Pendekar Naga Putih

"Ayah tak apa apa nak, sepertinya ada yang harus kamu ketahui, kebenaran menyangkut prihal tentang ibumu.

Bukanya ayah tak ingin memberitahukan mu, sebelumnya kau tau sendiri , dengan keadaanmu yang tak bisa berkultivasi, pupus sudah harapan ayah.. Untuk menyampaikannya kepadamu, ayah rasa itu percuma, karena kau masih lemah. Tapi setelah melihatmu sekarang sudah kuat. malah.... kekuatanmu sekarang sudah melebihi kekuatan ayah. Ayah akan menceritakannya semua kepadamu.

Chen'er, sebenarnya ibumu tidak hilang. Tapi di bawa paksa...kembali ke sekte milik keluarga ibumu, sekte itu berada di benua tengah. Merupakan Sekte peringkat pertama di benua itu, ibumu adalah putri dari kepala Sekte Pedang Surgawi. Kakekmu.. ayah dari ibumu bernama Lan Hun, Ia mempunyai tiga orang anak. Dua laki laki yaitu Lan Yang paman pertamamu dan Lan meng paman ke duamu. Yang terakhir perempuan adalah ibumu, Lin Yuna bergelar ia bergelar Dewi Yuna. karena kakekmu tak menyukai ayah sedari dulu, jadi mereka merebut paksa, merampas ibumu kembali. Peristiwa itu terjadi ketika umurmu baru 10 bulan. Ayah sangat terpukul saat itu. Karna tak bisa mempertahankan ibumu. Hampir saja ayah bunuh diri, Syukurlah mereka tak membawamu serta. Kalau kau dibawa juga saat itu , mungkin ayah sudah mati atau menjadi gila. Tapi berkat adanya dirimu, ayah bisa bangkit kembali. Namun takdir berkata lain. Kau malah tak bisa berkultivasi. Tapi ayah tak kecewa chen'er. Ayah tetap menyayangimu. Ayah tak tau, jika ada orang jahat... yang telah menyegel Dantian mu. Maafkan ayah yang tak mengetahui hal itu.. anakku." Tatapnya sedih. Menitikkan air mata , ketika mengenang masa itu.

" Ayah... Tak usah bersedih, apalagi memohon maaf kepada Chen'er, mungkin itu sudah suratan takdir chen'er, yang mau tak mau harus chen'er jalani, ayah tak salah, chen'er berterima kasih, karna ayah masih mau menyanyi dan memperhatikan chen'er. Walau chen'er tau ayah tertekan dengan keadaan sekte yang tak pernah menyukai chen'er. Tapi Chen'er tak pernah marah. Selagi mereka tak melukai keluarga chen'er. Jadi sudahlah lupakan saja, itu hanya bagian masa lalu, tapi Chen'er berjanji kepada ayah untuk membawa ibu pulang." Ucapnya sambil mengepalkan tinjunya dengan erat.

Long chen tampak sedih, tak sadar menitikkan air mata, merasakan selama ini, bagai mana rasanya hidup tampa kasih sayang seorang ibu sedari kecil. di saat ia merasakan sedih dan terluka ia hanya mampu menjalaninya sendiri, dimana ketika ingin membagi bahagia, tak ada tempat untuknya berbagi, Di tambah lagi dengan keadaannya, yang menderita, tak disukai banyak orang, di anggap sampah.dipukuli setiap saat, namun ia hanya berpikir, mungkin itu, hanyalah cobaan yang harus ia terima. Ia terhanyut dalam kisahnya. Dan kembali sadar ketika mendengar pertanyaan ayahnya.

"Chen'er... kapan nak.? rencananya kau mau pergi.?"

" Beberapa hari lagi lah ayah. Chen'er masih ada urusan disini. Sepertinya jadi beban, kalau urusan itu... belum bisa chen'er selesaikan."

"Apakah kamu memerlukan bantuan ayah...?"

"Tidak perlu ayah. terimakasih, cukup aku saja, chen'er bisa melakukannya sendiri. Ayah, terimalah cincin ini, ini berguna untuk membantu meningkatkan kekuatan sekte Naga surgawi kita. "

"Sungguh mulia hatimu , anakku, walau dimusuhi dan di caci maki... Tapi kau tetap memperhatikan mereka." Ucap long Gun kagum.

"Sudahlah ayah... Tak usah di bahas lagi. Memang sudah wajar di dunia Kultivator.. yang kuat di hormati, dan yang lemah selalu di tindak. Chen'er memahami itu." Long Gun menerima cincin itu. Ia memindahi ya. Betapa kagetnya ia, ketika melihat tumpukan koin emas yang menggunung, batu spiritual di berbagai tingkatan, obat obatan serta sumberdaya yang banyak .

"Chen'er ini.. ini terlalu banyak nak." Tatapnya tak percaya.

"Tak apa apa ayah. Harta chen'er masih banyak . "Tersenyum menatap ayahnya.

"Dari mana kau mendapatkannya nak..?"

"Dari hasil ngamen... Jadi topeng monyet ayahhh..." Ucapnya bercanda. " ehh .tidak ayah itu hanya dari keberuntungan yang chen'er dapatkan, sebagian lagi dari leluhur xion ."

"Oh ya bagaimana dengan adikmu Si'er."

"Ia masih berlatih di dunia kecil ayah. Karna berada di dunia kecilku. Jadi adik tetap bersamaku."

"Baiklah kalau begitu. Ayah percaya padamu. Jaga baik baik adikmu."

"Baik ayah... chen'er akan selalu menjaga Si'er dengan baik-baik."

"Ayah teruslah berlatih. Tingkatkan kekuatan ayah. Suatu saat nanti Chen'er berkeinginan menjelajahi alam dunia atas. Chen'er berniat akan membawa serta ayah. " mendengar niat long chen, tampak long Gun terdiam sesaat.

"Benarkah itu nak ?" Tatapnya tak percaya.

"Ia ayah...jika saatnya tiba Chen'er akan menjemput ayah. Saat ini chen'er ingin menjelajahi, dunia bawah dulu."

"Baiklah. Ayah hanya bisa mendoakan semoga keinginanmu terkabul nak. "

"Baiklah ayah chen'er izin pamit dulu. " Melihat anggukan ayahnya . Ia langsung menghilang bet teleportasi entah kemana. Long Gun yang menatapnya, tanpak gelang geleng kepala saja. Karna ia tak tau cara ber teleportasi.

****

Di sebuah tempat, tepatnya di Sebuh rumah makan, yang tampak ramai dikunjungi tamu tamu. Seorang anak muda tampan, tampak berjalan dengan santai memasuki rumah makan itu. Mendapati satu meja kosong yang tersisa , ia langsung menempatinya. Tak lama berselang muncul seorang pelayan mendatanginya.

"Selamat datang Tuan muda , ada yang bisa hamba bantu.?

"Tolong sediakan makanan terfavorit dirumah makan ini. Sekian teh ginsengnya."

"Baik tuan. Apa tak sekalian araknya tuan. Arak disini terkenal nomor satu terenak di kota Ming ini.?"

"Tidak. Cukup makanan saja. belum saatnya aku meminum arak.karna masih di bawah umur."

"Oh... maaf tuan muda , kalau begitu hamba permisi dulu, Pesanan akan segera datang. Harap tuan sabar menunggu," lalu pergi meninggalkannya, tak lama kemudian datang kembali membawa pesanan yang long chen pesan.

"Tuan ... Silahkan di nikmati."ucapnya ranah, Lalu pamit pergi.

Sambil makan. Long chen sambil menajamkan indra pendengarannya, mencoba mencari informasi dari tamu tamu yang makan disitu.

"Junior Yan... Ku dengar kaisar Ming Lan jatuh sakit.... Apakah itu benar .?"

" Benar senior pang. Kaisar tengah sakit parah.. ia mengalami koma kemarin malam. Sampai kini tak sadarkan diri, banyak tabib didatangkan namun tak satupun bisa mengobatinya."

"Junior Yan. Kenapa itu bisa terjadi. ?"

"Entahlah senior pang, tabib saja yang pintar mengobati, tak tau penyebabnya, apa lagi aku."

"Ah ..iya ya .benar juga katamu.," terdengar tawa mereka kemudian.

Sementara itu dimeja lain terdengar pembicaraan lain.

"Saudara ma.. apakah kamu sudah tau..kejadian di sekte Naga surgawi. Baru baru ini. "

"Apa itu saudara cun.?"

"Kau tau kalau ketua sekte yang bernama long seng sudah mati, matinya mengerikan."

"Mati mengerikan bagai mana maksudmu saudara mo ..?" Tanyanya penasaran.

"Mati tampa jasad, bukan dia saja bahkan para pengikutnya tetua sekte juga mengalami mati lebih mengganas kan lagi .

"Masa ia .. saudara mo. Siapa yang membunuhnya....?" ia tampak kaget.

"Kalau tak salah dengar,yang membunuh itu, ia yang selama ini dianggap sampah oleh orang orang sekte dan seluruh kota ini. "

"Maksud mu anaknya long Gun yang bernama long chen itu....saudara mo, benarkah itu. ?"

"Em ....nah.. ia, itu benar.... si sampah itu. Tapi ku tak tau , bagai mana ia bisa membunuh para petinggi sekte Naga surgawi, itu terdengar aneh dan tak masuk akal. "

Tak lama kemudian mereka terdiam. Ketika melihat seseorang yang mereka bicarakan melewati mejanya, keluar dari rumah makan.

"Saudara mo. Apakah bocah itu yang barusan kita bicarakan. " Bisiknya pelan.

"Em.... Benar.. tak salah lagi. Tapi dilihat dari tubuhnya anak itu tak memiliki kekuatan apapun, saudara mo, apakah mungkin.?" Tatap heran pria itu tertuju pada long Chen yang semakin jauh meninggalkan rumah makan.

"Entahlah saudara Yun... Aku juga bingung," sambil garuk garuk kepala.

***

Setelah keluar dari rumah makan, long chen merasakan sedang di ikuti. Tapi ia pura pura tidak mengetahuinya.

Ketika melewati gang yang sepi. Ia berhenti.

"Keluar lah. Tak perlu bersembunyi. Aku tau kalau kalian mengikuti ku sedari tadi. Apakah kalian tak bosan bermain petak umpat ?"