NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Suami Posesif

Belenggu Cinta Suami Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erma Sulistia Ningsih Damopolii

Menjadi aktris baru, nyatanya membuat kehidupan Launa Elliza Arkana jungkir balik. Menjadi pemeran utama dalam project series kesukaannya, ternyata membuat Launa justru bertemu pria gila yang hendak melec*hkannya.

Untung saja Launa diselamatkan oleh Barra Malik Utama, sutradara yang merupakan pria yang diam-diam terobsesi padanya, karena dirinya mirip mantan pacar sang sutradara.

Alih-alih diselamatkan dan aman seutuhnya, Launa justru berakhir jatuh di atas ranjang bersama Barra, hingga ia terperosok ke dalam jurang penyesalan.

Bukan karena Barra menyebalkan, tapi karena ia masih terikat cinta dengan sahabat lamanya yaitu Danu.

“Lebih baik kau lupakan kejadian semalam, anggap tidak pernah terjadi dan berhenti mengejarku, karena aku bukan dia!” ~Launa Elliza

“Jangan coba-coba lari dariku jika ingin hidupmu baik-baik saja.” ~ Barra Malik Utama

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erma Sulistia Ningsih Damopolii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 7 Jebakan

“Semoga saja si primitif itu nggak datang.” Batin Launa mencoba melambungkan harapan meski ia tahu bahwa itu tidaklah mungkin.

Malam ini, Launa datang lebih awal karena harus ikut Iva yang datang cepat untuk membantu persiapan acara.

“Launa kamu tunggu di sini ya. Aku harus ke sana menghias halaman depan.”

“Okay.” Jawab Launa singkat sebelum Iva beranjak meninggalkannya sendirian di sofa merah tersebut.

Tak lama kemudian, beberapa rekan kerja mulai berdatangan. Sebagai pendatang baru, Launa jelas masih harus beradaptasi. Pasalnya, semua lawan main di series tersebut adalah senior-senior Launa dengan jam terbang yang tak perlu diragukan lagi. Tak ayal, Launa merasa minder sebenarnya, terlebih saat ia melihat artis wanita yang menggantikan perannya sebagai Citra tampak terlihat elegant dan cantik tentu saja. Padahal sebenarnya dia juga tak kalah cantik.

“Halo Launa.” Sapa artis yang menggantikan perannya. Gadis itu langsung duduk di samping Launa tanpa canggung sedikit pun.

“Halo juga Nadia.”

“Kamu sendirian?”

“Nggak, aku datang sama Iva.”

“Oh bu Iva?” Ucap Nadia mengulang kalimat Launa yang hanya ia tanggapi dengan anggukkan.

“Kamu sudah makan?”

“Belum.”

“Aku pesankan ya_”

“Eh nggak perlu Nad.” Cegah Launa saat wanita itu hendak beranjak.

“Kamu belum lapar?”

“Aku sudah kenyang.”

“Kalau minum?”

“Boleh deh.” Jawab Launa dan wanita itu segera beranjak usai mengulas senyum hangat ke arahnya.

“Ternyata Nadia memang baik, sesuai sama peran protagonis yang selama ini lakoni.” Launa membatin sembari terus memandangi punggung wanita bertubuh seksi itu.

Sesampainya di meja bartender, Nadia memesan dua minuman untuk dirinya dan juga Launa. Tak butuh waktu lama, minuman sudah siap dan wanita itu segera meneteskan sesuatu ke minuman Launa namun sudah terlanjur dilihat pria yang tadi menyiapkan minumannya.

Nadia pun melirik pria tersebut dan merapatkan ujung jempol dan telunjuknya ke bibir sebagai simbol tutup mulut ke arah pria itu.

“Aku bayar dua kali lipat.” Bisik Nadia lalu kemudian pergi tanpa membawa minuman tersebut. Seperti halnya penjahat handal, Nadia tak ingin ketahuan sehingga ia mengkambinghitamkan orang lain.

Seiring berjalannya waktu, mata Launa memantau siapapun yang datang hingga Nadia mengalihkan perhatiannya.

“Minumannya sebentar lagi siap.” Ujar Nadia yang hanya Launa tanggapi dengan senyuman. Mereka pun berbincang ringan di sofa tersebut. Di tengah pembicaraan mereka, pemilik acara pun datang dan disambut antusias oleh para penjilat dan pemuja Barra.

“Selamat datang pak Barra.” Ucap salah seorang yang paling ahli dalam perihal merebut hati atasan, yaitu pengisi soundtrack series baru itu, Kamila.

Melihat interaksi Kamila yang sampai semanis itu tatkala menyambut Barra, Launa jadi curiga. Pasalnya, sang penyanyi sudah bersuami, tapi dia bisa semanis itu di hadapan pria lain.

“Bukan hanya primitif dan kolot tapi juga pebinor.” Umpat Launa lalu tersenyum meremehkan.

Tak lama berselang, minuman yang dipesan Nadia pun datang. Nadia langsung mempersilahkan Launa untuk minum namun Launa masih menatap ragu ke arah Nadia.

“Tenang aja, non alkohol. Aku tau kamu Lau, walaupun kita belum kenal dekat, tapi aku sering nonton vlog kamu.” Tutur Nadia meyakinkan karena Launa pernah mengunggah video utube-nya di club dan menjelaskan bahwa dia tidak biasa minum minuman beralkohol.

Sepanjang acara, mata Nadia terus menatap ke arah Launa di sela-sela kegiatannya. Nadia penasaran akan reaksi yang Launa tunjukkan andai dia berhasil meminum minuman itu.

Sedikit banyak Nadia bisa menangkap perubahan dari dalam diri Launa. Beberapa kali Launa menggeleng-gelengkan kepala demi menghilang pusing di kepalanya sekaligus menjernihkan otaknya. Keningnya yang mulai mengucurkan keringat membuat Nadia menerka bahwa efek obatnya sudah bekerja.

Tak ingin yang lain curiga akan tindak tanduknya, Nadia mengirim pesan teks dari ponselnya menggunakan satu tangan, yang sengaja ia letakkan di samping tempat duduknya.

“Pak, obatnya sudah bereaksi, sebentar lagi dia pasti akan ke toilet.” Isi pesan Nadia ke nomor yang dituju.

Semakin lama, Launa bak cacing kepanasan hingga mata Nadia berbinar.

Iva yang menyadari reaksi aneh Launa sontak bertanya.

“Lau, kamu nggak apa-apa?” Bisik Iva yang kebetulan duduk di samping kiri Launa.

“Nggak.” Jawab Launa singkat karena tak ingin merepotkan saudaranya.

Tak lama berselang, Launa pamit ke toilet, karena tak tahan akan gejolak yang terus mengganggu.

“Dia sudah ke toilet.” Lapor Nadia tanpa melepas pandangannya dari Launa.

Nadia sengaja membiarkan Launa pergi sendirian, agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Kini, Launa berjalan lurus menuju toilet yang berada cukup jauh dari tempat mereka, dan tanpa sadar melewati Garry yang tengah berdiri sembari memandangi dirinya dengan tatapan mesum.

Begitu Launa masuk, Garry pun ikut masuk usai meletakkan benda bergambarkan warning toilet rusak di depan pintu toilet wanita, agar tidak ada yang masuk.

Cukup lama Garry menunggu, hingga begitu Launa keluar wanita itu dibuat terlonjak akan keberadaan Garry di toilet tersebut.

“Pak Garry?”

“Hai Launa.” Sapa Garry mengulas senyum mencurigakan sembari menatap Launa penuh damba.

Launa yang sedang berada di bawah pengaruh obat, melirik ke arah gambar gender di pintu masuk untuk memastikan kembali bahwa ia tidak salah masuk.

“Saya berada di toilet yang benar kan?” Tanya Garry yang sama sekali tak melepas pandangannya dari wajah cantik Launa.

“Tidak, bapak ada di toilet yang salah, ini toilet wanita.” Jelas Launa dengan polosnya seraya melawan rasa gerah yang menggerogoti tubuhnya.

“Kenapa? Gerah? Apa perlu saya bantu buka bajunya agar tubuhmu sejuk?” Tawar Garry dengan maksud lain. Garry yang melihat Launa kesulitan melawan rasa pusingnya itu segera mendekat dan hendak menghimpit tubuh wanita itu namun Launa menahan dada bidang Garry agar tidak mendekat padanya.

“Bapak? Bapak mau apa?” Tanya Launa dengan sisa tenaganya.

“Mau membuka bajumu, kamu gerah kan?” Tanya Garry berusaha menurunkan tali dress Launa hingga wanita itu tersadar akan tindakan kurang ajar yang Garry tunjukkan.

Launa pun segera mendorong tubuh Garry dan hendak berlalu namun dengan sigap Garry menangkap tubuh Launa.

“Ah kenapa ini? Kepalaku pusing, tubuhku terasa gerah, dan tiba-tiba… kenapa aku merasakan hal seperti ini? Seperti, seperti ingin… ingin melakukan hal itu.” Batin Launa sembari memegang pelipisnya.

Garry pun menuntun tubuh Launa untuk masuk ke ruangan yang lebih dalam lagi. Launa yang setengah sadar tak bisa berbuat apa-apa saat Garry mulai berusaha menci*m bib*rnya. Namun, begitu nafas Garry mulai menerpa wajahnya, Launa tersadar dan terkejut melihat pria yang ia segani kini tengah menghimpit tubuhnya di tembok.

“Jangan kurang ajar ya pak!” Pekik Launa namun juga tak kuasa menahan has*atnya.

“Saya tidak kurang ajar, saya hanya berusaha membantu memenuhi hasr*tmu.” Ujar Garry dengan senyum evilnya seraya menatap Launa penuh nafsu.

Mendengar itu tubuh Launa bergetar, jantungnya berdetak tak karu-karuan. Launa berusaha melepaskan diri, namun cekalan tangan Garry terlalu kuat mengalahkan tenaganya.

“Rileks baby, aku akan membawamu terbang ke awang-awang. Kita akan bersenang-senang, aku akan membuatmu merasakan nikmatnya surga dunia.” Cerocos Garry dengan nafas tersengal-sengal dan sengaja dibuat seksi akibat menahan nafsu.

Mendengar racauan Garry, Launa pun tak mampu lagi menahannya. Alhasil, ia membiarkan Garry merobek bajunya hingga setengah dari benda sintal itu hampir menyembul dari balik bra-nya.

1
Melia Gusnetty
judul sm jln cerita nya gk sesui..jd malas baca nya..
sorry tak skip..
Melia Gusnetty
aahh..jd greget..tokoh utama nya begok bin tolol...lemah lg...gk sreek jd nya...😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!