NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:14.9k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 Saling Pandang

" Bawel lu." jawab Riza keluar kamar, dengan di ikuti Vano di belakangnya.

" Eh besok temenin aku buat ngecek klinik. " ajak Vano.

" Memangnya kamu bisa, gimana kalau alergi kamu tambah parah, lagian di sana pasti banyak debu. " ucap Riza masuk kedalam mobilnya.

" Ya udah deh, nanti aku kabarin lagi kapan kita kesana. " jawab Vano.

" Jangan lupa obatnya di minum, biar nggak tambah parah. " ucap Riza mengingatkanya.

" Iya bawel, udah sana." jawab Vano.

Riza pun menjalankan mobilnya, keluar area rumah mewah itu menuju jalanan.

Vano langsung masuk kedalam setelah kepergian Riza, ia menuju kamarnya karena hendak menggantik kaosnya yang terkena salep tadi.

Di lihatnya Yasmin sudah tidur meringkuk di atas sofa, tempat mereka duduk tadi.

" Kok malah tidur di sini. " gumam Vano sambil memperhatikan Yasmin yang tengah terlelap itu.

Senyum manis selalu terpancar di bibirnya, setiap kali memperhatikan Yasmin dengan dekat seperti itu.

Tiba tiba Yasmin membuka matanya, karena merasa ingin buang air kecil.

" Aa..." teriak Yasmin yang kaget, melihat Vano menatapnya sangat dekat.

" Ma--mas ngapain." tanya Yasmin yang langsung bangkit.

" Liatin kamu." jawab Vano yang berpindah duduk di meja sofa depan Yasmin sambil terus menatapnya.

" Ma--mas ngapain duduk di situ." ucap Yasmin sambil memalingkan wajahnya.

" Saya di depanmu Yasmin., kenapa malah lihat kesana. " Bisik Vano di telinga Yasmin.

Seketika seluruh tubuhnya Yasmin merinding mendengarnya, karena suara Vano terdengar seperti menggodanya.

Sementara Vano terus saja tersenyum melihat ekspresi sang istri yang selalu malu malu ketika di tatap sedekat itu.

" Lihat saya kalau sedang bicara mh.." ucap Vano sambil memegang dagu Yasmin agar menatapnya.

Tatapan mereka bertemu, dengan Yasmin yang terus berusaha untuk menahan dekat jantungnya agar tidak terdengar oleh Vano.

Namun sekuat apa pun ia menahanya,Vano masih bisa mendengarnya, bahkan ia tersenyum menatap Yasmin karena suara dekat jantungnya yang sedang gugup.

Yasmin langsung menunduk, karena semakin malu di tatap dekat seperti itu.

" Loh kok malah lihat kebawah, saya di sini.'' ucap Vano menggondanya lagi.

" Ma--mas tolong jangan se--seperti ini. " ucap Yasmin terbata bata.

" Seperti ini gimana, saya cuma ingin melihatmu saja, apa tidak boleh. " jawab Vano menahan tawanya.

" Ma--mas terlalu de--dekat." jawab Yasmin yang tetap tidak ingin menatap Vano.

Vano langsung tertawa mendengarnya, kemudian mengecup puncak kepala Yasmin.

" Udah mau asar, saya mau siap siap sholat dulu, kamu masih libur sholat kan. " ucap Vano sambil bertanya.

"I--iya." jawab Yasmin mengangguk pelan.

" Ya udah, tidur aja kalau masih mengantuk, ingat tidur di ranjang jangan di sini. " ucap Vano mengingatkanya.

Vano pergi masuk kedalam kamar mandi, untuk membersih tubuhnya.

" Huuffff..." ucap Yasmin yang langsung menghela nafa panjang karena lega.

" Mas Vano kenapa sih akhir akhir ini, suka bangat bikin orang jantungan. " gumam Yasmin sambil memperbaiki hijabnya.

Tiba tiba terdengar suara ketukan pintu sambil memanggil namanya.

" Yasmin... " panggil mama mertuanya.

" Iya mah. " jawab Yasmin yang langsung bangkit menuju pintu.

" Kamu lagi sibuk. " tanya mama mertuanya.

" Nggak kok mah." jawab Yasmin.

" Temenin mamah kemini market depan yuk, mama mau beli beberapa bahan kue. " pinta mama mertuanya.

" Iya mah, Yasmin siap siap dulu." jawab Yasmin.

" Ya udah, mama tunggu di bawah ya." ucap mamanya.

Yasmin masuk lagi menuju ruang ganti dan mulai memilih baju yang cocok ia gunakan untuk keluar.

" Pakai yang mana ya, semuanya bagus bagus. " gumam Yasmin bingung sambil berdiri di depan lemari pakaianya.

" Yang ini warnanya cocok buat kamu." ucap Vano yang tiba tiba masuk dan mengambil sepasang gamis berwarna biru muda kemudian memberikanya pada Yasmin.

Yasmin hanya menatapnya tanpa mengambil gamis itu.

" Kenapa, nggak suka ya warnanya." tanya Vano.

"Ng--nggak kok. " jawab Yasmin.

"Terus kenapa cuma di lihat begitu. " tanya Vano lagi.

Yasmin pun mengambilnya sambil mengusap lembut pakaian itu.

" Kamu cantik pakai baju warna itu, saya suka aja melihat wanita bercadar memakai pakaian berwarna biru muda, terlihat anggun kelihatanya. " ucap Vano.

Sementara Yasmin hanya diam saja mendengarnya.

" Ya udah, saya mau sholat dulu. " ucap Vano keluar sambil mengambil pakaian sholatnya.

Ia memilih untuk sholat di rumah saja hari ini, karena mengingat wajahnya yang masih banyak bintik bintik merah.

Yasmin diam diam memperhatikanya di balik pintu ruang gantik mereka. Vano terlihat semakin tampan dengan balutan pakaian sholatnya, tanpa Yasmin sadari senyum manis terukir di bibir dari balik cadarnya.

Beberapa menit kemudian, Vano sudah selesai dengan sholatnya. Yasmin pun sudah selesai mengganti pakaianya dan berdiri di dekat ranjang menunggu Vano selesai.

" Loh kok masih di sini, bukanya tadi mama ajak kamu ikut belanja. " tanya Vano heran sambil merapikan sajadah dan sarungnya.

" Saya belum minta izin." jawab Yasmin pelan.

" Izin untuk apa, bukanya mama yang ajak kamu, jadi untuk apa izin lagi. " ucap Vano berjalan menghampirinya.

" Saya hanya akan keluar jika mendapatkan izin dari suami, walaupun umi yang meminta, saya tidak akan keluar, jika belum mendapatkan izin. " jawab Yasmin.

Seketika Vano langsung merasa tersentuh dengan jawaban gadis kecil itu.

" Jadi apakah mas mengizinkan saya untuk ikut mama keluar. " tanya Yasmin meminta izin.

Vano tersenyum mendengarnya, ketika pertama kalinya Yasmin meminta izin, karena kedengaranya sangat kaku.

" Kalau saya tidak mengizinkan. " jawab Vano yang ingin mengerjainya sebentar.

"Baiklah, saya tidak akan pergi. " jawab Yasmin kemudian hendak masuk keruang ganti, mengganti pakaianya dengan yang sebelumnya.

" Saya cuma bercanda." ucap Vano menahan tanganya.

Yasmin menunduk malu, karena Vano selalu ingin menatapnya.

"Yasmin..." panggil Vano .

" Iya." jawab Yasmin yang terus menunduk.

" Saya di depan, bukan di bawah. " ucap Vano.

Yasmin pun mengangkat pandanganya untuk menatap Vano.

" Kenapa kamu selalu menghindari tatapan saya, apa ada yang salah dengan wajah saya." tanya Vano penasaran, walaupun ia tau jika Yasmin malu sehingga terus menunduk ketika di tatap seperti itu.

Namun Vano ingin mendengar langsung jawabanya dari bibir Yasmin.

" Saya..." ucap Yasmin ragu.

" Kenapa, apa wajah saya aneh." tanya Vano lagi.

" Bukan seperti itu, saya cuma.. cuma malu aja. " jawab Yasmin dengan wajah yang sudah sangat merah di balik cadarnya.

" Kenapa harus malu." tanya Vano lagi.

" Karena saya..." jawab Yasmin ragu ragu.

" Apa karena kamu belum terbiasa. " tanya Vano menebak.

Yasmin tidak menjawabnya, hanya mengangguk pelan.

" Dia manis bangat sih. " batin Vano tersenyum.

Hampir 10 menit keduanya saling memandang, hingga terdengar suara sang mama yang mengetok pintu kamar memanggil Yasmin.

" Ya udah pergilah. " ucap Vano mengizinkanya.

1
Kusdianti Vika
Lanjut ya..
Syahira Syahril
maaf kak sedikit lasih tau kalo bnyak yg typo, mohon diperhatikan lagi ya kaka nama2nya kdang kebolak balik
Watini Salma
emang Yasmin sebesar anak SD ya kok ukuran sepatu nya 34
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!