Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KAMU DAN MOMMY
Jeanette masih hilang arah. Ia tak tahu ke mana ia harus melangkah. Ntah mengapa hati dan pikirannya mendadak kacau, ia tak dapat berpikir.
"Tak ada yang menginginkan kita di sini. Hmm ... Bagaimana kalau Mom mengajakmu berpetualang, sayang? Mom akan menceritakan padamu setiap tempat yang kita kunjungi. Kamu pasti suka," Jeanette mengusap perutnya dan tersenyum.
*****
Acara pernikahan antara Hansen dan Jesslyn berjalan dengan lancar. Namun di balik itu semua, Dad Marcello merasa kehilangan sesuatu. Ponsel Dad Marcello berbunyi dan terlihat nama sahabatnya di sana. Ia langsung mengangkatnya.
"Az!"
"Maaf, aku tak bisa datang ke acara pernikahan putrimu."
"Tak apa, Az. Terima kasih atas perhatianmu."
"Bolehkah aku mengucapkan selamat secara langsung?"
Dad Marcello merubah panggilan itu menjadi panggilan video. Kini pada layar ponsel terlihat wajah Dad Azka. Dad Marcello mendekatkan ponselnya ke arah Hansen dan Jesslyn agar Azka bisa mengucapkan selamat pada keduanya.
Wajah Dad Azka seketika berubah ketika melihat pasangan yang ada di hadapannya, tapi ia berusaha menutupi dan mengucapkan selamat atas pernikahan keduanya. Setelah selesai, panggilan kembali diubah ke panggilan suara.
"Aku tahu kamu sedang ada masalah. Apa kamu tak ingin menceritakannya?" tanya Dad Azka.
"Aku ..."
"Awalnya aku meminta Axton untuk datang ke acara itu, tetapi ternyata ia sudah di bandara dan mungkin sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Aku akan.datang ke sana minggu depan dan aku akan menemuimu."
"Terima kasih, Az. Kurasa aku memang memerlukan tempat untuk bercerita."
"Baiklah, tunggu aku."
Kebahagiaan tak sepenuhnya bisa dirasakan oleh Dad Marcello. Bagaimanapun ia merasa sangat bersalah pada Jeanette. Meskipun Jean bukanlah putri kandungnya, tapi dia lah yang pertama menumbuhkan rasa cinta seorang ayah dalam dirinya.
Acara resepsi pernikahan berjalan dengan sukses. Mom Lena terlihat sangat senang karena sebentar lagi ia akan memiliki cucu. Sudah setahun ia bersabar menunggu kabar bahagia dari menantunya Jeanette, tapi tak pernah ada.
"Kalian kembalilah ke kamar terlebih dulu. Kalian pasti lelah bukan?" ucap Mom Lena pada Hansen dan Jesslyn.
"Okay, Mom," Hansen pun mengajak Jesslyn kembali ke kamar mereka.
Sebuah suite room menjadi pilihan Keluarga Daniel untuk pasangan Hansen dan Jesslyn. Jesslyn melihat sebuah kamar yang cukup luas, meskipun kelasnya masih di bawah Presidential Suite, tapi setidaknya lebih bagus daripada saat pernikahan kakaknya.
"Aku mandi dulu ya," ucap Hansen.
"Tidak! Aku duluan! Aku sudah sangat gerah sekali. Cepat bantu aku membuka gaunku ini," pinta Jesslyn.
Hansen pun membantu Jesslyn membuka gaun putih pernikahan mereka. Setelahnya, Jesslyn langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengucapkan apa apa lagi pada Hansen.
Kamu memang berbeda. - Hansen melihat Jesslyn yang masuk ke kamar mandi, masih sambil memegang gaun milik Jesslyn.
Hansen duduk di balkon. Ia menunggu Jesslyn selesai mandi. Namun sudah hampir 1 jam berlalu tetapi istrinya itu belum juga keluar. Hansen yang khawatir pun langsung mengetuk pintu kamar mandi.
Tokk ... Tokk ... Tokk ...
"Sayang, kamu tidak apa apa?" tanya Hansen.
Tak lama pintu terbuka dan menampakkan sosok Jesslyn yang sudah selesai membersihkan diri. Ia menggunakan bathrobe dan sebuah handuk di atas kepalanya.
"Kamu berisik sekali. Aku ini sedang berendam karena kepalaku pusing dan penat. Kamu malah menggangguku," ucap Jesslyn dengan ketus.
"Kamu sedang hamil dan ini sudah malam, sebaiknya jangan berendam terlalu lama," nasihat Hansen.
"Ah, kamu bukan dokter. Jangan sok tahu," ucap Jesslyn yang berjalan melewati Hansen.
Hansen menghela nafasnya pelan kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Ia tak ingin malam pernikahannya menjadi suatu pertengkaran dengan Jesslyn. Ia terus berusaha mengerti Jesslyn karena mungkin itu adalah bawaan ibu hamil.
Setelah Hansen selesai mandi, ia keluar dan melihat Jesslyn yang tengah sibuk bermain dengan ponselnya di atas tempat tidur. Sesekali istrinya itu tersenyum, membuat hati Hansen pun senang karenanya.
Mata Hansen menangkap Jesslyn yang ternyata menggunakan sebuah lingerie, membuat dirinya bernaf su untuk langsung melahap istrinya itu.
"Kamu cantik sekali, sayang," puji Hansen pada Jesslyn.
"Tentu saja aku cantik, kalau tidak kamu tak akan memilihku dibanding kakakku, bukan begitu?" sindir Jesslyn. Sebenarnya Jesslyn masih agak kesal karena Hansen pernah menikahi Jeanette. Bahkan bisa dianggap saat ini, bahwa ia adalah istri kedua, menyebalkan sekali bukan?
"Aku menginginkannya," ucap Hansen dan langsung melum mat bibir Jesslyn. Wanita itu juga tak menolak, malah membalasnya dengan lebih panas, hingga keduanya menghabiskan waktu bergulat hingga lelah.
*****
Bali, menjadi tempat yang dipilih oleh Jeanette sebagai tempat pelariannya. Sebelumnya, ia pernah ke sana seorang diri. Ia adalah seorang wanita petualang, dari satu negara ke negara lainnya.
Dad Marcello berasal dari Indonesia, tapi ia tak pernah mengajak putrinya pergi ke kota kota yang ada di Indonesia. Kedua orang tuanya hanya pernah mengajak mereka berlibur di Benua Eropa saja karena itulah Jeanette kadang mencari liburan lain yang jauh.
Jeanette tak pernah takut kekurangan uang. Sejak dulu, ia selalu menabung uang saku yang diberikan oleh orang tua angkatnya, Dad Marcello dan Mom Gemma. Ia tak pernah boros dan memakai uang sesuai keperluan saja.
Sejak di tahun pertama bangku kuliah, Jeanette mencoba peruntungannya bermain saham. Ia sangat jeli menganalisa, hingga selalu mendapatkan keuntungan. Semakin hari ia menambah modalnya dan memutar terus uangnya.
"Terima kasih, Bu," ucap Jeanette. Ia menyewa sebuah rumah yang terletak di Ubud.
Saat pertama kali menjejakkan kaki di Ubud, Jeanette sudah jatuh cinta dengan alamnya. Sekarang, ia kembali ke sana dan berharap mendapat ketenangan. Ia tak ingin hal negatif mempengaruhi kehamilannya.
Sebuah rumah dengan 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar, mandi, taman depan, dan taman belakang, menjadi pilihan Jeanette. Rumah itu sudah sangat bersih karena sepertinya pemiliknya meminta penjaga untuk sering membersihkannya.
Ia meletakkan kopernya dan mulai membereskan pakaiannya ke dalam lemari. Setelahnya, ia berganti pakaian dan berjalan keluar. Jeanette telah membuang simcard ponsel sebelumnya dan menggantinya dengan simcard yang berlaku di Indonesia.
"Kita mulai hidup baru, sayang. Hanya ada kamu dan Mommy."
🧡 🧡 🧡
setelah 5 tahun ..
karma untuk jessyln yg jahat /CoolGuy/
kmu pasti bisa /Smile/
besok Otewe masuk rumkit lg deh
Tdk membosankan ..
menarikkkkk❤️🔥