukan karna Kaka nya aluna, udah gue matiin tuh orang" gumam gara memegang sudut bibir nya.
"Trus maksud nya apa coba" gumam gara merasa tak mengerti.
"apa Febian tau sesuatu tentang gue ?" batin gara bertanya.
"Gue harus cari tau tentang Kaka nya aluna" gumam gara, "jangan sampai dia tau dan ngasih tau adik nya" tambah gara dengan tangan yang memegang kuat stir kemudi nya.
***
"KA BIAAAN BUKAAA" teriak Aluna dari dalam kamar nya,
Braakk
Braakkk
Aluna mencoba menggedor gedor pintu nya yang di kunci dari luar oleh Febian. Aluna sungguh tidak paham, mengapa Kaka nya sekarang begitu tidak menyukai gara.
Aluna mencoba menghubungi gara yang tadi di usir oleh Kaka nya.
Nagara is calling
Aluna : hallo gara ?.
Nagara : iya lun ?.
Aluna : maafin kak bian ya
Nagara : iya gak papa, cuman bingung aja.
Aluna : bingung kenapa ?
Nagara : tiba tiba Kaka kamu jadi kaya gitu
Aluna : aku juga bingung,
Nagara : ya udah kamu istirahat aja sana. Aku pulang dulu
Aluna : hm, hati hati pulang ya.
Nagara : iya.
. Tut
Aluna pun mematikan sambungan telpon nya. Aluna langsung merebah kan tubuh nya di atas ranjang kasur nya.
Aluna hanya tinggal berdua dengan Kaka nya saja, orang tua nya bercerai dan memilih tinggal bersama pasangan nya masing masing.
Aluna melihat lihat galeri ponsel nya, fhoto nya dengan gara hanya bisa di hitung oleh jari. Aluna tidak tau pasti bagaimana perasaan gara terhadap nya.
Karna, dulu Aluna lah yang menyatakan cinta nya terlebih dahulu di depan banyak orang.
Entah laki laki itu juga mencintai Aluna, atau hanya tidak ingin membuat Aluna malu di depan orang banyak.
Tapi Aluna tak mengapa, dia sudah cukup bahagia sekarang. Tidak peduli jika gara tidak mencintai nya, yang penting dia sekarang ada di samping nya.
Aluna kembali bangun dari tidur nya, dia berjalan pelan ke arah pintu.
"KA BIAAAN" teriak Aluna memanggil bian yang tengah duduk di sopa dekat tangga.
Febian menghela nafas kasar, lalu berdiri dan berjalan menghampiri kamar aluna.
Ceklek
Febian membuka kunci pintu kamar Aluna, membuat Aluna langsung merekah senang.
"Aku masih ada pemotretan sore ini" ucap Aluna manyun,
Febian memutar bola mata malas, "bukan karna mau nemuin cowok Lo kan ?" tanya nya.
Aluna menggeleng cepat, dan memeluk lengan Febian.
"Bukaann astagaaaa" sewot Aluna, "aku beneran ada pemotretan" tambah nya.
"Ya udah" ucap Febian, "mau di anterin gak ?" tawar Febian.
"Nggak usah" jawab aluna, "aku di jemput sama mbak Fani" tambah nya.
"Ya udah, tapi awas aja kalau sampe bohong" ucap Febian tak main main.
"Iyaa" jawab Aluna mengangguk patuh, "aku berangkat ya" pamit nya.
"Hmm" jawab Febian mengangguk.
Aluna pun menuruni anak tangga untuk sampai ke lantai bawah.
Sedang kan Febian, dia masuk ke dalam kamar nya. Lalu dia melihat fhoto seorang wanita yang terpajang di dinding kamar nya.
Seorang wanita yang tengah berdiri di depan sebuah butik sambil tersenyum manis.
Febian berjalan mendekati fhoto itu, lalu dia mengelus lembut gambar yang menempel di dinding kamar nya itu.
"Apa yang kalian sembunyiin sekarang, suatu saat nanti akan terkuak juga" gumam Febian menyentuh fhoto itu.
"Tapi walau bagaimana pun juga, perasaan gue buat elo tak kan pernah hilang" ungkap Febian.
"Gue tau, kemaren gue udah salah dalam mengambil langkah" gumam Febian merasa menyesal.
"Gue terlalu mementingkan perasaan gue sendiri" tambah nya.
Febian menghela nafas kasar, lalu setelah nya dia berjalan keluar dari dalam kamar nya.
Febian berlari kecil menuruni anak tangga, lalu dia mengambil kunci mobil nya yang tergantung.
Febian berjalan cepat keluar dari dalam rumah nya, lalu dia menghampiri mobil nya yang sudah terparkir.
Bian langsung menyalakan mobil nya, dan langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi.
Mobil Febian pun melaju kencang membelah jalanan. Febian menambah kecepatan laju mobil nya untuk cepat sampai ke tujuan.
Dari jauh sebuah bangunan mewah sudah terlihat, Febian melihat nya dengan senyuman miring nya.
Febian menepikan mobil nya di sisi jalan raya, lalu dia mematikan mesin mobil nya.
Febian berdiam di dalam mobil nya untuk melihat seseorang dari jauh.
Senyum nya terbit saat melihat seorang wanita cantik yang baru saja keluar.
Wanita yang selama ini dia kagumi, meskipun wanita itu tidak pernah melihat ke arah nya sebagai pria yang di cintai nya.
"Sampai kapan gue cuma jadi pengagum Lo" gumam nya sambil melihat wanita itu yang tengah berjalan.
Febian merapikan penampilan nya, lalu dia membuka pintu mobil nya.
Hari ini dia akan mencoba mendekati nya dengan cara yang lebih baik.
Febian menghela nafas, sebelum Ahir nya turun dari dalam mobil nya untuk menghampiri wanita yang selama ini bertahta di hati nya.
Jantung nya berdetak cepat saat melihat wanita cantik itu tengah menyebrang jalan. Angin berhembus menerpa wajah cantik itu, membuat Febian terpaku terkena serangan pesona wanita cantik itu.
"Mana sih taxi nya ?" Ucap wanita itu yang dapat di dengar oleh Febian.
Febian tersenyum kecil melihat wanita cantik itu tengah mendumel, nyali nya masih belum terkumpul, membuat Febian hanya melihat dari dekat mobil nya.
"Elo jangan jadi pengecut bian" gumam nya menyemangati diri sendiri.
Febian menarik nafas panjang, lalu setelah nya dia berjalan pelang menghampiri wanita cantik itu.
"gue pasti bisa" batin nya penuh semangat.