Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Kania yang menjadi bintang dalam acara pesta itu terus tersenyum bahagia. Di tambah lagi dengan kehadiran tamu undangan yang mengajaknya berfoto membuat keangkuhan Kania semakin tinggi. Dia terus menatap Rafi yang sedang mengobrol dengan para sahabat dan juga rekan bisnisnya sambil sesekali melemparkan senyuman termanisnya.
"Hai, Kania! Selamat ya atas pertunanganmu" ucap Zhia memberi selamat kepada Kania di ikuti oleh ketiga sahabatnya.
"Unangan apa? Di jali ante itu aja lom ada incin" ucap Aulya ketus sambil menunjuk ke jari Kania.
"Eh! Gak boleh gitu, Sayang. Sebentar lagi paman Rafi dan Tante Kania akan bertukar cincin" ucap Rissa membelai lembut rambut panjang Aulya.
"Tante cantik! Kami mau minum" ucap Yuki dan Sania langsung menghampiri Clara yang membawa mampan yang berisi minuman.
"Kalian mau minum? Ini ambil, Sayang" ucap Clara tersenyum manis.
"Aku juga mau tante" ucap Gibran dan Erlan mendekati Clara.
"Ingil! Ang antik uluan. Ante antik Lya antik au inum uga" ucap Aulya memperlihatkan wajah imutnya.
"Tentu, Sayang. Kamu cantik sekali. Tante jadi gemas ingin menciummu" ucap Clara menatap gemas wajah gembul Aulya.
"Ium ante! Oleh tok" ucap Aulya menujuk wajah gembulnya.
Cup...
Clara langsung mencium wajah Aulya dengan gemasnya. Tidak mau diam Aulya juga mencium bibir Clara lalu berlari ke arah Rafi yang sedang memperhatikan mereka.
"Aman" teriak Aulya meminta gendong.
"Ada apa, Sayang" ucap Rafi membawa Aulya kedalam gendongannya.
Cup...
Aulya langsung mencium bibir Rafi lalu menatap Clara. Rafi yang mengerti apa maksud Aulya langsung menatap Clara sambil tersenyum malu. Aulya sengaja mencium bibir Clara agar bisa mewakilkannya untuk mencium Rafi.
"Kamu memang pintar, Sayang. Paman mau lagi dong" bisik Rafi tersenyum manja.
"Ia dong Lya!" ucap Aulya dengan sombongnya.
"Api ika aman au agi ium ndili. Lya au ain" ucap Aulya turun dari gendongan Rafi lalu berlari ke arah Clara yang masih di kerumuni ke empat bocah nakal yang terus mengajaknya bermain.
"Tapi paman tidak berani, Sayang" guman Rafi mengaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak berani? Setauku kau sudah melakukannya berapa kali" ucap Wildan yang mendengar guman Rafi.
"Diam kau!" ucap Rafi penuh kekesalan.
"Orang lagi patah hati gampang emosi ya" gumam Wildan mengidik ngeri.
Melihat putra putri mereka langsung akrab dengan Clara, Zhia dan ketiga istri mantan cassanova mendekati Clara sambil tersenyum ramah.
"Sayang! Kalian main di sana dulu ya. Kasihan tante cantiknya kelelahan" ucap Nur kepada kelima bocah yang terus mengerumuni Clara.
"Baik, Ma. Ayo kita ke sana" ucap Erlan menganguk patuh lalu membawa ke empat sahabatnya untuk mencicipi kue.
"Ante Lya ain dulu ya" ucap Aulya mencium wajah Clara.
"Ia, Sayang. Hati hati ya mainnya" ucap Clara mencubit gemas wajah gembul Aulya.
"Iap ante!" ucap Aulya memberi hormat lalu berlari mengejar ke empat kakaknya.
"Kamu sangat cantik dan berhati lembut. Pantas saja mereka sering memujimu" ucap Zhia tersenyum.
"Terima kasih, Nyonya. Nyonya juga wanita yang hebat sehingga bisa memiliki putra dan putri sepintar mereka" ucap Clara tersenyum kaku.
"Kamu tidak usah kaku seperti itu dan jangan pangil aku nyonya pangil saja Zhia" ucap Zhia.
"Tapi, Nyonya" ucap Clara merasa tidak enak.
"Kau harus membiasakannya" ucap Zhia tegas tanpa mau ada penolakan.
"Ia, mulai sekarang kamu pangil dia Zhia si manja dan galak" ucap Rissa mengoda Zhia.
"Benar!" ucap Sinta dan Nur setuju.
"Kalian ini! Apa tidak bisa tidak mengodaku satu hari saja" ucap Zhia memutar bola matanya memelas.
"Tidak!" ucap Nur, Sinta dan Rissa serentak.
Melihat kekompakan keempat istri istri para sahabat majikannya Clara langsung tersenyum bahagia. Bahkan mereka berlima langsung akrab walaupun baru sekali bertemu. Sikap Clara yang sopan dan berhati lembut membuat Zhia, Nur, Sinta dan Rissa merasa nyaman mengobrol dengannya.
Melihat Clara yang langsung akrab dengan istri istri sahabat Rafi, Kania menatapnya tidak suka. Padahal dia adalah calon istri Rafi tapi dia malah di abaikan dan mereka lebih memilih mengobrol dengan Clara yang berstatus pelayan di sana.
Hingga akhirnya mereka semua berkumpul karna acara pertunangan cincin akan segera di mulai. Rania berjalan dengan anggunnya menaiki panggung sambil tersenyum penuh ke angkuhan. Rafi dengan terpaksa mengulurkan tangannya kepada Kania saat menaiki panggung.
Melihat Rafi yang mengulurkan tangannya kepadanya Kania langsung menyambut uluran tangan Rafi sambil tersenyum manja. Hingga akhirnya mereka berdua berdiri diatas panggung dan menjadi pusat perhatian para tamu undangan.
Rafi menatap kerumunan tamu undangan dan melihat Clara di kerumunan itu. Kebetulan Clara juga menatapnya dengan mata berkaca kaca sehingga mata mereka saling bertemu. Melihat mata Clara berlahan hati Rafi terasa teriris. Ingin sekali dia membatalkan pertunangan ini saat itu juga.
Tapi, Rafi mengingat perkataan Rayyan. Jika dia mau hidup bahagia dengan Clara maka dia harus berkorban untuk mengungkap kejahatan Kania. Rafi belajar dari pengalaman Rayyan saat berurusan dengan Enjel dulu. Jika dia tidak membereskan Kania secepatnya bisa bisa hal buruk akan terjadi pada Clara.
"Jangan melamun seperti itu, Sayang. Sekarang pasangkan cincinnya" ucap Ria tersenyum sambil memberikan kotak cincin kepada Rafi.
"Baik, Ma!" ucap Rafi menganguk lalu membuka kotak cincin itu.
Sebelum memasangkan cincin ke jari manis Kania, Rafi menatap ke empat sahabatnya terlebih dulu. Ketika melihat ke empat sahabatnya mengangguk terasenyum Rafi langsung membuang napasnya kasar lalu memasangkan cincin di jari manis Kania.
Meluhit cincin berlian yang sangat mahal melingkar di jarinya Kania langsung tersenyum bahagia. Tidak mau membuang waktu Kania mengambil cincin yang ada di tangan Rafi lalu memasangnya di jari manis Rafi.
Tesss....
Air mata Clara langsung menetes ketika melihat pertukaran cincin itu di depan matanya. Clara langsung menjauh dari kerumunan tamu undangan lalu menagis di sudut ruangan. Setelah puas menuangkan kesedihannya Clara berusaha mengatur perasaannya dan kembali melakukan pekerjaannya.
Walaupun berusaha terlihat baik baik saja tapi Rafi dapat melihat raut kesedihan di mata Clara. Tidak sanggup lagi menahan dirinya Rafi melangkahkan kakinya untuk mendekati Clara. Baru beberapa langkah tiba tiba Wildan menghalanginya dan membisikkan sesuatu kepadanya.
Mendengar ucapan Wildan Rafi langsung menatap Kania yang membawa pelayan yang membawa mampan minuman mendekati Clara. Melihat itu Rafi memilih untuk menghentikan langkahnya dan menyuruh Wildan melakukan rencana mereka.
"Hai, pelayan! Kamu sedih ya karna impianmu menjadi ratu gagal total?" ucap Kania tersenyum sinis.
"Maaf saya sedang sibuk" ucap Clara melangkahkan kakinya meninggalkan Kania.
"Maaf! Jika ucapanku menyingung perasaanmu. Aku hanya ingin merayakan hari bahagiaku dengan minum bersama" ucap Clara menyuruh pelayan yang dia bawa membagikan minuman kepada tamu yang ada di sana.
"Dan ini untukmu. Aku harap kau bisa melupakan Rafi secepatnya" ucap Kania memberikan minuman yang tersisa kepada Clara.
"Ayo semuanya kita minum bersama" ucap Kania dengan lantang lalu meminum minuman yang ada di tangannya.
Melihat semua tamu minum bersama Clara langsung meminum minuman yang ada di tangannya sampai habis. Tidak menunggu lama Clara merasakan seperti ada gejolak yang berbeda pada tubuhnya.
"Kenapa kepalaku tiba tiba pusing" batin Clara ketika merasakan kepalanya yang mulai berat.
"Kamu kenapa? kamu pusing ya?" ucap Kania nampak khawatir lalu memberi kode kepada suruhannya untuk membawa Clara ke tempat yang telah dia siapkan.
Bersambung....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu