"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Ara pulang" Ara masuk kedalam rumah dan segera melepaskan sepatunya
"Ara sini sayang" Salma melambaikan tangannya dari arah ruang tamu. Ara berjalan menghampiri Salma tetapi belum sampai ke ruang tamu, langkah Ara sudah terhenti ketika melihat seseorang yang duduk tepat dihadapan Salma
"Kamu kok gak bilang sih sama Mamah kalo Liam pergi keluar kota, pantes aja jarang kerumah"
"Ara" panggil Salma ketika Ara tidak bergerak sama sekali. Ara mengerjapkan matanya tersadar dari lamunannya dan berjalan mendekat
"Kamu temani dulu Liam, mamah buatkan kalian minum" Salma mengusap kepala Ara dan segera berjalan menuju dapur
"Ngapain kesini?" Tanya Ara ketus
"Aku mau minta maaf, aku janji bakal berubah, kasih kesempatan sekali lagi"
"Terus aja gitu, mau sampai kapan?"
"Ini beneran, sumpah" Liam mengangkat jarinya membentuk huruf V
"Dari kemaren kemana aja? Kenapa baru sekarang?"
"Aku kemaren pulang ke Bandung, mamah sakit, dan gak sempet ngabarin kamu karena bener bener mendadak" jelas Liam
"Emang selama beberapa hari itu kamu gak pegang hp?" Tanya Ara
"Hp ku ketinggalan dirumah Angga. Waktu itu aku sengaja gak bawa hp untuk pergi kerja, terus tiba tiba aja Kak Aji kakak ipar ku bilang kalo Mamah sakit, darisitu aku langsung ngambil cuti dan segera pulang" jelas Liam kesekian kalinya
"Baiklah Ara percaya"
"Malem ini ayo pergi keluar, aku ajak kamu jalan sebagai permintaan maaf"
"Boleh, jam 8 ya"
"Tapi tumben banget jam segini kamu udah pulang?"
"Lagi gak ada pelajaran, gurunya semua rapat, jadi boleh pulang jam 10, tapi tadi eskul dulu, makanya pulang telat" jelas Ara
****
"Coba liat dikursi belakang ada apa" ucap Liam yang fokus menyetir. Ara menatap kebelakang dan melihat ada sebuah kotak berukuran sedang
"Itu kado?" Tanya Ara
"Iyaa, coba ambil"
"Buat siapa?" Ara meletakkan kotak tersebut di pangkuannya, dan meneliti setiap sudut kotak
"Buat kamu lah, buat siapa lagi coba"
"Wah benarkah? Ara buka ya" dengan senang Ara mulai melepaskan pita yang mengikat kotak tersebut, dan dengan perlahan Ara membuka kotak itu. "Boneka" ucap Ara dengan senang
"Lucu kan? Aku udah nyiapin itu dari lama, dan baru sempet dikasih sekarang, karena sebelumnya kita sering berantem dan jarang bertemu"
"Iyakah? Terimakasih, Ara suka" Ara memeluk boneka itu erat, dan terus menatap boneka berbentuk minuman tersebut. "Ada sedotannya lucu, kalo ini minuman asli, udah kenyang Ara" ucap Ara dengan terkekeh
"Kembung yang ada" Liam ikut tertawa melihat tingkah menggemaskan Ara
Kring!
Kring!
Ara mengambil tasnya dan melihat ponselnya yang terus berbunyi "Mika" batin Ara melihat nama yang tertera di layar ponselnya
"Hallo Ika?"
"Kamu dimana?" Tanya Mika dari sebrang telepon
"Lagi dijalan"
"Sama siapa?"
Ara menatap kearah Liam yang masih fokus menyetir "Sama Liam" jawab Ara pelan
"Kalian baikan? Gimana ceritanya?"
"Nanti Ara ceritain dirumah"
"Ohh oke hati hati dijalan, jangan pulang malem malem" ucap Mika
"Oke siap, Ara matiin" Ara mematikan telepon dan kembali menyimpan ponselnya didalam tas
"Mika?" Tanya Liam
"Iyaa Mika"
"Ohh" Liam menganggukan kepalanya
"Ini mau kemana?"
"Kita makan di Restoran Haula"
"Itu kan restoran punya Kenzo" batin Ara
"Kok diem aja, gimana mau gak?"
"Boleh boleh"
"Oke kita kesana ya" Liam melajukan mobilnya menuju lokasi
****
"Lah itu Ara kan" Kenzo berdiri dan mendekat kearah kasir, menatap dengan serius kearah pintu masuk "Iya anjir itu si Ara, sama siapa tu bocah" Kenzo celingukan seperti sedang mencari seseorang
"Nyari siapa bos?" Tanya salah satu staff
"Sutttt diem" Kenzo menarik lengan staff nya itu, dan menyuruh pria itu untuk diam dihadapannya. Diam diam Kenzo mengambil gambar Ara dan mengirimkannya kepada Zio
"Sakit hati lo Zi" gumam Kenzo
Ting!
(Itu Liam, cowonya Ara, kayaknya mereka baikan deh, tapi yaudahlah)
"Kasian banget ni bocah" batin Kenzo ketika melihat balasan pesan dari Zio
"Mas" Liam mengangkat tangannya memanggil staff yang berdiri tepat dihadapan Kenzo
"Dipanggil nih Bos, jangan pegangan gini"
"Gapapa sama gue aja, sini" Kemzo mengambil alih menu dan juga nomor meja
"Mau pesan apa Kak" ucap Kenzo sopan. Ara mendongak dan menatap Kenzo
"Ken"
"Apa!" Ketus Kenzo
"Ih parah jutek amat, tidak ramah bintang satu"
Tuk!
Kenzo mengetuk kening Ara dengan pulpen ditangannya. "Jangan gitu lah bocah, ntar bisa bisa bangkrut"
"Mas" panggil Liam dengan tatapan yang tidak bersahabat
"Eh iya Kak, mau pesan apa?"
"Spaghetti bolognese 2, jus strawberry 1, jus mangga 1"
"Ada lagi?"
"Udah" jawab Liam ketus
"Baik ditunggu Kak" Kenzo kembali mengambil menu dan berjalan menuju kasir untuk menyiapkan pesanan
"Siapa?" Tanya Liam
"Iyan, temen sekolah"
"Kok bisa akrab banget?"
"Kan kita temenan"
"Sejak kapan?" tanya Liam curiga
"Udah lama lah, kan satu sekolah jadi kenal"
"Kok bisa sih?" Liam terus saja mengintrogasi Ara, sedangkan Ara jawab seadanya karena dirinya sudah lelah jika harus menghadapi Liam yang terus saja menuduh yang tidak tidak, padahal Ara sudah berkata jujur
"Aku mau dessert" Ara menunjuk meja sebelah yang dimana seorang pria memakan sebuah cake cokelat
"Gak boleh, nanti kamu sakit gigi!" Tolak Liam
"Kan gak makan banyak, cuman 1 aja, lagian itu juga kecil kok"
"Aku bilang enggak ya enggak, kamu selalu susah dibilangin, bikin gak mood aja deh" Liam membuka ponselnya tanpa menghiraukan wajah cemberut Ara
"Mau kemana?" Tanya Liam ketika Ara berdiri
"Toilet" Ara beranjak dari tempatnya dan berjalan kearah Kenzo yang berdiri tepat didepan kasir
"Toilet dimana?" Tanya Ara
"Darisini lurus terus belok kanan"
"Okee Makasih" Ara berjalan kearah yang sudah ditunjukkan oleh Kenzo
"Kenapa coba mau bertahan sama cowo modelan gitu, ganteng juga enggak, tekanan batin pasti. Makan dessert aja masa gak boleh, alesannya sakit gigi, bilang aja takut cewenya gemuk" cibir Kenzo dengan menatap kearah Liam
Brakkk!
"Aduh"
"M-maaf, Ara gak sengaja" Ara memundurkan langkahnya dan mendongakan kepalanya
"Kamu nabrak saya sampai 5 kali, saya pastikan kamu menjadi milik saya" ucap pria tersebut dengan dingin
"Kapan Ara nabrak kamu? Sepertinya baru kali ini" tanya Ara bingung
"Jangan pura pura lupa, sudah 2 kali kamu menabrak saya, dan ini yang ke 3 apa kamu lupa?"
Ara mencoba mengingat kejadian yang telah berlalu, dengan menatap lekat wajah pria dihadapannya "Wah pria ini kan, aduh mampus, mana mukanya dingin banget" batin Ara
"Sudah ingat?" Pria tersebut berjalan mendekati Ara, dan Ara terus saja memundurkan langkahnya hingga dirinya terpojok dan tidak dapat bergerak lagi
"Hobi kamu atau memang kamu ceroboh?"
"Apanya?" Tanya Ara bingung
"Nabrak orang, apa itu hobi kamu?"
Ara menggelengkan kepalanya cepat "Enggak, mana ada seperti itu, Ara jarang nabrak orang"
"Tidak masalah untuk terus menabrak saya, haha dasar bocah. Sampai jumpa di tabrakan kita yang keempat" pria tersebut tersenyum kecil dan pergi meninggalkan Ara yang masih terdiam ditempatnya dengan pikiran yang entah kemana