NovelToon NovelToon
Dikuasai Pria Dingin

Dikuasai Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Gledekzz

"Semua tergantung pada bagaimana nona memilih untuk menjalani hidup. Setiap langkah memiliki arti yang berbeda bagi setiap orang," ucapan itu terdengar menyulut hati Lily sampai ia tak kuasa menahan gejolak di dada dan berteriak tanpa aba-aba.

"Ini benar-benar sakit." Lily mengeram kesakitan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gledekzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch ~

Lily terbangun perlahan, kelopak matanya terasa berat saat cahaya pagi menyusup melalui tirai kamar hotel. Pandangan pertamanya tertuju pada sosok Zhen yang duduk santai di kursi dekat jendela, memainkan tablet di satu tangan sementara tangan lainnya menggenggam secangkir kopi.

Lily menggeser tubuhnya sedikit dengan ia hanya menggunakan kain putih yang membungkusnya. Kulitnya masih menyisakan jejak-jejak merah samar, hasil dari hari yang panjang dan begitu intens.

Wajahnya seketika memanas, perasaan malu dan kesal bercampur menjadi satu. Zhen benar-benar seorang monster yang menyerangnya tanpa henti.

Zhen yang menyadari pergerakan Lily, menatap sekilas sebelum menyesap kopinya dengan tenang. Mata tajamnya menyapu sosok Lily yang masih terdiam di tempat tidur, jelas menikmati ekspresi wanita itu yang tampak kebingungan.

"Kau akhirnya bangun," ucapnya ringan.

Lily menelan ludah mencoba mengatur napasnya yang entah kenapa terasa berat. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Dua hari mereka berada di tempat ini, dan mungkin hari ini mereka akan pindah ke rumah baru mereka.

Zhen meletakkan cangkir kopinya, lalu berdiri dan berjalan mendekati ranjang. Tanpa peringatan, ia meraih dagu Lily, membuat wanita itu mendongak dan menatap langsung ke dalam matanya.

"Apa kau masih terlalu lelah untuk bangun?" tanyanya dengan suara terdengar rendah tetapi sarat dengan nada menggodanya yang khas.

Lily membuka mulut ingin membantah, tetapi Zhen sudah lebih dulu menunduk dan menempelkan bibirnya pada bibir Lily.

Ciumannya tidak terburu-buru tetapi cukup untuk membuat Lily merasa tenggelam dalam sensasi yang tiba-tiba menyerangnya.

Entah kenapa di balik semua kebingungan dan pertanyaan yang berputar di benaknya, Lily merasakan sesuatu yang berbeda. Kali ini sebuah perasaan lega yang aneh, seakan seluruh keraguan yang sempat mengganggunya perlahan memudar di bawah sentuhan pria itu.

Zhen mengusap dagu Lily dengan lembut dengan matanya tidak pernah lepas dari wajah wanita itu. "Hari ini aku harus ke perusahaan," ucapnya santai meski nadanya tegas. "Sore nanti aku akan menjemputmu untuk pindah ke rumah baru kita."

Lily mengangguk pelan mencoba menyembunyikan rasa canggungnya. Namun, ada sesuatu yang mengganjal di pikirannya, sesuatu yang harus ia utarakan. "Kalau begitu, apa saya boleh menghubungi nenek saya dan memberitahukan pernikahan kita?"

Zhen menatap Lily sejenak lalu mengangguk ringan. "Boleh."

Jawaban singkat itu membuat Lily kembali terdiam. Sepertinya Zhen memang tidak banyak berbicara kecuali jika diperlukan, dan Lily merasa semakin sulit memahami jalan pikirannya.

Zhen melepaskan dagu Lily, tetapi tidak beranjak dari posisinya. Sebaliknya pria itu justru mencondongkan tubuhnya lebih dekat, bibirnya menyunggingkan senyum kecil yang penuh godaan. "Sebelum aku pergi, bagaimana kalau aku memandikan kau dulu? Sama seperti dua hari kemarin."

Wajah Lily seketika merah merona. Bagaimana mungkin Zhen bisa berbicara dengan nada selembut itu, tetapi di saat yang sama, kata-katanya begitu menusuk hingga membuat jantungnya berdebar tak keruan?

Mengingat dua hari yang penuh dengan serangan tanpa henti, Lily berusaha mengumpulkan keberanian untuk menolak. "Sudah cukup, Tuan. Dua hari ini saya bahkan tidak bisa beristirahat dengan tenang."

Zhen mengangkat alis, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ia menikmati bagaimana Lily bereaksi terhadapnya. "Kau yakin? Aku bisa membantu kalau kau masih merasa lelah."

Lily menggigit bibir mencoba menguatkan diri. Ia menatap Zhen dengan tatapan tegas meskipun matanya masih berkilat dengan rasa malu. "Tuan sudah berpakaian rapi untuk bekerja. Saya tidak ingin membuat anda repot membuka pakaian lagi. Jadi lebih baik anda pergi sekarang sebelum terlambat."

Zhen tersenyum tipis ia tampak benar-benar terhibur oleh jawaban Lily. "Baiklah, kalau itu maumu," ucapnya sambil berdiri dengan merapikan jasnya. "Aku akan kembali sore nanti. Jangan pergi kemana-mana."

Lily mengangguk menyembunyikan senyum kecil yang entah bagaimana muncul di wajahnya. Meskipun kata-kata Zhen sering kali membuatnya gelisah, ada sesuatu dalam perhatian Zhen yang membuat Lily merasa sedikit lebih tenang.

Zhen melirik jam di pergelangan tangannya sebelum kembali menatap Lily yang masih duduk di ranjang dengan wajah memerah. "Oh satu lagi," ucapnya santai. "Sarapan akan datang sebentar lagi. Aku sudah memesannya. Jadi jangan berlama-lama di dalam kamar mandi."

Lily hanya bisa mengangguk pelan, sementara Zhen melangkah menuju pintu. Namun, sebelum benar-benar pergi, pria itu menoleh sekali lagi, matanya menatap Lily dengan tatapan tajam yang membuat darah wanita itu berdesir.

"Jangan sampai kau lupa bahwa sekarang kau adalah istriku," ucapnya sebelum akhirnya keluar dari kamar.

Lily tetap duduk di ranjang, merasakan detak jantungnya yang masih belum normal. Ia menarik napas panjang, lalu menunduk, menatap kain putih yang masih melilit tubuhnya.

Zhen benar-benar sulit ditebak. Satu saat ia bisa begitu dingin, tetapi di saat lain, kata-katanya mampu membuat perasaannya kacau.

Lily menghela napas panjang sebelum akhirnya beranjak dan berjalan menuju kamar mandi. Ia tidak ingin membuat sarapannya juga menjadi dingin.

......................

Lily keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang masih sedikit lembap, mengenakan bathrobe putih yang terasa hangat di kulitnya. Rambutnya yang basah dililit handuk kecil, beberapa helai menyembul keluar, tetapi ia tidak terlalu memikirkannya.

Begitu saja ia mengambil ponselnya dari meja, jemarinya dengan cepat menekan nomor Emma, nenek tercintanya. Lily menggigit bibir, menunggu panggilan tersambung. Namun, setelah beberapa kali nada sambung tidak ada jawaban.

Alisnya berkerut.

"Nenek?" gumamnya pelan meskipun ia tahu tidak mungkin neneknya mendengar.

Ia menghela napas dan menatap layar ponselnya yang menunjukkan panggilan berakhir. Tidak diangkat.

Lily mencoba berpikir positif. Emma memang sering lambat dalam menjawab telepon, terutama jika sedang berada di halaman belakang rumahnya yang sibuk dengan kebun bunga kesayangannya.

Tapi entah kenapa ada rasa gelisah yang mengusik hatinya.

"Apa nenek baik-baik saja?" Lily bertanya pada dirinya sendiri.

Ia berniat menelepon lagi tetapi suara ketukan pintu menginterupsinya.

Lily menoleh sedikit terkejut. Ia tidak mendengar langkah kaki mendekat sebelumnya. Dengan cepat ia berjalan ke pintu dan membukanya.

Seorang pelayan hotel berdiri di sana membawa troli berisi berbagai macam makanan. Aroma roti panggang, telur, dan susu menguar, memenuhi udara.

"Selamat pagi, nyonya. Ini pesanan sarapan anda," ucap pelayan itu sopan.

Lily berkedip butuh beberapa detik sebelum menyadari bahwa ini pasti pesanan Zhen yang tadi dikatakan sebelum pria itu pergi.

"Ah iya, silakan masuk," ucapnya sambil menyingkir ke samping.

Pelayan itu masuk dan dengan cekatan menata makanan di meja. Lily memperhatikan tanpa banyak bicara, pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran tentang neneknya.

"Jika ada yang anda perlukan, jangan ragu untuk menghubungi layanan kamar, nyonya," ucap pelayan itu sebelum membungkuk hormat dan pergi.

Lily menghela napas dan menutup pintu. Ia kembali duduk di meja menatap makanan yang telah tersaji rapi di depannya.

Namun, perutnya terasa berat. Ia tidak punya selera makan sebelum memastikan bahwa neneknya baik-baik saja.

1
Erviana Erastus
sehebat apa sih hugo? masa zhen kalah kejamx
Lisa Halik
lanjut thor
Lisa Halik
akhirnya update,ternyata lily masih hidup&hilang ingatan
Nar Sih
ahir nya hdir lgi ,lanjut kakk👍
Lisa Halik
harap2nya bocah itu anak zhen bersama lily
Lisa Halik
semiga lily masih saja hidup
Nar Sih
sepeti nya titik terang tentang lily segera terkuak ,dgn ketemu nya zhen dgn ank kecil yg mirip dgn nya
Nar Sih
semoga harapan dan keyakinan mu tentang lily yg masih hidup terkabul ya zhenn,
Nar Sih
semoga lily selamat
Lisa Halik
harapnya lily terselamat dari kebakaran itu
Lisa Halik
di mana kah lily,semiga lily terselamat
Nar Sih
oalah..ternya zhen tmn msa kecil nya lily
Lisa Halik
yang semangat thor updatenya
Lisa Halik: terima kasih
IG : Gledekzz97: Iya mak demi kalian, walaupun tak lolos bab terbaik😮‍💨
total 2 replies
Lisa Halik
rupanya lily amnesia pula,
Winda Lestari
Luar biasa
Winda Lestari
Lumayan
Lisa Halik
makasih thor ...rajin2 update..semoga selepas ini lily berubah&menerima zhen
Lisa Halik: 🤭🤭🤭🤭keren thor
IG : Gledekzz97: Masa sama Mak😍
total 2 replies
Nar Sih
awal nya kegiatan mandi air hagat jdi panasss nih
Erviana Erastus
unboxing kok di bath tube, walaupun bukan yg pertama hadehhhh,
Erviana Erastus
zhen minta jatah li hadehhhh nggak paham kah 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!