Cella adalah seorang koki terkenal dengan wawasan luas dan kecerdasan yang luar biasa. Namun, hidupnya yang gemilang terhenti ketika ia tertabrak bus saat menolong seorang nenek menyeberang jalan. Bukannya masuk surga, jiwa Cella justru terbangun di tubuh Fifi Zara Kiana Gibson, seorang istri dari CEO kaya, Darius Armand Gibson.
Darius mencintai Fifi sejak kecil, tetapi pernikahan mereka penuh kebekuan karena Fifi tak pernah mencintainya. Fifi terperangkap dalam cinta buta terhadap Kelvin, pria yang memanfaatkan dirinya untuk merebut harta Darius. Dalam hidup sebelumnya, Fifi berkhianat, anaknya diracun, dan Darius bunuh diri setelah kehilangan keluarganya. Semua harta berpindah ke Kelvin dan Dara, adik tiri Fifi, yang menjadi dalang kekacauan itu.
Kini, dengan jiwa Cella di dalam tubuh Fifi, ia bertekad untuk mengubah segalanya. Cella berjanji untuk melindungi Darius dan Dinda, anak perempuannya, sekaligus membalas kejahatan Kelvin dan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelvin Panik
Pagi di Kantor Kelvin
Kelvin duduk di kursinya, wajahnya merah padam. Tangannya mengepal erat di atas meja, dan kertas-kertas laporan berserakan di mana-mana. Ia masih tidak bisa menerima apa yang terjadi semalam. Fifi melihatnya bersama Dara—dalam keadaan yang sangat tidak pantas.
“Ini bencana!” Kelvin menggeram. “Fifi pasti akan menjauhiku! Dia tidak akan membantu rencanaku lagi!”
Ia melempar dokumen yang ada di tangannya ke lantai. Sementara itu, sekretarisnya berdiri di depan pintu, terlihat ragu-ragu untuk bicara.
“Tuan Kelvin” katanya pelan.
“Apa lagi sekarang?” Kelvin mendesis.
“Ehm... Ada tamu untuk Anda. Nona Fifi baru saja tiba”
Kelvin langsung mendongak, wajahnya berubah dari marah menjadi penuh harapan “Fifi datang?!”
Sekretaris itu mengangguk. “Ya, Tuan”
Kelvin dengan cepat merapikan dasinya, berdiri, dan menyuruh sekretarisnya untuk segera mengizinkan Fifi masuk.
Ketika pintu terbuka, Fifi melangkah masuk dengan anggun. Wajahnya tenang, tetapi sorot matanya mengisyaratkan sesuatu yang sulit ditebak. Kelvin tersenyum lebar, mencoba menyambutnya dengan sikap penuh percaya diri.
“Sayang! Akhirnya kamu datang. Aku sudah meneleponmu berkali-kali tadi malam. Kenapa tidak diangkat?” Kelvin langsung berbicara tanpa henti. “Aku takut kamu marah padaku setelah insiden itu. Kamu tahu, aku tidak tahu apa yang terjadi! Aku benar-benar... ah, aku pusing memikirkannya”
Fifi duduk di kursi yang disediakan untuk tamu, melipat tangannya di dada. Ia menatap Kelvin, menunggu hingga pria itu selesai bicara.
“Aku benar-benar khawatir, sayang. Aku takut kamu salah paham. Kau kan tahu, aku sangat menyayangimu” lanjut Kelvin, suaranya dibuat serendah dan selembut mungkin untuk menarik simpati.
Fifi menarik napas panjang, wajahnya berubah seolah-olah sedang tersakiti “Kelvin, kamu tahu bagaimana perasaanku padamu. Aku benar-benar merasa hancur semalam. Kau kan tahu aku menyukaimu. Melihatmu dengan Dara seperti itu...”
Ia menghentikan kalimatnya, seolah tidak sanggup melanjutkan. Kelvin, yang mendengar pengakuan itu, merasa mendapatkan kembali kendali.
"Jadi Fifi masih menyukaiku? Hebat! Aku pikir dia akan menjauhiku, tapi ternyata dia masih punya perasaan. Ini berarti aku masih bisa memanfaatkannya" ucap Kelvin dalam hati.
Kelvin menatap Fifi dengan pandangan penuh kepura-puraan “Sayang, dengarkan aku. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi semalam. Aku masuk ke kamar itu karena aku ingin mencarimu. Tapi tiba-tiba aku merasa pusing, dan... lalu aku tidak sadar”
Fifi mengangkat alis, pura-pura bingung “Kau tidak sadar?”
“Ya!” Kelvin mengangguk cepat. “Aku pikir Dara pasti memanfaatkan situasi. Dia selalu memiliki niat jahat terhadapmu, sayang. Dia iri padamu”
Fifi menundukkan kepalanya, menutupi senyumnya yang nyaris terlihat "Hebat sekali dia mencoba memutar balikkan fakta. Kelvin benar-benar tidak tahu malu"
“Tapi Kelvin” kata Fifi dengan suara penuh luka “kenapa Dara bisa melakukan itu? Bukankah dia adik tiriku? Aku benar-benar merasa dikhianati”
Kelvin mendekatkan dirinya ke meja, mencoba meraih tangan Fifi “Aku juga tidak tahu, sayang. Tapi percayalah, aku tidak ada hubungan apa pun dengan Dara. Yang ada di hatiku hanya kamu”
Fifi menarik tangannya pelan, seolah-olah masih merasa tersakiti. “Tapi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Kelvin. Aku... aku butuh waktu untuk memproses semua ini.”
Kelvin langsung panik “Jangan begini, Sayang. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku janji Dara tidak akan mengganggumu lagi. Aku hanya ingin kau tetap di sisiku. Aku butuh kamu.”
"Luar biasa. Bahkan setelah semua yang terjadi, dia masih mencoba memanipulasiku. Kelvin, permainan ini sudah berakhir. Tapi aku akan berpura-pura sedikit lebih lama"
Fifi berdiri perlahan, menghela napas panjang “Aku harus pergi sekarang, Kelvin. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi”
Kelvin segera bangkit, berjalan mendekatinya “Sayang, tunggu! Aku akan membuktikan padamu bahwa aku tidak bersalah”
Fifi berhenti di ambang pintu, menoleh sambil tersenyum tipis. “Kita lihat saja nanti, Kelvin”
Ketika Fifi meninggalkan kantor, Kelvin kembali duduk dengan lega. Ia yakin bahwa ia masih memiliki kendali atas Fifi.
Namun di sisi lain, Fifi memasang ekspresi penuh kepuasan begitu ia keluar dari gedung "Kelvin, kamu baru saja menambahkan bukti baru untuk kehancuranmu sendiri"
drama banget, anak udh berumah tangga dicampuri urusan nya..
di part ini kurang suka aq Thor, wibawa anak laki2 hilang Krn tokoh mamanya Darius..
kalo memang menyayangi anaknya kenapa gk dari dulu..
sekarang baru sibuk datang dan mukul orang seenaknya..