Novel ini adalah Sequel dari Novel ANTARA LETNAN TAMVAN DAN CEO GANTENG, cinta segitiga yang tiada akhir antara Cindra, Hafiz dan Marcelino.
Cinta Marcel pada Cindra boleh dikatakan cinta mati, namum cintanya harus terhempas karena kekuatan Cinta Cindra dan Hafiz. Akhirnya Marcel mengaku kalah dan mundur dalam permainan cinta segitiga tersebut.
Karena memenuhi keinginan anak-anaknya, Marcel dijodohkan dengan Namira (Mira) yang berprofesi sebagai Ballerina dan pengajar bahasa Francis.
Kehidupan Namira penuh misteri, dia yang berprofesi sebagai Ballerina namun hidup serba kekurangan dan tinggal di sebuah pemukiman kumuh dan di kolong jembatan, rumahnya pun terbuat dari triplek dan asbes bekas. Namira yang berusia 28 tahun sudah memiliki dua orang anak.
Apakah akan ada cinta yang tumbuh di hati Marcel untuk Namira, atau Namira hanya dijadikan pelampias gairahnya saja?
Yuk, ikuti kisah Cinta Marcel dan Namira.
Jangan lupa untuk Like, share, komen dan subscribe ya..Happy Reading🩷🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Angsa Sekarat
Sebentar lagi akan dilaksanakan peresmian sanggar 'Lamièrè Academy', Terdengar alunan musik Nutcracker, Op.71, 11.No. 14a dan The blue nadube vals mengalun dengan indah.
Suara orang saling menyapa dengan ramah dan penuh suka cita ditambah lengkap dengan aroma wine mahal, minuman non alkohol dan aneka makanan yang mengugah selera sudah terhidang indah tertata di meja.
Disisi lain ada beberapa permainan untuk pengunjung yang membawa anak, stand booth DIY, pertunjukan seni terutama pertunjukan tarian balet dari anak didik Reni yang diselenggarakan di kebun belakang sanggar.
Dari sekian banyaknya orang yang hadir tidak ada satupun tamunya yang Namira kenali, semua orang-orang terpandang dan jauh dari jangkauan pertemanan Namira. Jika Marcel mengatakan 'inilah sanggarmu, Nami', rasanya Namira ingin tertawa sekerasnya, mana ada tuan rumah seperti orang asing di rumahnya sendiri.
Namira merasa kesepian ditengah keramaian, banyak pasang mata melirik padanya karena takjub akan baju yang ia kenakan. Beberapa orang yang mengerti barang mahal sudah bisa menaksir berapa harga bajunya yang sedang ia pakai.
"Nyonya Zay, apa kabar? Sumpah ya penampilan kamu paling bersinar lho di sini" Seru salah seorang tamu Namira
"Hallo miss Florencia, apa kabar, Miss you jeng, muaah" Jawab wanita itu, Suara yang Namira kenali terdengar. Namira langsung menoleh ke arah suara wanita yang baru saja memasuki pintu masuk
"Nyonya Cindra? Kalila, Hania" pekik Namira kegirangan melihat mereka datang.
"Miss Miraaa" suara ceria Hania nyaring terdengar dan gadis itu langsung menghambur ke dalam pelukan Namira.
"Hallo Tante Mira" Sapa Kalila kalem dan langsung memeluk calon mamanya. Kalila belum tahu status Namira sudah menjadi istri siri Marcel, Papihnya.
"Lho Miss Mira sudah hadir, apa kabar sayang" sapa Cindra. Wanita itu selalu ramah pada Namira. Di kalangan pebisnis, Cindra dikenal dengan nama Nyonya Zay, namun di kalangan militer dia di kenal sebagai istri dari seorang Letkol Hafiz.
"Kabar saya baik, Nyonya" Jawab Namira dengan senyum manis.
"Kamu kenal juga dengan Miss Reni?" Tanya Cindra dan Namira hanya mengangguk pelan
Mobil SUV baru saja memasuki halaman untuk menurunkan seseorang, sebelum keluar lagi untuk mencari lokasi parkir. Wanita cantik nan elegan yang keluar dari pintu mobil itu, dia adalah Miss Olin, pemilik sanggar di mana Namira bekerja sebagai cleaning service juga pengajar tambahan untuk penari ballet pemula.
"Miss Olin, apa kabar?" Namira menyapa dengan sopan
"Hai, kamu di undang juga? Kamu kenal dengan pemilik sanggar ini, Mira?" Tanya miss Olin dengan tatapan aneh dan dia memindai penampilan Namira dari atas hingga bawah.
"Ini Mira yang aku kenal bukan ya? Kenapa kamu berbeda?" tanya Olin curiga
"Betul saya mengenal pemilik sanggar ini, Nyonya Olin. Dan betul sekali saya Namira yang bekerja di sanggar Nyonya" Namira tersenyum ramah.
Perubahan wajah Olin terlihat jelas, dia seketika menatap Namira dengan datar terkesan jijik, karena profesi Namira yang hanya pekerja kasar di sanggarnya bisa memakai pakaian mewah. Pikirannya langsung menerka-nerka tudingan buruk tersemat untuk Namira
"Huh! Paling simpenan Sugar Daddy, Tapi suami siapa yang dia embat? Mudah-mudahan bukan suamiku" Batin Olin sambil melirik Namira dengan sinis.
Namira yang tidak mengetahui apa yang dipikirkan miss Olin, dia tetap tersenyum ramah dan selayaknya pernah menjadi bawahan miss Olin, Namira tetap melayaninya dengan penuh rasa hormat.
Sebuah mobil mewah Maybach 65s memasuki halamannya, Namira tahu itu mobil suaminya yang dipakai untuk menjemput ibu Amanda, orangtua Marcel. Namira langsung berjalan kedepan untuk menyambut kedatangan beliau.
Tanpa dia tahu, ternyata Cindra dan anak-anaknya sudah berjajar di sampingnya, Namira menoleh dan seketika perasaan insecure nya melanda, Namira melangkah mundur empat langkah. Membiarkan keluarga Cindra menemui Bu Amanda terlebih dahulu.
"Hallo..cucu eyang uty" Bu Amanda memeluk cucu-cucunya dan juga Cindra
"Uty langsung dari Amerika ya, Hania kangen sama Uty. Enam bulan sudah Uty tinggal di sana" Rengek Hania manja
Perhatian Amanda terfokus pada kedua cucunya dan Cindra. Namira semakin mundur ke belakang, dia merasa tidak pantas menyambut ibu mertuanya, apalagi tadi Marcel berpesan pada Reni agar ibunya jangan sampai tahu hubungan Antara dia dan Marcel.
Dug!! Tubuh Namira nyaris limbung karena menabrak sesuatu yang keras namun empuk.
"Kenapa mundur terus, dia mamaku Namira bukan hantu. Kenapa kamu seperti ketakutan begitu" bisik seseorang di belakang telinganya, hembusan napas beraroma mint tercium di indera penciumannya.
Namira berbalik, di hadapannya kini ada sosok suaminya yang tinggi menjulang, dan kini tangan Marcel melingkari pinggangnya.
"Ayo kita temui mama" Ucapnya sambil tersenyum manis.
'Apa ini? Tadi dia bilang depan Reni jangan sampai mama tahu hubunganku dengannya. Tapi kenapa sekarang dia merangkul pinggangku dan mengajak menemui mamanya, ah iya..aku harus bersandiwara kan! Bodoh kamu Namira, ngak usah kege-eran" batin Namira bergejolak.
"Nami, kenapa bengong" Marcel menjentik hidung bangir Namira.
"Ehh-iya..Tuan" Marcel menatap Namira dengan mesra.
Tapi kali ini. Namira tidak meleleh karena semua yang Marcel tunjukan kali ini hanya keperluan untuk bersandiwara di depan keluarganya.
"Acel! Kamu tuh ya anak nakal, mama minta jemput di bandara tau-tau kamu sudah di sini" Bu Amanda mengayunkan tongkatnya dan mendaratkannya pada paha Marcel.
"Maa..malu dong banyak orang, masak anaknya dihukum di sini. Mama kenapa pakai tongkat lagi?" Marcel memeluk mamanya
"Asam urat mama sedang kambuh, Cel..I-itu Miss Mira bukan?" Mata Bu Amanda terbelalak melihat gadis yang berdiri di samping Marcel.
"Selamat datang nyonya, selamat kembali ke tanah air" Sambut Namira
"Kamu ke sini sama siapa nak, kamu kenal dengan pemilik sanggar ini?" tanya Amanda
Marcel mengusap tengkuknya dengan gelisah.
Setelah melirik Marcel sebentar Namira menjawab, "Mira kenal dengan miss Reni mam"
"Owh syukurlah, lama ya kita gak ngobrol. Bagaimana dengan Marcel apakah ada perkembangan" Bu Amanda melirik anaknya
"Mam, Namira masih berteman denganku. Mama tidak perlu khawatir" Jawab Marcel mencegah Namira salah menjawab.
"Kali ini tidak ada lagi penolakan Marcel, kamu kalau disuruh nemui Namira pasti banyak alasan dan selalu menghindar. Lihatlah dia begitu cantik hari ini" Bu Amanda memeluk pinggang Namira dengan gemas.
Namira tersenyum tipis, ada sakit di hatinya yang tiba-tiba menyergap saat mengetahui selama ini Marcel berusaha menghindarinya, kalau saja tidak ada peristiwa pernikahan konyol malam itu, dia tidak mungkin berada di sini dan tidak tinggal di rumah besar ini. Namira bagaikan 'Angsa yang sekarat' malam ini
"Sayang, kenapa? Ada yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Marcel sambil memeluk pinggangnya. Namira menghindar, tubuhnya dia beri jarak dari tubuh Marcel. Perasaannya saat ini campur aduk, rasanya dia ingin lari dari acara palsu ini.
Marcel memperhatikan perubahan raut wajah Namira, tapi dia tidak mungkin memaksa Namira menjawab saat ini. Hari ini kehadirannya di pesta tersebut sangat menyita perhatian para tamu undangan yang terdiri dari keluarga konglomerat, istri pejabat dan relasi bisnisnya.
Marcel pun memisahkan diri dari para wanita dan bergabung dengan beberapa relasinya yang hadir karena undangan couple.
Dari kejauhan Marcel terus menatap Namira, memperhatikan gerak-gerik istrinya yang canggung dan banyak menunduk, dia ingin sekali di sisi Namira saat seperti ini. Tapi itu tidak mungkin, karena banyak pasang mata dan kamera yang siap membidik kedekatannya dengan Namira.
"Ren.." sapa Bu Amanda pada keponakannya
"Tante, Alhamdulillah Tante bisa hadir di pembukaan sanggar aku" Reni menyambut Amanda dan memanggil Namira dengan lambaian tangannya agar Namira mendekat.
"Tante, itu Namira partnerku untuk mengelola sanggar ini. Dia wanita yang sangat baik, apakah Tante tidak ingin menjodohkannya pada bujang lapuk itu" Bisik Reni
"Kamu itu ya, Tante juga sedang menjodohkan. Tapi tau sendirilah Marcel sangat pemilih terhadap perempuan" Jawab Amanda, yang bisa di dengar jelas oleh Namira. Mira semakin muak dengan kenyataan yang dia dengar ini.
"Mamaaa...mamaaa..Ilyas jatuh! Kakinya berdarah!" Teriak Wulan. Namira langsung bergegas mencari keberadaan Ilyas
Bu Amanda yang mendengar seorang anak memanggil Namira dengan sebutan mama, terkejut luar biasa, yang dia tahu Namira adalah seorang gadis. Begitu juga Cindra dan anak-anaknya terkesima saat melihat Namira berlari ke arah taman mencari anak yang bernama Ilyas.
Kalila mengikuti Namira dari belakang, dia melihat dengan jelas interaksi Namira dengan ketiga anak-anak di sana.
"Wulan, Ilyas dan Romy? Apa itu anak Tante Mira? Jadi dia sudah punya anak?" gumam Kaila
Namun dia tetap menghampiri Namira dan berdiri di depan anak yang bernama Wulan.
"Kamu siapanya Tante Mir?" tanya Kalila
"A-akuu.." Wulan menatap Namira dengan wajah ketakutan minta bantuan Namira untuk menjawab.
"Kalila, ini anak-anak Tante, Wulan, Ilyas ayo kenalan dengan Kaka Kalila"
"Kalila" gadis remaja itu mengulurkan tangannya ke arah Wulan dengan mata yang masih terlihat tidak percaya.
"Wulan ka" Jawab Wulan takut-takut
"Ini Ilyas, Ka Kalila. Dan itu Romy teman sekolah Wulan" Jawab Namira
"Kalila permisi, Tante harus mengobati Ilyas dulu ya" Namira berlalu dan masuk ke dalam rumah mewah itu. Sementara Kalila semakin terpaku melihat Namira masuk ke rumah itu, dia pernah mengantar Namira pulang dan turun di suatu gang di pemukiman kumuh.
"Apa papih dan Tante Mira sudah tinggal satu rumah? Gawat, ini gawat! Bagaimana kalau sampai eyang tahu Tante Namira sudah punya anak!" Kalila balik ke aula dengan wajah termenung.
"Kalila, ada apa?" tanya Cindra
"I-ituu..mah, Tante Mira sudah punya anak" Jawab Kalila berbisik dan gugup. Seketika mata Cindra membelalak seakan kenyataan yang diketahui saat ini adalah bahaya besar.
"Aduh bagaimana kalau sampai Eyang kamu tidak terima kenyataan" Wajah Cindra terlihat panik.
...💃🩰💃🩰...
Mohon dukungan like, komen dan votenya ya..🩷