Perselingkuhan Di Balas Dengan Setimpal

Dia yang terlihat semakin gugup berdiri di depan pintu yang sudah tertutup dan melihat sosok seorang pria yang hanya terlihat bagian punggungnya yang sedang menelpon di depan jendela.

Dari poster pria tersebut terlihat begitu tegap dan bisa dipastikan bahwa pria itu sangat tegas dalam memimpin. Bagaimana hal itu tidak membuat Kelly semakin gugup dan takut-taku dan apalagi ini pengalaman pertama bekerja baginya.

Kelly beberapa kali menelan ludah dengan kedua tangannya yang saling bertautan di bawah sana. Jantungnya juga berdebar dengan kencang yang takut salah melakukan sesuatu. Kelly tidak punya pengalaman apa-apa dalam bekerja dan terlebih lagi dia juga tidak memiliki pengalaman apa-apa dalam melamar kerja dan apa yang harus dilakukan pada interview kerja.

Semua itu menjadi bahan pemikiran di kepala Kelly, tapi tetap saja dia harus berusaha tenang, karena dari ketenangannya yang bisa membantunya.

"Baiklah nanti saya akan mengabari selanjutnya!" ucap pria itu terdengar suara yang begitu berat.

"Selamat pagi, Pak!" sapa Kelly terdengar suara bergetar yang basa-basi.

"Selamat pagi!" ucap pria itu sembari membalikkan tubuh.

Betapa terkejutnya Kelly saat melihat pria tampan yang memancarkan aura dingin di wajahnya itu yang tak lain orang yang telah dia kenal. Tatapan kedua bola mata yang indah seperti lautan dalam itu juga terlihat heran melihat kehadiran Kelly.

"Farand..." lirih Kelly yang sangat tidak menduga jika akan bertemu dengan laki-laki itu.

"Jadi kau yang akan melakukan wawancara pagi ini," sahut Farand yang terlihat begitu santai.

Kelly menganggukkan kepala yang semakin gugup. Bagaimana tidak gugup bahwa dirinya harus selalu berurusan dengan Farand. Padahal dia saja belum membayar janjinya kepada Farand.

"Apa ini adalah suatu kebetulan apa sudah direncanakan?" tanya Farand.

"Ma-maksud kamu?" tanya Kelly bingung.

"Sampai sejauh mana kamu mencari tahu tentang aku, sampai saat ini kamu datang ke Perusahaanku dan ingin bekerja di sini?" tanya Farand.

"Kamu salah paham. Aku sama sekali tidak tahu jika Perusahaan ini adalah milik kamu. Aku hanya mencari di internet lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuanku. Aku memiliki latar belakang kuliah pendidikan desain dan aku pikir sangat cocok untuk masuk ke Perusahaan ini. Aku melewati banyak tahap sampai bisa sekarang berdiri di hadapan kamu. Jadi aku sama sekali tidak tahu bahwa ini Perusahaan kamu," ucap Kelly yang dengan gugup menjelaskan kepada Farand.

"Karena kamu tidak pernah bercerita kepada orang lain, akhirnya aku beberapa kali harus mendengarkan semua keluhanmu dan cerita panjangmu," sahut Farand.

"Hah!" sahut Kelly yang tidak mengerti maksud dari Farand.

Mungkin saja Kelly tidak menyadari bahwa Farand sudah dijadikan tempat curhatnya.

"Baiklah aku anggap cerita kamu benar. Jangan hanya berdiri di sana duduklah dan wawancara denganku!" sahut Farand.

Kelly menganggukan kepalanya dan langsung menghampiri Farand. Mereka berdua sama-sama duduk yang saling berhadapan dengan meja yang berada di tengah.

"Berikan kepadaku!" pinta Farand yang mengukurkan tangannya dan Kelly dengan mudah mengerti apa yang dimaksudkan Farand dan Kelly yang langsung memberikan map berwarna coklat.

Farand yang langsung melihatnya yang merupakan CV dari Kelly.

"Haruskah aku memberikan perlakuan khusus pada orang yang tidak memiliki pengalaman pekerjaan?" tanya Farand yang terus membolak-balikkan dokumen tersebut tanpa melihat ke arah Kelly.

"Ternyata bukan hanya Perusahaan papa saja, bahkan di tempat ini juga harus memiliki pengalaman pekerjaan. Ini benar-benar akan membuatku sulit," batin Kelly.

"Bukankah orang tuamu juga memiliki bisnis yang sangat luas. Lalu kenapa kau harus mencari pekerjaan di tempat orang lain?" tanya Farand.

"Alasannya apa yang telah kamu tanyakan tadi kepadaku. Walau aku anak dari papa. Beliau tidak bisa memberikanku pekerjaan di Perusahaannya. Karena tidak memiliki pengalaman pekerjaan," jawab Kelly.

"Lalu apa kau ingin bekerja di sini dan setelah kau mendapatkan pengalaman yang banyak, kau akan pindah ke tempat papamu dan bersaing dengan Tasya?" ucap Farand yang seolah tahu apa yang dipikirkan Kelly.

"Hati-hati bersaing dalam bisnis dengan saudara sendiri. Itu adalah suatu hal yang sangat mengerikan," ucap Farand menutup dokumen tersebut. Kelly tidak mengerti apa maksud dari pria itu.

"Baiklah! kau diterima bekerja di sini. Nanti biar sekretarisku yang akan memberitahu apa yang harus kau lakukan dan bagian apa yang cocok denganmu," ucap Farand yang membuat Kelly kaget dengan mata melotot yang mungkin tidak percaya bahwa dirinya diterima begitu cepat.

"Serius aku diterima kerja?" tanya Kelly tidak percaya.

"Iya. Tapi harus kamu ingat, ini bukan perlakuan khusus. Kita bukan orang yang dekat atau mengenal terlalu jauh. Aku hanya melihat beberapa contoh desain yang kau berikan menurutku sangat menarik dan kenapa tidak untuk mencobanya. Jadi mulai besok bekerjalah di Perusahaan ini," ucap Farand.

Kelly yang terlihat begitu senang dengan menyergah nafasnya sambil tersenyum, dia tidak percaya akhirnya diterima bekerja.

Farand membuang nafas yang terlihat sedikit senyum di sudut bibirnya. Farand melihat ponselnya yang baru saja hidup karena masuk pesan. Farand membuka pesan tersebut.

"Kamu jangan lupa untuk makan malam hari ini dengan keluarga. Jangan membuat keributan. Kamu harus tahu. Papamu akan bertindak. Jika kamu tidak bisa di beritahu," tulis pesan itu yang membuat Farand menghela nafas berat.

Ekspresi wajahnya terlihat tidak suka melihat pesan tersebut yang langsung berubah begitu saja dan seperti ada kekesalan yang membuatnya muak.

Farand yang melihat ke arah Kelly dan bagaimana Kelly masih sibuk dengan kesenangan hatinya atas dirinya diterima bekerja.

"Ikut denganku!" ucap Farand tiba-tiba.

"Hah!" sahut Kelly dengan bingung dan senyum di wajahnya langsung hilang.

"Mulai hari ini kamu bekerja dan sekarang ikut denganku!" ucap Farand yang berdiri dari tempat duduknya dan mengambil jas yang langsung memakainya.

"Bu-bukannya, kamu mengatakan aku mulai besok baru bekerja?" tanya Kelly terbata dengan penuh kebingungan

"Terserah! kamu bekerja hari ini atau besok jangan datang Lagi!" ucap Farand selesai memakai jasnya dan langsung keluar dari ruangan itu.

Kelly yang terlihat kelimpungan yang bingung harus bagaimana.

"Iya. Tunggu!"? mau tidak mau Kelly langsung buru-buru berdiri dan menyusul Farand yang tidak tahu sebenarnya Farand akan membawa Kelly kemana.

***

Mobil Farand yang berhenti di depan rumah mewah. Kelly yang duduk di sebelahnya tampak bingung dengan kepalanya yang melihat ke arah rumah tersebut.

Entah sejak kapan Kelly sudah berganti pakaian yang tadinya terlihat formal dan sekarang jauh sangat berbeda. Kelly menggunakan dress berwarna hitam dengan lengan yang berada di bahunya bagian dadanya terlihat sedikit dengan rambutnya yang diikat sedikit di bagian tengah dan diberi gelombang di bagian bawahnya.

Kelly seperti sudah mau kondangan saja dengan penampilan yang begitu perfect yang ternyata itu serasi dengan Farand yang juga berpenampilan begitu rapi menggunakan jas berwarna hitam.

"Ini rumah siapa?" tanya Kelly.

"Turunlah!" Farand yang tidak menjawab dan membuka sabuk pengamannya langsung keluar dari mobil.

Kelly mengerutkan dahinya yang terlihat kebingungan. Masih tetap melamun di dalam mobil yang membuat dia tiba-tiba saja kaget saat pintu mobil di sebelahnya sudah dibuka.

"Ayo! Cepat turun!" titah Farand.

Kelly mengangguk pelan dengan keraguan yang akhirnya heelsnya yang cukup tinggi itu menginjak tanah.

Bersambung