Lanjutan kisah dari Cinta Beda Usia, Kisah baru dari Keisha Alvina Putri Pramuja, anak ketiga dari Evano dan Violetta.
Keisha mendapatkan pengkhianatan dari suaminya, Miko setelah mereka menikah selama dua tahun. Alasannya, karena Keisha belum juga memberinya seorang keturunan. Tidak ingin dimadu, Keisha memutuskan untuk menggugat cerai suaminya.
Setelah beberapa bulan berpisah dari Miko, Keisha bertemu kembali dengan sosok laki-laki bernama Arya Wiguna Atmaja. Dia adalah laki-laki yang menyukai Keisha sejak ia masih kecil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Mobil yang Keisha kendarai berhenti beberapa meter dari tempat Mayang berdiri. Ternyata Mayang memintanya bertemu di taman tempat biasa dulu mereka menghabiskan waktu. Keisha memandang Mayang dari balik kaca mata cokelatnya. Jika biasanya Keisha menyunggingkan senyum ceria saat akan menemui Mayang, kini senyuman sinis yang Keisha tujukan.
Keisha lebih dulu mematikan mesin mobilnya sebelum keluar dari mobil. Kakinya melangkah menuju tempat Mayang dan berhenti beberapa langkah di hadapan Mayang. Kaca mata Keisha buka dan memindahkannya ke atas kepalanya.
"Katakan! Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Keisha tanpa basa-basi.
"Heh, kamu sangat tidak sabaran," ejek Mayang.
"Kesabaranku sudah habis ketika mengingat pengkhianatan yang kamu lakukan padaku," ucap Keisha.
"Kei, kamu tahu? Aku sangat senang melihatmu dalam keadaan seperti ini," aku Mayang.
"Apa maksudmu?" tanya Keisha.
"Aku tahu kamu berdandan seperti ini hanya untuk menutupi kesedihan yang sedang kamu rasakan," ucap Mayang. "Dan aku sangat menyukai kehancuranmu saat ini."
"Katakan dengan jelas maksud dari perkataanmu!" desak Keisha.
"Apa kamu tidak ingin tahu alasan aku merebut suamimu?" tanya Mayang.
Keisha menaikan satu alisnya, jujur dirinya sangat penasaran alasan kenapa Mayang tega menghancurkan rumah tangganya dengan cara merebut Miko dari sisinya.
"Baiklah, akan aku katakan," ucap Mayang.
"Aku ingin melihat kehancuran perempuan yang sombong dan suka pamer sepertimu, Keisha," ungkap Mayang.
"Hah, apa?" Kening Keisha mengerut, ia merasa sangat bingung maksud dari kalimat yang Mayang ucapkan.
"Aku makin tidak mengerti dengan perkataanmu," ucap Keisha.
"Apa kamu tahu Keisha? Sesungguhnya selama ini aku sangat membencimu!" aku Mayang.
Tentu saja Keisha merasa sangat terkejut dengan pengakuan Mayang. Ternyata selama ini Mayang menyimpan rasa benci terhadap dirinya.
"Kamu perempuan sombong dan suka pamer. Setiap kali kamu mendapat sesuatu dari keluargamu, kamu selalu memamerkannya padaku. Dan yang paling aku tidak suka, kamu selalu menghinaku atas nama bantuan," ucap Mayang.
"Apa yang kamu katakan?" Keisha bingung harus merespon dengan apa. Sungguh Keisha tidak menduga semua pemikiran Mayang.
"Aku tidak menduga jika kamu memiliki pikiran cetek seperti itu, May," ucap Keisha.
"Selama ini aku menganggapmu sebagai teman baikku, sahabatku, orang yang aku percayai. Aku selalu berbagi sukaku kepadamu dan sebisa mungkin aku tidak membagi dukaku padamu, karena aku tidak mau membebanimu dengan masalahku. Tapi ...." Keisha menggelengkan kepalanya, ia tidak mempercayai apa yang baru saja didengarnya dari Mayang. "Tapi justru kamu menganggap aku suka pamer."
"Dan untuk semua bantuan yang aku berikan padamu, sungguh aku ikhlas. Tidak ada sedikitpun niatku untuk merendahkan dirimu atau bahkan menghinamu," jelas Keisha.
"Omong kosong!" ucap Mayang. "Aku tahu kamu hanya ingin menunjukkan betapa besarnya dirimu dengan cara menghinaku."
"Terserah! Memang susah bicara dengan perempuan picik sepertimu!" balas Keisha.
"Heh, tapi sekarang aku puas. Aku puas melihatmu hancur seperti ini. Ini pantas kamu dapatkan atas apa yang kamu lakukan padaku selama ini." Mayang tertawa penuh kemenangan.
"Dasar tidak tahu diri!" maki Keisha.
"Ternyata aku membuang waktuku dengan bicara denganmu." Keisha berbalik untuk melangkah meninggalkan Mayang. Namun, baru beberapa langkah suara Mayang menghentikan langkahnya.
"Jika kamu mau aku bisa membuat kamu kembali bersama suamimu," ucap Mayang. "Tapi dengan satu syarat."
Keisha berbalik mendengar perkataan Mayang. Tatapannya menatap lurus ke arah Mayang.
"Aku janji akan membuat kamu kembali bersama dengan suamiku. Asal kamu mau meminta maaf padaku dan bersujud di bawah kakiku," ucap Mayang.
Keisha berdiri dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Senyum miring terlukis di bibirnya Keisha seolah sedang mengejek Mayang.
"Kenapa kamu berpikir aku mau melakukan itu?" tanya Keisha diikuti tawanya.
"Sebaiknya kamu tidur dulu baru bermimpi," ejek Keisha.
"Kamu!" Mayang mengepalkan tangannya untuk menahan amarahnya.
"Sttt, jangan marah-marah. Itu tidak baik untuk kehamilanmu." Ucapan Keisha mengandung sindiran untuk Mayang.
"Aku sudah memutuskan untuk berpisah dari mas Miko. Tidak ada niatan aku untuk rujuk dengannya. Apalagi setelah dia membagi tubuhnya untuk wanita lain. Aku tidak sudi untuk kembali padanya," ucap Keisha.
"Oh iya kamu harus dengar ini, May! Dulu aku selalu memberikan barang-barang yang aku punya untukmu saat kamu menginginkannya. Dan anggap saja sekarang aku memberikan suamiku padamu, aku menyumbangkan dia untukmu," ucap Keisha.
Keisha meninggalkan Mayang begitu saja dengan masuk ke dalam mobilnya. Dari dalam mobil Keisha melihat Mayang yang sedang memaki dirinya. Keisha tidak peduli dengan itu.
Keisha kembali melajukan mobilnya meninggalkan taman. Sepanjang perjalanan Keisha memikirkan semua perkataan Mayang. Ada rasa terkejut di dalam diri Keisha saat mendengar pengakuan Mayang. Sungguh dirinya tidak menduga jika Mayang selama ini tidak menyukainya. Jadi selama ini dia hanya berpura-pura menjadi sahabat baiknya.
*****
Keisha dan keluarganya sedang dibuat bingung oleh sikap Miko. Ternyata Miko berubah pikiran, dia menolak untuk menceraikan Keisha. Mereka tidak tahu apa yang sebenarnya Miko rencanakan. Namun, satu hal yang pasti, jika Miko tidak mau menceraikan Keisha maka hidup Keisha akan bertambah sengsara karena digantung oleh Miko.
"Ini pasti rencananya, Mah, Pah. Miko tidak ingin Keisha bebas dari dirinya," tebak Kenzi.
"Ini sudah tidak bisa dibiarkan lagi." Kenzo merasa sangat geram, ia tidak terima atas apa yang dilakukan oleh Miko pada adiknya.
"Kalau begitu tunggu apa lagi. Kita harus pakai cara paksa," ucap Kenzi.
"Kak, aku ikut," ucap Keisha.
"Tidak, Kei. Biar kakak saja yang mengurus masalah ini, Kei," larang Kenzo.
"Tidak, Kak. Ini masalah rumah tangga aku. Dan aku harus menyelesaikan masalah ini sendiri," ucap Keisha.
"Kenapa kita tidak coba krim lagi saja surat gugatan cerai itu kepada Miko," ucap Violetta.
"Percuma, Mah. Mau sepuluh kali kita kembali mengirim surat gugatan cerai itu dia akan kembali menolak menandatangani atau bahkan dia akan kembali merobeknya," ucap Kenzi.
"Itu benar, Mah. Aku harus datang langsung ke sana dan menanyakan sendiri apa maunya," ucap Keisha.
"Ayo Kakak temani," ucap Kenzo yang langsung dianggukki oleh Kenzi.
"Kakak juga ikut," imbuh Kenzi.
Setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya, Keisha pergi bersama kedua kakaknya ke tempat Miko.
Keisha duduk sendiri di kursi penumpang belakang. Wajahnya menunjukkan kemarahan, itu terlihat jelas dengan telapak tangannya yang mengepal. Dirinya sudah bertekad untuk berpisah, tetapi suaminya justru mempersulit dirinya.
Mobil yang dikendarai oleh kakaknya berhenti di tepat di depan rumahnya dan Miko. Dengan tidak sabarnya Keisha masuk ke dalam rumah itu sambil berteriak-teriak memanggil Miko.
"Mas Miko!" panggil Keisha.
Beberapa kali Keisha memanggil akhirnya Miko keluar, begitu juga dengan Mayang.
"Apa kamu tidak punya sopan santun berteriak-teriak di rumah orang?" tanya Mayang.
"Heh, sepertinya kamu lupa. Ini rumahku," balas Keisha.
"Ada apalagi?" tanya Miko.
"Sudah aku bilang sebelumnya, 'kan? Kalian harus meninggalkan rumah ini," ucap Keisha.
"Aku tidak mau. Aku yang membeli rumah ini. Jadi ini rumahku," ucap Miko.
"Bicara yang sopan pada adikku!" Kenzi mencengkram kerah kaos yang dipakai oleh Miko.
"Jadi kamu membawa dua body guard ke sini, Kei," ejek Miko.
"Sudahlah, Mas. Aku tidak mau bertele-tele lagi. Aku mau Mas menandatangani surat perceraian kita," ucap Keisha.
"Aku tidak mau," tolak Miko.
"Kenapa kamu melakukan ini padaku, Mas?" tanya Keisha. "Bukankah dengan menceraikan aku Mas bisa menikah resmi dengan wanita ini."
"Karena aku tidak mau kamu bahagia," jawab Miko.
"Kamu harus menandatanganinya, Miko. Atau aku akan menghancurkan dirimu dalam sekejap. Akan kubuat dirimu menjadi gelandangan, malam ini juga!" ancam Kenzo.
"Kamu mengancamku?" Miko membuang air ludahnya sendiri. Dirinya sudah tersudut. Ancaman Kenzo jelas akan terjadi, mengingat siapa kakak iparnya.
"Kamu yang memaksaku dan aku tidak memiliki cara lain," ucap Kenzo.
"Jadi tandatangani surat gugatan perceraian itu dan semuanya selesai. Jangan mempersulit kami," ucap Kenzi.
"Sudah deh, Mas. Tandatangani saja. Kita lihat apakah dia bisa hidup bahagia dengan kekurangannya," ucap Mayang.
Keisha mengela napasnya dalam-dalam, ia berusaha keras untuk tidak terpancing dengan perkataan Mayang. Keisha tahu semakin dirinya marah itu justru akan membuat Mayang semakin senang.
Memang tidak ada pilihan lain lagi bagi Miko. Dari pada dirinya terkena masalah lebih baik dirinya menandatangi surat gugatan cerai itu.
Dengan Miko menandatangani surat gugatan cerai itu, maka proses perceraian Keisha dan Miko akan segera berlangsung.
"Terima kasih, Mas," ucap Keisha.
"Oh ya, Mas, satu lagi. Aku tidak akan menuntut rumah ini. Rumah ini sudah kalian kotori dan aku juga tidak sudi untuk tinggal di rumah ini lagi," ucap Keisha.
"Rumah ini mas berikan untukku sebagai mas kawin pernikahan kita. Aku kembalikan padamu. Anggap saja aku memberikan rumah ini sebagai hadiah pernikahan kalian," ucap Keisha.
Setelah mengatakan kalimat itu dan mendapatkan tanda tangan Miko, Keisha mengajak kedua kakaknya untuk pergi dari tempat itu. Keisha tinggal menunggu pertemuannya kembali dengan Miko di pengadilan.