NovelToon NovelToon
GrayDarkness

GrayDarkness

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi / Romansa
Popularitas:835
Nilai: 5
Nama Author: GrayDarkness

Gray adalah seorang anak yang telah kehilangan segalanya karena Organisasi jahat yang bernama Shadow Syndicate dia bahkan dijadikan Subjek Eksperimen yang mengerikan, namun dalam perjalanannya untuk menghentikan Organisasi tersebut, ia menemukan teman yang mengalami nasib sama sepertinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GrayDarkness, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

013 - Neraka (8)

Setelah memastikan suara langkah raksasa itu benar-benar hilang ditelan kejauhan, Gray dan Taro mencari tempat yang agak terlindung di antara pepohonan lebat hutan baru. Udara di sini lebih sejuk dan lembap dibanding di Lembah Racun, aroma tanah basah dan dedaunan membusuk memenuhi udara. Gray bersandar pada batang pohon besar, kakinya masih gemetar sedikit. Luka-lukanya masih terasa perih, meskipun kekuatan gelapnya telah membantu menyembuhkan sebagian besar. Taro, dengan bantuan Gray, membersihkan beberapa duri dan ranting yang menancap di lengannya.

“Kita perlu beristirahat,”

Kata Taro, suaranya lemah. Ia duduk di samping Gray kelelahan, menghela napas panjang.

“Perjalanan ini… jauh lebih melelahkan daripada yang kuduga.”

Gray mengangguk setuju. Ia mengeluarkan sepotong roti kering yang berhasil ia selamatkan dari pelatihan Jordan yang kejam. Roti itu sudah keras dan hampir hancur, tetapi masih bisa dimakan. Ia memberikannya kepada Taro.

“Makanlah,”

Kata Gray menyuruhnya untuk makan.

“Kita butuh energi.”

Taro menerimanya dengan senyum kecil, mata elangnya yang tajam menunjukkan rasa syukur. Mereka makan dalam diam, menikmati ketenangan sesaat di tengah bahaya yang masih mengintai. Setelah beberapa saat, Taro bersuara lagi, memecah keheningan.

“Kita harus menemukan teman-teman kita,”

 katanya, suaranya lebih tegas.

“mungkin saja anak-anak yang lainnya… mereka mungkin membutuhkan bantuan.”

Gray mengangguk. Pikirannya melayang pada Jazul dan anak-anak lain yang diculik bersama mereka. Apakah mereka selamat? Apakah mereka juga mengalami hal-hal mengerikan seperti yang dialaminya? Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggunya, membuatnya gelisah.

“Kita harus mencari petunjuk,”

Lanjut Gray.

“Mungkin ada sesuatu di hutan ini yang bisa membantu kita menemukan mereka.”

Ia menggenggam pisau kecilnya, simbol misterius di gagangnya terasa dingin di kulitnya.

“Aku merasa… kita tidak sendirian di sini.”

Suasana tiba-tiba terasa berbeda. Angin berbisik di antara dedaunan, menimbulkan suara-suara aneh yang menyerupai bisikan. Gray dan Taro saling berpandangan, sebuah ketegangan tak terlihat menyelimuti mereka. Perjalanan untuk mencari teman-teman mereka akan jauh lebih berbahaya daripada yang mereka bayangkan. Tetapi mereka harus melanjutkan, mereka harus menemukan mereka, apapun yang terjadi.

Di sela-sela pepohonan yang rapat, Gray melihat dua sosok manusia di kejauhan. Ia memberitahu Taro, yang segera menghentikan langkahnya, mengamati dengan saksama. Kedua sosok itu tampak sedang berbincang, suara mereka samar-samar terdengar terbawa angin. Dengan hati-hati, Gray dan Taro mendekati mereka, langkah kaki mereka diredam oleh dedaunan yang lebat.

Semakin dekat mereka, semakin jelaslah penampakan kedua orang itu. Salah satu dari mereka adalah seorang gadis yang sangat dikenal Gray: Anya, gadis dengan rambut panjang pirang dan mata biru yang tenang, yang di sel tahanan dulu dikenal karena keahlian penyembuhannya. Wajahnya tampak kurus dan sedikit pucat, tetapi senyum lega terukir di bibirnya saat ia melihat Gray.

“Gray!”

Serunya, suaranya penuh kelegaan. Ia berlari kecil menghampiri Gray, memeluknya erat.

 “Aku sangat senang bertemu denganmu lagi!”

Gray membalas pelukan Anya, merasa lega melihat temannya selamat.

“Anya! Kau baik-baik saja?”

Tanyanya, sedikit terharu.

Anya melepaskan pelukannya, matanya mengamati Taro.

“Dan ini…?”

“Ini Taro,”

Jawab Gray.

“Ia seorang elf, dan ia akan membantu kita.”

Taro membungkuk sopan kepada Anya.

 “Senang bertemu denganmu,”

Katanya.

Perhatian Gray kemudian tertuju pada orang yang bersama Anya. Ia adalah seorang wanita, tubuhnya tinggi dan kurus, rambutnya hitam panjang diikat rapi. Ia mengenakan pakaian sederhana, terbuat dari bahan kulit yang tampak usang. Wajahnya tenang, bahkan sedikit misterius. Baik Gray maupun Taro tidak mengenal wanita tersebut.

“Dan dia siapa?”

Tanya Gray kepada Anya.

Anya tersenyum sedikit misterius.

“Namaku Ren. Aku tidak tahu bagaimana caranya kita semua berakhir di sini. Tetapi seperti halnya kamu dan temanmu... aku tidak sengaja menemukan tempat ini."

“Aku tidak mengenalinya,”

Bisik Taro kepada Gray, matanya mengamati Ren dengan penuh curiga.

“Namun ia tampak kuat.”

Gray mengangguk setuju. Ada sesuatu yang berbeda pada Ren, aura yang sulit dijelaskan, yang membuatnya merasa sedikit waspada. Ia menyadari bahwa kedatangan Ren menimbulkan pertanyaan baru, pertanyaan yang perlu dijawab. Pertemuan yang tak terduga ini menambahkan satu lapisan misteri baru pada petualangan mereka yang sudah penuh bahaya.

Gray tersenyum, sebuah senyuman yang mencoba menyembunyikan kekhawatiran yang menggerogoti hatinya.

“Anya, Taro, kita perlu bekerja sama. Lebih banyak teman, lebih banyak kekuatan,”

katanya, suaranya terdengar lebih dewasa daripada usianya. Ia merasakan beban tanggung jawab yang berat dipundaknya, beban untuk menyelamatkan dunia yang telah hancur.

Anya mengangguk, matanya berkaca-kaca.

“Aku setuju, Gray,”

Jawabnya, suaranya terisak.

“Tapi… ada sesuatu yang ingin kukatakan. Kelund… dia sudah tiada.”

Suaranya patah, penuh kesedihan.

“Dan beberapa anak lain… mereka juga…”

Ia tak mampu menyelesaikan kalimatnya, air matanya mengalir deras di pipi.

Keheningan menyelimuti mereka sejenak, hanya suara gemerisik daun yang memecah kesunyian. Taro meletakkan tangannya di pundak Anya, memberikan dukungan diam-diam. Gray sendiri merasakan sakit yang menusuk hatinya. Kelund, seorang anak yang ramah dan ceria yang adalah teman satu sel nya seperti anya, kini telah menjadi korban dari dunia yang kejam ini.

Ren, yang selama ini mengamati dengan ekspresi datar, akhirnya angkat bicara.

“Aku mengerti kehilangan. Aku mencari adikku,”

Katanya, suaranya rendah dan serak.

“Dia hilang setelah… portal itu terbuka. Aku berharap, dengan bergabung dengan kalian, aku bisa menemukannya.”

Gray menatap Ren, mengamati wajahnya yang tegang. Ada kesedihan yang tersembunyi di balik ketenangannya, sebuah kesedihan yang sama mendalamnya dengan kesedihan yang dirasakan Anya.

“Kita akan saling membantu,”

Kata Gray mengangguk, suaranya penuh tekad.

“Kita akan mencari adikmu, Ren. Dan kita akan menghadapi apapun yang ada di depan kita.”

Anya menghapus air matanya, mencoba untuk tegar.

“Aku akan membantu kalian semampuku,”

katanya.

“Keahlian penyembuhan ku mungkin bisa berguna.”

Taro mengangguk setuju.

“Aku setuju. Bersama-sama, kita akan lebih kuat.”

Ia melihat ke sekeliling, mata elfnya mengamati medan di sekitarnya.

“Kita perlu merencanakan perjalanan selanjutnya. Lembah Racun masih menanti.”

Gray merasakan secercah harapan di tengah keputusasaan. Meskipun kesedihan masih terasa, ia merasa lebih kuat dengan kehadiran Anya dan Ren. Mereka adalah sekutu baru, tetapi mereka juga membawa beban dan harapan mereka sendiri. Perjalanan masih panjang, dan bahaya masih mengintai. Tetapi, dengan teman-teman barunya, Gray merasa sedikit lebih siap menghadapi tantangan yang akan datang. Perjuangan untuk menyelamatkan dunia, dan pencarian Ren untuk adiknya, telah dimulai.

Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Apakah mereka akan langsung menuju Lembah Racun, atau akan ada hal lain yang perlu mereka lakukan terlebih dahulu?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!