Hidup Bintang seketika hancur setelah sahabatnya mengambil kekasih hatinya dan dihari yang sama ia juga harus kehilangan kehormatannya oleh orang yang tidak dikenal karena mabuk.
Apakah Bintang akan selamanya memendam rasa benci dan dendam jika akhirnya ia harus menjadi bagian dari keluarga sahabatnya itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon requeen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tolong Lepaskan Dipa
Sore ini Bintang baru saja pulang dari kampus. Lelah karena jadwal kuliah yang cukup padat membuat Bintang belum sempat menjemput Langit yang ia titipkan di rumah Shanti.
Setibanya di rumah , Bintang langsung mandi kemudian melakukan solat Ashar. Setelah selesai melaksanakan kewajibannya ia pun bersiap untuk menjemput Langit. Bintang sengaja berjalan kaki karena rumah Shanti tidak terlalu jauh dari rumahnya.
Bintang mengurungkan niatnya untuk pergi menjemput Langit karena ia kedatangan tamu. Bintang berusaha tenang dan menyiapkan dirinya begitu tau jika yang datang adalah kedua orangtua Dipa.
Mama Niken terlihat lebih sopan tidak seperti waktu pertama kali ia datang bersama Elsa.
Setelah mempersilahkan tamunya duduk, Bintang pun pergi ke dapur untuk membuatkan minum.
Pada saat Bintang berada di dapur tatapan mata Papa Ardi langsung tertuju pada photo bocah tampan yang berada diantara Bintang dan Dipa..Papa Ardi seperti melihat perwujudan Dipa sewaktu kecil pada diri bocah itu.
"Siapa namanya ?" tanya Papa Ardi sambil menunjuk photo di dinding saat Bintang menyuguhkan minuman di meja.
"Langit " jawab Bintang dengan wajah yang tenang.
"Dia sangat tampan, dimana dia sekarang ?"
"Dia sedang tidak ada " jawab Bintang.
'Untuk apa menanyakan Langit, bukannya istri anda beberapa waktu yang lalu menghinanya ?'. batin Bintang.
Bintang bersyukur saat ini Langit sedang berada di rumah Shanti karena Bintang tidak sudi putranya bertemu dengan orang yang sudah menghinanya.
"Apa tujuan anda datang kesini ?" tanya Bintang setelah mempersilahkan sepasang suami istri itu menikmati minumannya.
"Tidak mungkin Anda datang kesini jika tanpa maksud " todong Bintang.
Bintang tidak ingin berbasa-basi dengan tamunya karena ia yakin jika mereka tidak akan membawa kebahagiaan untuk Bintang.
"Kamu benar, kami datang kesini memang memiliki maksud " jawab Papa Ardi mempertahankan wibawanya.
Sejenak Papa Ardi dan Mama Niken saling pandang, Mama Niken tampak mengangguk menyuruh suaminya untuk mengatakan maksud kedatangan mereka ke Bandung.
"Maksud kedatangan kami kesini adalah untuk meminta pengertian kamu. Kami harap kamu mau mengalah dan melepaskan Dipa. Seperti yang kamu tau jika Dipa itu pria beristri dan sudah memiliki putri. Kami tidak ingin pernikahan mereka yang sudah terjalin bertahun-tahun hancur karena kehadiran kamu " ucap Papa Ardi.
"Maksud anda ?" tanya Bintang.
"Sebaiknya kamu dan Dipa bercerai saja. Lebih mudah bagi Dipa untuk bercerai dengan kamu daripada bercerai dengan Elsa karena pernikahan kalian secara siri. Untuk kebutuhan Langit kamu tidak usah khawatir karena kami akan tetap bertanggung jawab. Kami akan memberikan jatah bulanan untuk Langit..juga untuk biaya hidup dan kuliah kamu. Aku dengar saat ini kamu sekarang mahasiswi di perguruan tinggi di Bandung " ucap Papa Ardi.
Meskipun itu adalah sebuah permintaan namun justru terlihat seperti sebuah perintah untuk Bintang..perintah untuk meninggalkan Dipa.
"Sebaiknya anda minta saja kepada putra anda. Minta kepada Mas Dipa untuk menceraikan saya. Saya akan terima seandainya Mas Dipa memutuskan untuk menceraikan saya karena saya pun tidak berminat sedikitpun untuk masuk menjadi bagian keluarga anda " jawab Bintang.
"Sombong sekali kamu !" hardik Mama Niken.
"Sabar Mah " Papa Ardi menepuk tangan Mama Niken agar istrinya itu dapat mengendalikan emosinya.
"Mama ingin tau saja bagaimana nasib dia seandainya Dipa menceraikan dia dan kita tidak berbelas kasihan memberi dia tunjangan untuk hidup " ucap Mama Niken sinis.
"Seandainya Mas Dipa menceraikan saya, saya tidak akan Sudi menerima belas kasihan dari anda " jawab Bintang.
Rasa sakit hati yang Bintang rasakan membuat ia memiliki keberanian untuk membalas ucapan Mama Niken dengan kata-kata yang tajam setajam silet.
"Saya yakin kamu akan jadi gelandangan " ucap Mama Niken mengejek.
"Mah !" Papa Ardi kembali mengingatkan Mama Niken untuk mengontrol emosinya. Mama Niken pun terdiam dan mengunci mulutnya.
"Saya harap kamu pertimbangkan penawaran dari saya karena menurut saya ini adalah pilihan terbaik untuk kamu dan Langit " ucap Papa Ardi sebelum pamit pulang.
Sebelum keluar dari rumah Bintang, pria paruh baya itu diam-diam mencuri pandang kearah photo Langit. Senyum bocah tampan di photo itu langsung tersimpan di memorinya.. jadi namamu Langit !!
Setelah Papa Ardi dan Mama Niken pulang Bintang pun melanjutkan niatnya untuk menjemput Langit.
"Mbak.. sepertinya aku berniat untuk pindah rumah, aku akan mencari rumah kontrakan yang dekat dengan kampus " ucap Bintang.
"Kamu habis bertemu siapa hari ini ?" Shanti menatap wajah cantik Bintang menyelidik.
"Orangtua Mas Dipa baru saja ke rumah, mereka menginginkan agar aku dan Mas Dipa bercerai " Bintang tidak dapat menyembunyikan apapun dari Shanti.
"Jadi kamu mau mengikuti perintah mereka begitu saja ? kamu tidak ingin tau apa keinginan Dipa ?" tanya Shanti.
"Bukan seperti itu Mbak..aku cuma merasa jika sedari awal aku sudah salah mengambil keputusan menerima pinangan Mas Dipa. Yang aku pikir saat itu hanya balas budi tanpa memikirkan bagaimana perasaan istrinya Mas Dipa " jawab Bintang.
"Apakah kenyataan Dipa yang sudah memperkosa kamu juga menjadi dasar pertimbangan kamu untuk menjauh dari Dipa ?" tanya Shanti.
Bintang tidak menjawab, namun air mata yang mengambang dipelupuk mata indahnya Shanti anggap itu sebagai jawabannya.
"Tidak kah kamu lihat jika Dipa sudah berusaha keras menebus kesalahannya selama ini ?" tanya Shanti lembut.
Air bening yang mengambang dipelupuk mata indah Bintang akhirnya luruh ketika wanita cantik itu mengedipkan matanya.
"Aku tidak sanggup berada diantara orang-orang yang telah menghancurkan hidup aku Mbak " jawab Bintang lirih.
"Apakah Dipa tau jika kamu dan Leon dulunya pacaran ?" tanya Shanti. Bintang menggeleng.
"Seharusnya Dipa tau " gumam Shanti.
"Aku tidak ingin berurusan dengan keluarga mereka termasuk Mas Dipa. Seharusnya ini sudah aku lakukan sejak awal ketika aku tau jika Mas Dipa adalah kakak Dina. Aku selama ini terlalu terlena oleh kasih sayang dari Mas Dipa sehingga aku lupa jika menjadi istri simpanan adalah salah dan ada hati yang terluka karenanya " jawab Bintang.
"Lalu bagaimana dengan Langit Bi.. dia akan kehilangan Ayahnya " Shanti tidak bisa membayangkan betapa kehilangannya Langit jika Bintang dan Dipa berpisah.
"Aku tidak akan menghalangi Mas Dipa bertemu dengan putranya " jawab Bintang.
"Saran Mbak sebaiknya pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.. Oh ya..Minggu depan Mas Rizal pulang. Kalau kamu tidak keberatan maukah kamu menunda semua keputusan sampai Mas Rizal pulang " pinta Shanti.
"Iya Mbak..aku juga akan meminta pertimbangan dari Mas Rizal agar tidak salah mengambil keputusan " jawab Bintang.