Seyra Adlina, wanita muda 23 tahun dengan paras cantik, menjalani kehidupan ganda yang menarik. Di siang hari dia bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe kecil dan di malam hari bertransformasi menjadi pelayan di sebuah club malam. Hubungannya dengan sang pacar harus berakhir karena pengkhianatan yang ia saksikan sendiri. Perasaan patah hati dan marah, membuatnya melakukan tindakan tidak masuk akal dalam keadaan mabuk
Takdir kemudian mempertemukannya dengan seorang CEO yang mengetahui identitas dan latar belakangnya yang selama ini disembunyikan. Situasi tak terduga memaksa mereka untuk menikah kontrak dengan tujuan masing-masing.
Mampukah benih-benih asmara tumbuh diantara mereka setelah melewati berbagai tantangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maisaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sahabat Lama
Virsha langsung berdiri, melakukan kontak mata dengan seseorang yang tengah berdiri di depannya, hanya berjarak antara meja kerja.
"Binar!" ucap Virsha
Orang itu adalah Binar, wanita yang seumuran dengan Virsha. Memiliki rambut panjang bergelombang dan berwarna coklat muda, jatuh di bahunya. Wajahnya oval dengan kulit yang cerah dan halus, serta senyum yang manis dan ramah. Ia mengenakan baju blus bewarna putih yang sopan dan elegan, dengan potongan yang pas dibadannya, memiliki kerah yang rendah dan lengan yang panjang, serta hiasan yang sederhana namun elegan. Roknya berwarna abu-abu muda yang panjang hingga lutut, dengan lipatan rapi dan elegan, serta sepatu hak rendah bewarna putih.
"Apa kabar Sha?" tanya Binar, tersenyum manis kepada Virsha
Virsha mengulum senyumnya, menghampiri Binar yang masih terpaku berdiri di depan mejanya. Tanpa berkata-kata, Virsha langsung memeluk Binar. Binar tidak merasa aneh dengan pelukan itu, karena mereka memang sangat dekat, bisa dibilang sudah seperti keluarga sendiri.
Binar adalah teman sekolah Virsha waktu masih kecil. Virsha, Agung dan Binar memiliki hubungan yang lebih dari seorang teman. Dua tahun lalu, Binar memutuskan untuk melanjutkan S2 nya di luar negeri.
"Gue kangen banget sama lo Bi" jelas Virsha, semakin mengeratkan pelukannya, mengombang-ambing perlahan tubuh Binar
Binar hanya bisa terkekeh melihat kelakuan Virsha yang berlebihan itu. Tapi tidak bisa dipungkiri, dulu mereka memang sedekat nadi.
Di satu sisi, Agung sudah kembali ke kantor. Ia langsung masuk ke ruangan Virsha tanpa mengetuk pintu.
"Sha, gue udah bal__" Agung mengentikan perkataannya, melihat Virsha yang sedang berpelukan dengan seorang wanita
"Sha, lo gi...la" ujar Agung, membulatkan matanya penuh setelah Virsha melepas pelukan dari wanita itu dan melihat kalau wanita itu adalah Binar
Dia pun bergegas berlari menghampiri Binar, dan langsung memeluknya juga. Terlihat Virsha dan Agung tidak segan memeluk Binar. Karena mereka benar-benar seperti adik kakak yang sudah lama tidak berjumpa.
"Bi... Apa kabar?" tanya Agung, melepaskan pelukannya, memegang kedua bahu Binar dengan kedua tangannya
"Kalian lucu banget sih" ujar Binar, dengan bola mata melirik Virsha dan Agung secara bergantian
Mendengar hal itu, Virsha dan Agung saling pandang dan terkekeh pelan bersama.
"Ya namanya juga kangen" jelas Virsha
"Iya nih, masa kita gak boleh kangen sama bidadari cantik dan hebat ini" lanjut Agung, dengan nada yang melembut, melepas tangannya dari bahu Binar
Binar menaikkan kedua sudut bibirnya, hingga gigi putih bersih dan rapinya terlihat.
"Tapi kelihatannya kalian bahagia-bahagia aja gak ada gue" ujar Binar, berjalan menuju sofa
Virsha dan Agung pun mengikutinya dan duduk di sofa.
"Tapi kita tetep inget sama lo, Binar cantik" tegas Agung, dengan nada yang menggoda
Pipi Binar merah merona mendengar pujian dari Agung. Bukannya haus pujian, tapi ia memang sering sekali tersipu malu karena pujian dari kedua sahabatnya itu.
"Bisa aja lu, Gung" ucap Binar, terkekeh pelan
"Oh ya... Sha, kok lo nikah gak undang gue?" tanya Binar kepada Virsha
"Gimana mau ngundang Bi, orang pernikahannya aja mendadak banget" jelas Agung
Binar menaikkan sebelah alisnya kebingungan dengan perkataan Agung.
"Mendadak?" tanyanya, mengerutkan dahi, melirik ke arah Virsha
"Iya Bi... Semuanya dipersiapkan oleh kakek" jelas Virsha, menyenderkan bahunya ke sandaran sofa
Binar mengangguk mengerti, ia tahu bagaimana sifat kakek Virsha. Dia tahu kalau apapun yang diinginkan Samuel, pasti harus terlaksana, apalagi ini soal kehidupan Virsha.
"Baiklah... Kalau begitu, ajak aku ketemu sama istri lo" ujar Binar
"Siapa tau, nanti dia juga bisa jadi teman dekat gue" sambungnya lagi
Agung menoleh ke arah Virsha, begitupun dengan Virsha yang melirik ke arah Agung.
"Tentu saja... Mau sekarang?" tanya Virsha, mengangkat punggungnya dari punggung sofa
"Hmm... Tapi kayaknya gue mau ketemu sama kakek dulu deh" ujar Binar
"Gue setuju" lanjut Agung
Kini Agung beranjak dari tempat duduknya, begitupun dengan Binar yang ikut berdiri.
"Eh tunggu, gue matiin laptop dulu" ucap Virsha, langsung berdiri dan berjalan ke meja kerjanya untuk mematikan layar laptop
Selesai mematikan layar laptopnya, Virsha mengambil jas yang di gantung di sudut ruangan dekat meja kerjanya. Lalu, ia berjalan hendak keluar ruangan, diikuti Agung dan Binar di belakangnya.
...***...
Beep beep (suara bel pintu apartemen)
Seyra yang sudah sedikit terlelap, awalnya enggan untuk membukakan pintu. Namun, karena suara bel beberapa kali terdengar, ia pun terpaksa bangkit dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu apartemen.
Seyra berjalan menuju pintu, mengecek siapa orang yang datang dan mengganggu waktu istirahatnya.
Perlahan, pintu mulai terbuka. Mata Seyra yang awalnya sayu dan mengantuk, kini membelalakkan matanya setelah melihat siapa orang yang berdiri di hadapannya itu.