Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang perempuan setelah berpisah dari orang yang dicintainya. Namun, takdir berkata lain karena ada kisah lain yang muncul setelah mereka berpisah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 13
Hazel yang kemudian juga ikut tertidur memapah kepalanya di atas kepala yang sedang bersandar di bahunya.
Tepat pukul 12 lebih, arak-arakan bus mulai memasuki sebuah kawasan yang berada di Puncak. Sebuah pagar besar dan tinggi terbuka. Kawasan yang memiliki luas kurang lebih 2 hektar itu di kelilingi oleh pagar tembok. Kawasan milik Galasky Corp., sebagai tempat pelatihan militer yang lengkap dengan segala fasilitasnya.
Kawasan ini juga terdapat beberapa vila, kebun buah, serta hasil alam lain yang dikelola secara canggih.
"Waahhh. Gilaaa. Keren banget tempat ini." Dimas memuji. Begitu juga dengan anak-anak lain yang langsung bangun dan melihat kawasan yang di kelilingi oleh pohon besar yang rindang dan tertata rapi. Mereka mengambil ponsel dan mengabadikan pemandangan yang begitu indah.
"Ukh." Senja tersadar.
Begitu juga dengan Hazel. Keduanya bangun secara bersamaan. Dan betapa terkejutnya Senja saat dia mendapati dirinya sedang bersandar di bahu Hazel. Dengan cepat dia memperbaiki dirinya.
"Oh my God. Malunyaaa." Senja mengutuk dirinya sendiri dalam hati.
Hazel yang juga baru bangun segera mengucak mata dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
"Eh Zel, ini mah keren banget." Puji Boby yang juga baru terbangun dan melihat ke luar kaca jendela.
Hazel hanya tersenyum.
Semua bus akhirnya berhenti tepat di depan sebuah gedung, tempat mereka akan menginap dan melakukan kegiatan selama 2 hari 3 malam.
"Ayo turun anak-anak. Kita sudah sampai." Ajak Pak sopir.
Satu per satu murid turun dari bus dan berkumpul di depan halaman yang sejuk.
"Selamat siang semuanya. Gimana perjalanannya datang ke sini? Perkenalkan, nama saya Bimo Bellant. Saya selaku penanggungjawab dan pengelola kawasan Galasky ini, mengucapkan selamat datang untuk kalian semua. Selama kalian di sini, saya sudah dipercayakan oleh sekolah untuk menjadi pendamping kalian selama kegiatan berlangsung. Karena ini sudah jam makan siang, maka saya sudah mempersiapkan hidangan untuk kita bisa makan siang bersama. Setelah itu teman-teman semua bisa beristirahat dan kegiatan hari ini akan kita mulai jam 5 sore nanti." Jelas Bimo.
Kemudian Bimo masih memberi sedikit informasi lain terkait kegiatan mereka dan lalu mulai membagikan kamar untuk mereka menginap.
"Untuk kamar tidur, sudah kami bagi menjadi 3 bangsal. Bangsal Guru, bangsal murid laki-laki dan bangsal murid perempuan. Masing-masing kamar bisa diisi oleh 2 orang, karena ada dua tempat tidur dalam satu kamar. Silahkan yang anak-anak perempuan mengikuti Mba Sinta yang akan menunjukan kamarnya dan untuk anak-anak laki-laki, silahkan mengikuti Mas Dani. Dan untuk para guru, silahkan ikuti saya. Kita berkumpul di ruang makan yang ada di sebelah sana pukul jam 1.15 nanti." Bimo sembari menunjuk ruang makan dan mengakhiri penjelasannya.
Semua kemudian berpencar mengikuti arahan masing-masing. Anak-anak perempuan mulai sibuk mencari teman sekamar. Terkecuali Senja. Dialah yang paling tidak repot karena dia tahu bahwa tidak ada satupun yang mau sekamar dengannya. Setelah semua mendapat kamar, tersisa Senja yang berdiri dengan kebingungan.
"Kamu kenapa masih berdiri di sini? Sudah dapat kamarnya?" Tanya Mba Sinta.
"Ahh.. Saya belum dapat kamar Mba. Dan juga, saya sendirian." Senja menjelaskan.
Mba Sinta sepertinya mengerti.
"Kalo gitu, ayo kamu ikut saya. Kebetulan di sebelah sini ada satu kamar yang hanya berisi 1 tempat tidur yang cukup besar. Sepertinya kamu bisa menempati kamar itu. Nah ini dia kamarnya." Mba Sinta menunjukan sebuah kamar yang hanya berisi satu tempat tidur.
"Wah. Kamarnya bagus banget." Senja kagum.
"Selamat beristirahat dan sampai bertemu di ruang makan. Kamu bisa mencari saya kalau kamu membutuhkan sesuatu. Jangan lupa kunci kamarnya saat kamu ingin keluar masuk." Sinta menawarkan diri.
"Makasih Mba."
Mba Sinta kemudian pamit.
"Arrrggh... Aku selalu saja sendirian. Yahhh. Setidaknya ini tidak begitu buruk. Ngga kebayang betapa kaya rayanya Galasky Corp. Hazel beruntung banget ya. Ayo Senja cukup berhalusinasi, mari nikmati keseruan ini."Senja melempar tubuhnya ke kasur yang begitu empuk.
Setelah mengeluarkan beberapa pakaiannya dan mencuci muka, Senja kemudian keluar untuk pergi ke kamar makan.
"Senja. Kamar kamu di sini ya?" Tanya Tiara yang juga hendak keluar dari kamar. Rupanya kamar mereka berada pada lorong yang sama.
"Hai kak. Iya kak. Kamarku di sini."
"Waahh. Berarti kita deketan. Kamu sama siapa?"
"Aku sendiri kak." Senja menyengir.
Tiara terdiam sejenak. Dia mengerti situasinya.
"Ya udah yuk ke ruang makan. Aku udah laper banget nih." Tiara merangkul Senja kemudian melangkah bersama.
Dari kejauhan, Virgin yang melihat itu terlihat kesal. Dia masih tidak terima karena Senjalah yang duduk bersama Hazel saat mereka kemari.
"Awas aja lo. Ngga bakalan gue biarin lo bebas dan tersenyum di tempat ini." Ucap Virgin kecil sembari mengeluarkan senyum jahilnya.
Saat memasuki ruang makan, Angga yang langsung melihat Senja dan Tiara segera memanggil.
"Antri makan yuk." Ajak Angga.
Senja dan Tiara mengangguk dan mulai ikut antrian. Hazel dan teman-temannya juga sedang mengantri. Tanpa sengaja, Hazel dan Senja bertemu pandang beberapa saat. Keduanya kemudian saling menghindar. Sama-sama memikirkan kejadian saat perjalanan kemari.
Setelah selesai makan, Senja dan yang lainnya dipersilahkan untuk kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat sebelum kegiatan dimulai jam 5 sore nanti.
Senja memilih untuk tidak masuk ke kamar. Sejak datang tadi, dia sudah terpana dengan sebuah taman bunga yang berada di salah satu sisi halaman. Dia kemudian melangkahkan kakinya untuk pergi ke sana.
"Ahhhh sejuk bangetttt." Senja menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya sembari menutup mata.
"Norak banget sih. Bisa diam ngga?" Ucap seseorang mengagetkannya.
Senja berbalik ke arah bale-bale yang ada di taman itu.
"Hazelll." Pekiknya.
"Kenapa? Ngapain lo ke sini? Ganggu ketenangan aja." Hazel kesal.
"A.. Aku mana tahu kamu di sini. Ya sudah. Aku pergi." Senja kesal kemudian berbalik dan pergi.
Melihat itu, Hazel ikut-ikutan kesal. Dia kemudian bangun dari bale-bale dan hendak pergi ke kamarnya.
"Tuan Muda." Panggil Bimo
Hazel menghentikan langkahnya.
"Apa ada yang tuan butuhkan?" Tanya Bimo.
"Ngga ada Bimo. Tolong perlakukan aku layaknya anak-anak lain. Aku tidak ingin terlihat mencolok. Aku ke sini sebagai murid Galasky Highscool. Bukan sebagai tuan muda Hazel." Hazel memberi ultimatum.
"Ah. Baik Tuan. Selamat beristirahat."
Hazel kemudian berlalu pergi dari hadapan Bimo.
.
.
Tepat pukul 5 sore, semua orang sudah berkumpul di aula besar. Diawali dengan kegiatan perkenalan kegiatan dan apa saja yang akan dilakukan selama 2 hari 3 malam itu.
Rupanya selama kegiatan berlangsung, mereka akan tergabung dalam kelompok yang berisi murid dari kelas 1 sampai kelas 3.
Betapa terkejutnya Senja ketika membaca namanya berada dalam satu kelompok yang sama dengan Hazel. Satu kelompok terdiri dari 6 orang. Dan kelompok Senja terdiri dari dia, Hazel, Cleo, Raisa, Sam dan Leon. Cleo dan Raisa dari kelas 3 dan Sam serta Leon dari kelas 2. Sedangkan dia dan Hazel dari kelas 1.
"Ya... Ayo silahkan berkumpul dengan nama-nama yang sudah dibagi dalam kelompok." Ujar Bimo selaku penyelenggara kegiatan.
Beberapa saat kemudian, semua sudah berada dengan kelompok mereka masing-masing. Virgin semakin dibuat kesal ketika tahu bahwa Senja lagi-lagi satu kelompok dengan Hazel. Demikian juga Angga yang terlhat khawatir.
"Silahkan memperkenalkan diri masing-masing dalam kelompok dan silahkan menentukan ketua dari masing-masing kelompok. 1 jam lagi kita akan masuk ke kegiatan lain." Perintah Bimo.
Demikian akhirnya mereka saling memperkenalkan diri. Dari kelompok Senja, mereka memilih Cleo sebagai ketua kelompok mereka.
"Eh. Gue harap lo bisa bekerjasama dengan baik. Gue ngga mau masalah di sekolah kemarin merusak kelompok ini." Cleo berbisik pada Hazel.
"Sure." Hazel setuju.
Demikian mereka sepakat untuk melupakan sejenak kejadian di sekolah saat itu dan lebih fokus ke kelompok mereka.
.
.
BERSAMBUNG.
Semangat berkarya yaa... 💕
dikasih space kak