Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Dengan langkah lebarnya Rafael meninggalkan kamarnya dan pergi menuju rumah mertuanya.
"Raf.... Mau kemana kamu nak?" tanya sang mama.
Rafael tidak menyahut sedikitpun ucapan sang mama, dia kecewa terhadap mamanya itu, dia terus melangkahkan kakinya menuju mobil yang biasa Alisa pakai, dia akan memakai mobil itu selama istrinya tidak ada, mungkin di dalam mobil itu dia merasakan keberadaan sang istri.
Rafael menghirup dalam dalam aroma parfum sang istri yang masih tertinggal di dalam mobil itu.
"Sayang, kamu dimana, maafkan mas, tolong pulang." gumam Rafael di dalam hati.
"Ck, anak itu, kenapa jadi keras kepala sekarang." kesal sang mama melihat kepergian Rafael mengendarai mobil Alisa.
Rafael masuk kedalam rumah mertuanya, dan melihat seluruh isi ruangan itu, tidak ada yang berbeda semua sama, hanya yang hilang adalah foto foto istri dan juga foto mertuanya, selebihnya masih lengkap di sana.
"Apa kalian benar benar membenciku, sampai semua tentang kalian, kalian hilangkan." gumam Rafael sedih.
Dia melangkah masuk kedalam kamar mertuanya, Rafael memeriksa seluruh isi kamar mertuanya dan juga memeriksa isi lemari mertuanya, ternyata di sana sama seperti lemari sang istri, semua masih utuh tidak ada yang berkurang, bahkan perhiasan yang dia berikan kepada ibu mertuanya pun masih utuh di dalam sana, dan uang bulanan yang setiap bulan dia berikan kepada mertuanya pun menumpuk di sana, kenapa Rafael tau itu uang darinya, karena di setiap gepokan uang itu tertulis tanggal dan nama Rafael di sana, sesak sungguh sesak dada Rafael melihat itu semua, kenapa mertuanya tidak pernah memakai uang pemberiannya, sungguh tidak berarti kah dirinya di mata mertuanya itu.
Tapi... Tunggu di sana ada sebuah amplop putih terselip, Rafael lansung membuka amplop tersebut dan membaca isi surat yang di tulis oleh mertuanya, luruh sudah air mata Rafael membaca isi surat tersebut, dia menangis tersedu sedu di dalam kamar mertuanya itu.
Assalam mu'alaikum.
Tuan Rafael yang terhormat, mungkin saat anda membaca surat ini kami sudah tidak ada lagi di sini.
Tuan, terimakasih telah menyelamatkan saya waktu itu, dan terimakasih telah memberikan kami tumpangan tempat tinggal dan juga terimakasih telah memberikan kami ladang usaha, sehingga kami tidak perlu bersusah payah mencari nafkah di luar sana, mengingat saya yang tidak bisa bekerja keras karena penyakit yang saya derita.
Tuan, kami pergi tidak membawa suatu apapun yang anda berikan kepada kami, dan tolong ikhlaskan apa yang telah sempat kami makan dan tidak bisa kami kembalikan kepada anda.
Tuan, saya tau anda menikahi anak saya karena saat itu anda di tinggal pergi oleh calon istri anda, dan saya tau anda membuat surat perjanjian dengan anak saya, karena anda tidak mencintai anak saya, karena anda masih mencintai calon istri anda, dan sekarang calon istri anda sudah kembali, hidup bahagialah bersamanya, kami pamit, dan tolong sebelum anda menikah dengan calon istri anda, ceraikan dulu anak kami.
Tuan, saya juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan anda di sini, karena di sini saya pun ikut andil menyakiti putri semata wayang saya, karena sakit yang saya derita, dia harus menerima kontrak pernikahan dari anda tuan untuk membiayai operasi saya, sungguh saya tidak bisa melihat penderitaan putri saya, walau dia tidak pernah menunjukan dirinya terluka, namun saya yakin putri saya sangat sangat terluka dengan semua ini, hidupnya hancur karena saya.
Tuan, maaf kami tidak bisa menerima nafkah yang anda kirimkan setiap bulan, kami simpan uang itu di dalam lemari kami, entah kenapa firasat kami tidak enak untuk menerima uang itu, dan apa yang kami pikirkan terjadi, kami kembalikan apa yang bukan hak kami tuan, terimakasih telah berlaku baik kepada kami dan anak kami selama ini, walau akhirnya anak kami tersakiti, tidak apa, kami dan anak kami ikhlas menerimanya, mungki sudah takdir Tuhan seperti ini, kami undur diri, sekali lagi terimakasih.
**Wassalam, Rian**.
Rafael meraung membaca setiap baris tulisan itu, tidak pernah dia menyangka sedikitpun, sebegitu takutnya kelurga sang istri untuk menerima apa yang dia berikan, karena khawatir anaknya tersakiti, dan tidak terlalu bersalah kepada sang anak, ke dua orang tua itu pun tidak pernah mau memakai uang pemberiannya, kecuali untuk pengobatannya yang memang sangat mahal, selebihnya mertuanya memenuhi kebutuhan mereka dengan usahanya sendiri.
Mungkin klau wanita lain dan keluarga lain akan berfoya foya dengan uang yang dia kirim setiap bulan, namun keluarga istrinya tidak sama sekali menggunakan itu.
Menyesal sudah Rafael dengan kebodohannya kemaren, yang tidak membela sama sekali istrinya dan membiarkan sang istri pergi dari rumahnya, lihat lah akibat kebodohannya sang istri kini pergi entah kemana.
"Maafkan aku ayah, ibu, maafkan aku menyakiti anak kalian, aku berjanji akan menemukan kalian di mana pun kalian berada, aku tidak akan pernah menikah lagi, ayah, karena istriku hanya satu, yaitu Alisa, sekeras apa pun anak kalian menginginkan perceraian, dan keras itu juga saya akan mempertahankannya, tidak ada wanita sebaik anak kalian, tidak ada istri yang sepatuh Alisa istri saya." raung Rafael di kamar mertuanya.
"Alisa sayang, kembalilah sayang, jangan tinggalkan mas, maaf kebodohan mas kemaren, mas mohon kembali lah sayang, huuu.... uu.... Mas tidak akan pernah menceraikan kamu saya, mas akan mencarimu sampai ke ujung dunia sekalipun." raung Rafael tersedu sedu.
"Gara gara ja lang itu... Istri gue pergi, awas aja kau ja lang, kenapa kau datang lagi di kehidupan gue." geram Rafael.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe