NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:67.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Mendesak

Di rumah makan, Alika sedang berbincang dengan Adi di meja belakang.

"Alika, aku sudah lama menyimpan perasaan ini," Adi membuka pembicaraan dengan hati-hati. "Aku tahu mungkin aku bukan pria yang kamu harapkan, tapi aku serius ingin membangun masa depan bersamamu. Aku ingin melamarmu."

Alika tertegun. Ia menatap pria yang selama ini menjadi rekan bisnisnya, supplier bahan-bahan rumah makannya. Adi memang baik dan bertanggung jawab, tetapi ia tidak bisa membalas perasaan itu.

Dengan senyum lembut, Alika menjawab, "Adi, aku sangat menghargai perasaanmu. Tapi maaf, aku tidak bisa menerimanya."

Adi tampak kecewa, tetapi ia tetap berusaha tersenyum. "Apa karena aku kurang baik? Atau... karena masih ada pria lain di hatimu?"

Alika menggenggam jemarinya sendiri di bawah meja, berusaha menenangkan debaran hatinya. Ia tidak bisa mengatakannya. Tidak bisa memberi tahu siapa pun bahwa ia sedang mengandung anak dari pria yang selama ini hanya ia anggap sebagai ayah dari bayi yang ia rawat dan susui, pria yang pernah membantunya mengurus perceraiannya, tidak lebih.

"Aku hanya... belum siap," jawabnya akhirnya. "Dan aku juga tidak ingin memberikan harapan yang tidak bisa kupenuhi."

Adi menatapnya dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. "Baiklah, kalau begitu. Aku tidak akan memaksa. Tapi ketahuilah, aku selalu ada kalau kamu butuh seseorang untuk bersandar."

Alika tersenyum tipis, tetapi dalam hatinya ia tahu, saat ini, ia hanya bisa bersandar pada dirinya sendiri.

***

Malam telah larut, Alika duduk di tepi tempat tidur, menatap Adriel yang tertidur pulas di sampingnya. Napas tenang bayi itu membuat hatinya terasa hangat, tetapi juga dipenuhi kegelisahan. Ia mengusap lembut rambut Adriel, sementara pikirannya dipenuhi kebimbangan.

Ia tidak bisa terus begini.

Beberapa hari lalu, Arlan telah mengambil keputusan yang mengejutkannya, pria itu mempekerjakannya sebagai ibu asuh Adriel. Gaji yang diberikan Arlan cukup besar, bahkan lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, Alika tahu keputusan itu bukan soal uang. Ini tentang Adriel, tentang bagaimana bayi itu tak bisa jauh darinya.

Alika teringat kejadian beberapa hari yang lalu....

Alika melangkah masuk ke ruang tamu rumah Arlan dengan Adriel dalam gendongannya. Bocah itu masih menggenggam bajunya erat, seakan takut ditinggalkan. Namun, sebelum ia bisa melangkah lebih jauh, suara sindiran tajam langsung menyambutnya.

“Kamu ini memang susah diberi tahu, ya?”

Alika menoleh dan mendapati Widi duduk di sofa, menatapnya dengan ekspresi penuh ketidakrelaan. Mata tajam wanita itu menyapu dirinya dari ujung kepala hingga kaki, seolah mencari celah untuk merendahkannya.

Alika menelan ludah, berusaha tetap tenang. “Apa maksud, Nyonya?”

Widi mendengus, lalu berdiri dan berjalan mendekat. “Dulu kamu hanya seorang ibu susu, dan masa kontrakmu sudah selesai. Kenapa masih ada di sini?” Nada bicaranya dingin, penuh penekanan. “Atau kamu sengaja bertahan supaya bisa terus mendekati Arlan?”

Alika menggigit bibirnya, berusaha menahan diri. Ia sudah terbiasa menghadapi sikap Widi yang selalu menganggapnya tak pantas berada di sekitar keluarga mereka.

“Saya di sini bukan untuk mendekati siapa pun, Nyonya,” jawabnya pelan, tetapi tegas. “Saya masih di sini karena ingin memastikan Adriel baik-baik saja.”

Widi tersenyum sinis. “Alasan! Anak ini jadi seperti ini karena kamu! Kalau dari awal dia tidak terlalu terikat padamu, semuanya akan lebih mudah.”

Alika merasakan genggaman kecil Adriel semakin erat, seakan bocah itu mengerti ketegangan yang sedang terjadi. Bayi itu menyandarkan kepalanya ke bahu Alika, menggumam pelan, seakan meminta perlindungan.

Widi melipat tangan di dada, matanya menyipit penuh kecurigaan. “Aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi jangan pikir kau bisa terus-menerus berada di sekitar Arlan dan Adriel.”

Alika menundukkan kepala. Ia tidak ingin berdebat, tetapi hatinya sesak. Ia hanya ingin melakukan yang terbaik untuk Adriel, tapi kehadirannya justru dianggap sebagai ancaman.

Saat itu, langkah berat terdengar dari arah tangga. Arlan muncul dengan ekspresi datar, tetapi sorot matanya segera menangkap ketegangan di ruangan itu.

“Apa yang terjadi?” tanyanya.

Widi segera menoleh dan mendekati putranya. “Kamu harus segera menyelesaikan ini, Arlan. Jangan biarkan perempuan ini terus berkeliaran di rumahmu.”

Arlan menatap ibunya dengan rahang mengeras, lalu mengalihkan pandangannya ke Alika yang masih berdiri dengan Adriel dalam pelukannya. Sejenak, keheningan menyelimuti ruangan, sebelum akhirnya Arlan membuka suara.

“Alika tetap akan mengasuh Adriel.”

Widi membelalakkan mata. “Apa?!”

Arlan menatap ibunya dengan dingin. “Mulai hari ini, Alika akan menjadi ibu asuh Adriel. Aku yang membuat keputusan, dan ini untuk Adriel.”

Widi terdiam, tetapi tatapan tajamnya semakin menusuk ke arah Alika. Alika tahu, ini belum berakhir. Namun, untuk saat ini, ia hanya bisa mengeratkan pelukannya pada Adriel yang masih menggenggamnya erat, seakan ia satu-satunya tempat berlindung bagi bocah itu.

Alika menghela napas panjang. Ingatan itu membuatnya merasa tertekan. Tetapi yang lebih menakutkan dari semua itu adalah rahasia yang ia simpan sendiri.

Alika meraba perutnya yang masih datar, tetapi ia tahu itu tak akan bertahan lama. "Waktu terus berjalan. Sebulan, dua bulan lagi, perutku akan mulai terlihat, dan Kak Arlan pasti akan menyadarinya."

Ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Namun, bagaimana ia bisa pergi? Adriel tidak akan mau berpisah darinya. Setiap kali ia mencoba menjauh, bayi itu menangis sejadi-jadinya, tubuh kecilnya gemetar seakan ketakutan ditinggalkan.

Namun, dalam hatinya, ia tahu ia sedang berada di persimpangan. Jika ia tetap tinggal, kebenaran akan terungkap. Jika ia pergi, Adriel akan kehilangan dirinya.

"Aku tak tahu mana yang lebih menyakitkan," gumamnya menghela napas yang terasa sesak.

***

Setelah hampir dua bulan berusaha menyelesaikan berbagai kendala dalam proyeknya, Arlan akhirnya bisa sedikit bernapas lega. Meskipun belum sepenuhnya selesai, tapi sebagian besar masalah di lapangan telah teratasi, dan kini ia bisa pulang dengan lebih tenang.

Namun, begitu ia tiba, Widi dan Terry sudah menunggunya di ruang keluarga dengan ekspresi serius.

"Arlan, ini sudah cukup lama. Kamu harus segera menikahi Terry," ujar Widi dengan nada tegas, menatap putranya dengan penuh tuntutan.

Arlan menghela napas panjang, berusaha menahan rasa frustrasi. "Ma, aku sudah bilang, aku butuh waktu. Jangan mendesak."

"Waktu untuk apa lagi?" Widi tak menyerah. "Apa kamu ingin lari dari tanggung jawab?"

Arlan terdiam, matanya menerawang ke luar jendela. Ia tidak pernah mencintai Terry, bahkan tak sedikit pun tertarik padanya. Tapi yang lebih mengganggunya adalah ketidakpastian yang terus menghantui pikirannya.

Malam itu terasa samar, namun semua bukti menunjukkan bahwa ia bersama Terry. Hanya saja, hatinya menolak mempercayai begitu saja. Ada sesuatu yang tidak beres. Ia butuh jawaban, dan sebelum menemukannya, ia tidak akan mengambil keputusan yang bisa ia sesali seumur hidup.

"Arlan!" seru Widi karena Arlan tak merespon.

Arlan masih terdiam. Rahangnya mengeras, matanya menatap lurus ke arah ibunya yang sejak tadi tak berhenti mendesaknya untuk menikahi Terry.

Widi yang melihat sikap putranya itu kembali bersuara, nadanya tajam dan tegas. “Pokoknya kamu harus segera menikahi Terry, Arlan. Tidak ada alasan lagi.”

Arlan menghela napas kasar, jelas tak suka dengan perintah itu. “Selama ini aku terlalu sibuk dengan proyekku yang bermasalah, sampai tak sempat menyelidiki masalah ini lebih dalam. Tapi mulai besok, aku akan menyelidikinya.” Tatapannya menajam. “Dan sekalipun hasilnya tetap sama, aku tetap tidak akan menikahi Terry.”

Terry yang sedari tadi diam sontak menoleh dengan wajah terkejut, sementara Widi mengernyit. “Apa maksudmu, Arlan?”

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!