NovelToon NovelToon
Istriku Tak Gendut Lagi

Istriku Tak Gendut Lagi

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: nenah adja

Monica Harvey memiliki berat badan hampir 100 kg karena kebiasaan makannya yang tidak teratur, dia tak peduli meski dia sering di bandingkan dengan sang kakak Alexa yang mempunyai body yang sekssiii dan berwajah cantik.

"Mo, jika kau gendut tidak akan ada yang mau menikah denganmu"

"Maka aku tidak akan menikah.." namun seolah dunia mengejeknya belum genap 24 jam dia bicara, Monica harus menerima pernikahan yang tidak di inginkannya.

Marvin Alfaro terpaksa menikah dengan gadis gendut pilihan kakeknya sebelum sang kakek meninggal dunia , lalu memilih mengabaikannya setelah menikah, dengan dirinya yang tinggal di kota berbeda, namun betapa terkejutnya tiga tahun kemudian dia melihat sebuah dokumen perceraian dari istrinya yang hampir dia lupa keberadaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alasan Marvin

"Aku tidak akan menceraikanmu!"

Monica tidak percaya dengan apa yang di katakan Marvin, setelah sekian lama tidak datang, mengabaikannya, bahkan melupakannya, lalu sekarang dengan tidak tahu malunya mengatakan tidak akan menceraikannya.

"Karena aku tak gendut lagi.."

Marvin menghela nafasnya "Bukan karena itu.."

"Lalu?" Monica diam melipat tangannya di dada.

"Karena aku menyadari apa yang aku lakukan memang salah.." Monica mendengus saat melihat Marvin bahkan tak punya raut menyesal sama sekali, yang nampak hanya wajah datar.

"Ternyata butuh waktu lama untuk kau menyadarinya atau karena kau lupa kau mempunyai istri, kemana saja selama ini?"

"Kita tetap tidak akan bercerai!"

Monica mencibir "Terserah, jika begitu kita bertemu di pengadilan!" Monica mengeryit saat kamarnya terasa kosong, meja rias yang biasanya ada alat make up dan nakas tempat dimana dia selalu menyimpan bunga sudah tidak ada, Monica menghela nafasnya, dia akan mengambil pakaian dahulu lalu bertanya pada Lucy nanti.

Monica membuka lemari namun matanya membelalak saat semua pakaiannya tidak ada, Monica kembali membuka lemari lainnya dan semua kosong.

"Kemana semua pakaianku?"

Monica melihat meja belajarnya, dimana selama ini dia menghabiskan waktu belajar namun semua bukunya tak ada, novel- novel yang dia beli semuanya tidak ada "Kemana semua barangku!"

"Sudah di pindahkan ke kamar kita.." seruan dari Marvin mengejutkannya hingga Monica membelalakan matanya.

"Apa?!"

Setelah beberapa detik mencerna semua apa yang di katakan Marvin, 'Kamar kita?' sejak kapan ada kita antara Monica dan Marvin. Monica bergegas pergi keluar, Monica bahkan mendorong Marvin yang menghalangi langkahnya.

"Minggir!" Monica pergi kearah kamar Marvin yang sejak dulu kosong, dia bahkan tidak berani masuk kesana dulu, sejak Marvin pergi dari sana terakhir kali, dengan kata- kata yang hingga sekarang terngiang di telinganya.

["Aku harap kau melupakan apa yang terjadi semalam."]

Kata- kata Marvin masih terngiang, dia meminta Monica melupakan yang terjadi, Marvin bahkan tak tahu bahwa apa yang Marvin lakukan adalah yang pertama, ciuman, cumbuan.. meski tidak ada tahap selanjutnya tapi Monica berharap semuanya berkesan.

Dan si pria brengsek itu mengharapkan dia melupakannya.

Monica membuka kasar pintu kamar Marvin dan tertegun.

Semua tatanan kamar sudah berubah, disana di tata seperti layaknya kamar pasangan suami istri meja rias penuh dengan alat make up, nakas dengan bunga segar kesukaannya dan juga buku- buku novelnya yang sudah tertata rapi di rak bak perpustakaan, di sudut ruangan ada kursi santai untuk membaca, Monica menelan ludahnya namun dengan cepat dia menyadarkan dirinya bahwa tujuannya adalah membawa barang- barangnya, bukan terpana oleh dekorasi kamar.

Ayolah Mo, jangan pedulikan sekitarmu, anggap saja dia sedang menjilat mu agar kau menurutinya, tidak akan!.

Monica membuka lemari yang dia yakini berisi pakaian miliknya, namun baru saja Monica akan membuka pintu tangannya di cegah seseorang.

"Apa?!"

"Monica.." Monica merasakan tengkuknya merinding saat Marvin menyebut namanya, "Aku mengerti kau marah, tapi aku hanya meminta kau memberiku kesempatan!"

Monica mengerutkan keningnya "Aku kira tiga tahun sudah cukup untuk sebuah kesempatan, bahkan lebih dari cukup" Monica menepis tangan Marvin.

"Bukankah aku sudah katakan aku punya alasan."

Monica melipat tangannya di dada dan berjalan menuju sofa. "Kalau begitu coba jelaskan!" Monica duduk dengan melipat kakinya, dan menatap tajam ke arah Marvin.

Marvin menghela nafasnya lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di sebelah Monica.

"Hari itu saat dimana kita menikah, aku baru melamar kekasihku.." Monica tertegun.

"Kami sudah pacaran sejak kami di bangku kuliah, tepatnya tujuh tahun sebelumnya, dan aku tahu kakek memang tidak pernah setuju, karena dia bilang sudah menyiapkan jodoh untukku.. namun aku tetap bersi keras dan melamar kekasihku, raut bahagia terpancar darinya saat aku melamarnya, hal yang kami dambakan sejak kami di bangku kuliah, tapi kebahagiaan itu harus segera hilang karena kakek mengancam dengan semua warisannya, dan aku di tekan oleh ayahku agar menerimanya,

Belum lagi kakek ku dalam masa sekaratnya aku tidak mungkin mengabaikannya."

"Saat kekasihku tahu aku telah menikah dia memilih meninggalkanku karena menganggapku tidak memiliki pendirian sendiri.."

"Aku mencintainya, menurutmu bagaimana hubungan yang setelah tujuh tahun terjalin bisa dilupakan dengan mudah.."

"Hari itu saat aku datang dan mabuk, aku mengingat semua yang ku lakukan padamu, entah bagaimana aku bisa hilang kendali, aku bahkan tak pernah melakukannya dengan Aurora, meski kami mabuk, aku selalu bisa menahan diriku.. saat itulah aku merasa bersalah entah itu pada Aurora atau padamu.."

"Mungkin jika aku memaksakan datang aku akan memperlakukanmu sebagai seorang istri, namun aku akan merasa bersalah saat yang aku lihat bahkan bukan dirimu, dan aku menipu dirimu karena masih menyimpan wanita lain di hatiku .."

Monica memejamkan matanya "Karena itu kamu memilih mengabaikan ku?" Marvin mengangguk "Lalu apa alasanmu mempertahankanku sekarang, bukankah lebih baik kau melepaskan aku, agar kita sama- sama tidak terbebani.."

..

Like..

Komen..

Vote..

1
Dayu Santi
Luar biasa
mei
sangat betul
Siti Masitah
mwnya monika bilang ama andrew tentang kematian kk dan ayahnya...
Siti Masitah
kok stevan masih hidup enak y..kpan dia dipenjara...
Siti Masitah
plinplan
Siti Masitah
mungkin authornya sama kyak marvin menyebalkan
Ceu Nah: /CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
total 1 replies
Siti Masitah
si mokondo takut kismin
Siti Masitah
demi harta momo.. karna marvin ntar mokondo
Siti Masitah
kok botol x sih
Siti Masitah
ekspor bukan impor thor
Siti Masitah
cita cita langsing hobinya makan
Putusri Martini
Luar biasa
Ran Aulia
ceritanya bagus, saya suka, romantic comedy a little sad 🥰🥰🥰🥰🥰

terima kasih ya kak 😍😍😍😍

pengen baca kisahnya Sofia tp udah gak ada di list ya 😔😔
Ran Aulia
/Grin//Grin//Grin//Grin//Facepalm//Facepalm/
Ran Aulia
Luar biasa
Ran Aulia
keren Momo 👍👍👍💪💪💪💪
Qonita Zayin
Luar biasa
s
hum baru awalan mulai suka karakter ayah
Jeng Ining
1 sama.. kirain krn kuat pendirian trnyat krn jengkel dikira monica mencu-mbu marvin sambil ngebayangin org laen..pdhl mah suaminya ya kamu sndiri Vin😂😂
Jeng Ining
bagaimanapun bentuk dn rupa tubuh kita, yakinlah itu udah disetting utk terlihat cantik dn menarik bagi jodoh kita😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!