Terjerat Pesona Bujang Lapuk

Mendengar Kaisar menyebut nama seseorang, Haura lalu menatap suaminya itu.

"Mas kenal dengan wanita yang bersama Kayla?" tanya Haura.

"Kita pulang aja," ucap Kaisar tanpa menjawab pertanyaan istrinya.

Kaisar berjalan cepat menuju mobil. Haura mengikuti dari belakang. Dia jadi heran karena perubahan sikap sang suami. Sepertinya pria itu sangat gugup.

"Mas, jangan cepat-cepat jalannya. Aku masih sakit ...!" seru Haura. Jalannya belum bisa secepat Kaisar karena masih merasa sedikit perih di bagian inti tubuhnya.

Kaisar lalu menghentikan langkahnya. Wajahnya masih terlihat tegang. Lalu mereka berdua berjalan beriringan menuju mobil. Saat hampir sampai, seseorang memanggil nama suaminya Haura itu.

"Kaisar ...," teriak wanita yang bersama Kayla. Kedua pengantin baru itu serempak menoleh. Tampak wanita itu sedikit berlari menuju kearah mereka.

"Kaisar ... kangen sekali denganmu," ucap wanita itu dan memeluk tubuh Kaisar. Pria itu tampak sangat tegang. Wajahnya tanpa ekspresi.

Haura yang melihat itu langsung mendorong tubuh wanita itu agar melepaskan pelukannya. Tentu saja wanita itu tak terima. Dia langsung melototkan mata.

'Siapa kau? Kenapa mendorong'ku?" tanya wanita itu dengan suara lantang dan mata uang melotot menatap Haura. Namun, istri Kaisar itu tak merasa takut.

"Siapa aku ...? Aku istrinya. Kenapa Tante memeluk suamiku?" tanya Haura dengan penuh penekanan. Dia lalu memeluk lengan suaminya dengan mesra. Wanita itu tampak cemberut menatap ke arah keduanya.

-"Kamu sudah menikah, Aisar?" tanya wanita itu dengan wajah yang tampak terkejut.

"Ya, kenalkan ini Haura istriku," jawab Kaisar.

Wajahnya terlihat sangat kecewa. Dia pikir Kaisar tak akan mau mendekati wanita manapun kecuali dirinya. Ya, wanita itu adalah Angel, mantan kekasihnya Kaisar. Sejak papa meninggal, baru kali ini mereka bertemu langsung.

Haura mengulurkan tangannya. Menatap wajah wanita itu. Rasanya dia pernah mendengar nama itu di sebut.

"Angel ...," ucap Angel dengan sedikit angkuh.

"Haura ...," balas Haura dengan tersenyum.

"Kak Angel kenal Om Kaisar?" tanya Kayla dengan wajah sedikit heran.

"Iya, ini pria yang aku ceritakan itu. Mantan terindah yang hampir menikah," ucap Angel dengan percaya diri yang tinggi.

"Woow, yang pernah Kak Angel bilang kalau dia sangat bucin. Kalau Kak Angel jadi nikah sama Om Kaisar, kalian berdua pasti akan menjadi pasangan paling serasi. Satu ganteng, satu cantik."

Kayla mengatakan itu sambil sesekali melirik ke arah Haura. Jelas sekali jika dirinya sengaja mengatakan itu untuk membuat sahabatnya itu cemburu.

"Dulu, semua orang memang mengatakan aku dan Kaisar adalah pasangan serasi," jawab Angel sambil tertawa.

"Sudahlah, Angel. Itu hanya masa lalu," jawab Kaisar. Mendengar ucapan suaminya itu, Haura jadi merasa tambah percaya diri.

Sekarang Haura mulai sedikit paham, berarti wanita yang bersama Kayla adalah mantan kekasih suaminya yang membuat Kaisar sempat bertengkar dengan papanya sebelum meninggal dunia.

Haura tak akan mau diremehkan sama seorang Kayla. Dia tahu mantan sahabatnya itu sengaja agar dia merasa cemburu dan rendah diri. Salah orang, kamu salah orang jika mengira dia akan rendah diri, ucap Haura dalam hatinya.

"Itu dulu, Tante. Sekarang semua orang mengatakan aku dan Mas Kaisar adalah pasangan serasi. Bahkan mereka mengatakan jika Mas Kaisar sangat beruntung bisa mendapatkan diriku yang cantik dan masih sangat muda ini. Masih perawan lagi saat menikah, bukan di bobol dulu sebelum menikah," ucap Haura sekaligus menyindir Kayla.

Wajah Kayla tampak memerah karena menahan amarah. Dia tak menyangka jika Haura akan menjawab seperti itu.

"Kamu memanggil aku apa tadi?" tanya Angel dengan wajah cemberut.

"Tante ... kenapa emangnya, Tante?" tanya Haura balik.

"Apa kamu pikir aku tua banget sehingga kamu panggil Tante?" tanya Angel dengan wajah sedikit menegang.

Kaisar yang melihat kekesalan di wajah Angel jadi tersenyum. Tak ada niatnya melarang sang istri berdebat, seakan dia terhibur dengan perdebatan itu.

"Memang sudah kelihatan tua! Coba saja Tante Angel bercermin. Lagi pula umur Tante berapa. Aku masih dua puluh lima tahun. Sedang segar-segarnya. Mas Kaisar aja tak tahan kalau melihatku lagi di kamar!" seru Haura makin berani.

Kaisar lalu memeluk pinggang istrinya. Dia mengecup kepala Haura. Teringat janjinya di depan jenazah papanya jika dia tak akan mau lagi menjalin hubungan dengan Angel.

"Jaga ucapanmu, Haura! Aku rasa jauh lebih cantik Kak Angel walau usianya jauh di atas kamu dan aku. Aku tak menyangka kata-katamu sekarang sangat kasar!" balas Kayla.

"Sayang, sudahlah. Kita pulang lagi. Yuk ...," ajak Kaisar.

"Mas, silakan masuk dulu. Masih ada yang ingin aku bicarakan dengan calon menantu. Bukankah Kayla akan menikah dengan William, otomatis dia ponakan bagiku."

"Baiklah, tapi jangan lama-lama."

Kaisar kembali melangkah menuju mobil, baru beberapa langkah, kakinya terhenti saat mendengar namanya di panggil.

"Kaisar, tunggu. Ada yang ingin aku katakan padamu," ucap Angel.

"Sepertinya kita sudah tak ada urusan, Angel. Apa lagi kita sudah ada pasangan masing-masing. Jika ada yang ingin kamu katakan, bilang saja dengan istriku," ucap Kaisar. Dia lalu kembali berjalan menuju mobil dan segera masuk. Kaisar tak mau lama-lama berhadapan dengan Angel, karena akan mengingatkan dirinya pada sang papa.

Ketika Angel ingin mengejar Kaisar, Haura menghadangnya. Sehingga langkah wanita itu terhenti. Wajahnya tampak masam dan merah karena marah.

"Kenapa kamu menghalangi langkahku?" tanya Angel dengan suara yang sedikit keras.

"Tante Angel, kamu masih ada pasangan dan Kaisar juga sekarang telah menjadi suamiku. Kamu seharusnya menjaga jarak dengannya. Jangan jatuhin harga dirimu!" seru Haura.

"Apa maksudmu? Apa kau bilang aku tak punya harga diri jika mengejarnya?" Kembali Angel bertanya.

"Bukan tak memiliki harga diri lagi, tapi lebih dari itu. Jelas-jelas suamiku tak mau bertemu kamu lagi, Tante. Kenapa masih ngeyel?" Haura balik bertanya.

"Dia hanya pura-pura menghindar karena ada kamu. Kita lihat saja besok, apa dia masih menghindar saat kami bertemu lagi," ujar Angel.

"Kita lihat saja nanti. Tapi, aku minta jangan terlalu percaya diri. Takutnya jika nanti kenyataan tak seperti yang Tante bayangkan, Tante akan terkena serangan jantung. Ingat Tante, umurnya sudah tak muda lagi. Sudah hampir kepala empat!" ucap Haura.

Setelah mengucapkan itu Haura lalu berbalik dan berjalan menuju mobilnya. Tak peduli dengan Angel yang misuh-misuh ketika dia tinggalkan.