queeny Nadine prasepto seorang gadis cantik berwajah belasteran,bertubuh tinggi semampai dengan body bak gitar spanyol dan berkulit putih itu di kenal dgn sifat antagonisnya dalam membully org yang mendekati kakak nuelnya, seorang cowok pupuler dan sangat tampan di sekolahnya
Nadine menggalami kejadian yang sangat menyakitkan yang akan menghadirkan trauma dalam dirinya kepada pria yg di cintainya dan temannya.
gadis yang di benci keluarganya itu hidup dalam ke sepian yg mendalam, menjadikan dia anak yg bar-bar dan penuh pemberontakan untuk menarik perhatian org tuanya.
tapi setelah mengalami kejadian dan di beri kehidupan lagi iya bertekad akan hidup lebih baik tanpa mengemis kasih sayang orang tua dan org dia cintai.
yok cek kelanjutan dari cerita Nadine
___Langsung baca aja....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon simnuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
rumah sakit
Nadine menoleh ke belakang ke asal suara itu terdengar, di mendapati Ethan yang berdiri di belakangnya.
"apa kak Ethan manggil Nadine?" ucap Nadine seraya celingak-celinguk melihat ke sekitarnya, dia takut tapi perasaan benci itu lebih mendominasi.
------------------
Ethan terdiam mendengar ucapan gadis itu
Dimana kalimat kakak nuelnya? Apakah gadis ini baru saja menyebut nama lainnya?.
"ada apa kak" tanya Nadine lagi semakin heran.
"Lo bilang apa barusan?" tanya Ethan memastikan pendengarannya.
"ada apa kak" ucap Nadine.
"bukan itu...Lo barusan panggil gue Ethan?" tanya Ethan dingin.
"kan memang nama Lo kak" ucap Nadine mulai jengah.
Ethan terdiam dengan tatapan tajam mengarah pada Nadine.
"a..apaan sih Lo kak...le.. lepasin gak tangan gue" ucap Nadine takut saat Ethan tiba-tiba mencekal tangannya kuat.
Bayang-bayang itu kembali menghantuinya, walaupun dia sudah tidak takut saat melihat 5 malaikat maut nya itu lagi, tapi kalau sedekat ini mungkin dia tidak menjamin untuk tidak bergetar melihat mereka.
"k..kak...le..lepas" ucap Nadine mencoba menarik tangannya.
"trik murahan apa lagi yang akan Lo lakuin...ohhh sekarang Lo mau mainin trik pura-pura takut sama gue?" tanya Ethan seraya mendekatkan tubuhnya, memojokkan Nadine ke dinding.
"tapi gue akui trik Lo kali ini sedikit mempengaruhi gue" ucap Ethan mengunci pergerakan Nadine di dinding dengan dua tangannya.
Nadine semakin takut dan bergetar, wajahnya pucat dan tiba-tiba dia kehilangan kesadarannya... Ya Nadine pingsan di dalam dekapan pria itu.
Ethan terkejut dengan apa yang terjadi sekarang, dia panik, apakah gadis ini beneran takut padanya? Kanapa wajahnya pucat dan tidak sadarkan diri seperti ini?.
Ethan mengangkat Nadine ke dekapan nya dan berlari dengan panik ke parkiran sekolah.
untungnya semua siswa sudah pulang ke rumah masing-masing jadi tidak ada yang melihat mereka dan Untungnya dia juga membawa mobil hari ini.
Ethan dengan panik membawa mobil sekencang yang dia bisa, dia ingin cepat sampai di rumah sakit.
.
.
.
...Rumah sakit...
Nadine membuka matanya pelan, hanya langit-langit berwarna putih yang pertama di lihat oleh matanya. Dia mengerjab matanya pelan, menyesuaikan cahaya yang masuk di indra penglihatan nya.
dia melihat sekitar dan menyadari bahwa sekarang dia berada di rumah sakit.
"siapa yang membawa ku kesini?.... apa kak Ethan?" tanya Nadine heran pada dirinya sendiri.
"aihhhh....cowok gila itu...kenapa tidak ku tendang saja tadi burungnya yang kecil itu" kata Nadine kesal mengingat kejadian di koridor sekolah tadi.
"kalau saja aku tidak takut padanya sudah ku jambak-jambak rambut jeleknya itu" sambung Nadine lagi sambil memperagakan pose tendangan dan tangan yang sedang menjambak angin.
"Lo tau dari mana burungnya kecil?" tanya seorang pria yang baru saja keluar dari toilet yang ada di ruangan itu.
"huh... kelihatan nya saja sudah kecil" dengus Nadine Tanpa Melihat orang yang mengajaknya bicara.
"apa lo mau melihatnya?" tanya Ethan berjalan mendekati Nadine yang sedang memukul-mukul angin.
Nadine menoleh pada cowok yang mengajaknya berbicara.
"yakk....cowok gila mesum" teriak Nadine terkejut melihat Ethan lah yang mengajaknya berbicara. Dan sekarang cowok itu berjalan mendekati nya.
"jangan mendekat" teriak Nadine lagi.
"kenapa?... bukanya tadi Lo mau liat burung gue yang Lo kata kecil itu?" ucap Ethan tersenyum mengejek.
"Ethananjing" teriak Nadine lagi.
"kenapa tadi Lo bisa pingsan? Lo beneran takut sama gue?" tanya Ethan mulai serius.
"bukan urusan Lo" balas Nadine dingin
"kata dokter Lo pingsan karna trauma akan sesuatu..dan Lo pingsan saat dekat dengan gue..apa Lo trauma sama gue" tanya Ethan lagi semakin mendekati gadis itu.
"gue bilang bukan urusan Lo" jawab Nadine dingin.
"jawab Nadine" tekan Ethan memberi perintah.
"Iya...dan mulai sekarang Lo jauh-jauh dari gue" ucap Nadine malas.
"kenapa" tanya Ethan geram, enak saja.. di saat dia mulai tertarik dengan cewek ini malah disuruh menjauh.
"karna Lo adalah malaikat maut gue di masa depan" ucap Nadine dingin.
"kenapa Lo bisa berpikir gitu?" tanya Ethan heran pada gadis di depannya ini,, masa depan? Yang benar saja...apakah dia akan Setega itu menjadi malaikat maut gadis ini.
"itu bukan urusan Lo" ucap Nadine dingin, mencabut selang infus di tangannya dan berlalu dari sana.
"Nadine..." teriakan Ethan tidak di hiraukan oleh gadis itu.
Ethan mengacak rambutnya frustasi dan berlari dari sana mengejar Nadine yang sudah jauh meninggalkannya.
"aiss sial" ucap Ethan saat dia melihat Nadine yang sudah lebih duluan menaiki taksi.
.
.
.
...rumah...
"dari mana saja kau jam segini baru pulang" ucap papa Nadine yang sedang bersantai di ruang keluarga, mereka semua sudah pulang dari rumah sakit karna saat Nadine pulang hari sudah sore.
"aku ada urusan " jawab Nadine males.
"apa kah urusan mu itu keluyuran dengan laki-laki di luar sana" ucap papa Nadine sinis.
"itu bukan urusan papa" jawab Nadine.
mama dan Dion hanya terdiam menyaksikan mereka.
"bukan urusan ku kata mu? Aku ini orang tua mu...kalau kau berbuat yang tidak baik di luar sana kau akan mempermalukan ku dan keluarga ku" ucap pria paruh baya itu geram.
"selalu saja tentang harga diri" gumam Nadine lirih.
"tenang saja..semua yang ku lakukan diluar sana tidak akan mempermalukan mu tuan...dan tentang peran orang tua..aku rasa aku tidak membutuhkan itu" ucap Nadine dingin.
"dasar anak tidak tau diri" ucap papa Nadine emosi.
"ya.. aku tidak tau diri karna sudah berada diantara keluarga harmonis kalian" ucap Nadine yang hendak berlalu dari sana.
"tangan mu kenapa Nadine" tanya Dion saat melihat punggung tangan Nadine yang di penuhi darah.
"apa pun yang terjadi pada ku bukan urusan kalian" ucap Nadine dingin dan berlalu dari sana.
TO BE CONTINUE...................