NovelToon NovelToon
Ketika Hati Memilih Tuhan

Ketika Hati Memilih Tuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Romansa
Popularitas:815
Nilai: 5
Nama Author: syahru

> "Dulu, namanya ditakuti di sudut-sudut pasar. Tapi siapa sangka, pria yang dikenal keras dan tak kenal ampun itu kini berdiri di barisan para santri. Semua karena satu nama — Aisyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syahru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33: Kekuatan Niat yang Tulus

Bab 33: Kekuatan Niat yang Tulus

"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya, dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tiada disangka-sangkanya."

(QS. At-Talaq: 2-3)

---

Langkah Baru Dimulai

Fahri merasa seolah dunia ini terbuka lebar di depannya. Setelah keputusan besar yang diambil, untuk meninggalkan pesantren dan mengikuti jalan yang telah Allah takdirkan, ia tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun, ada satu keyakinan yang terus menguat dalam dirinya: niatnya tulus untuk mencari kebaikan dan menyebarkan manfaat kepada umat.

Meskipun awalnya merasa ragu, pertemuan dengan Rudi dan penjelasan tentang organisasi yang mereka bicarakan memberinya keyakinan baru. Fahri percaya bahwa ini adalah cara Allah mengarahkan langkahnya. Di balik kesulitan yang ia hadapi, Allah selalu memberikan jalan keluar yang lebih baik, bahkan jika jalan tersebut belum terlihat jelas.

Hari itu, ia berkemas di kamar kecil pesantren, mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Meninggalkan pesantren bukanlah keputusan yang mudah baginya, tetapi ia tahu bahwa perjalanan hidupnya belum berakhir di sini. Ini hanya awal dari sebuah perjalanan baru yang penuh dengan tantangan dan peluang untuk memberikan manfaat yang lebih besar.

---

Pertemuan Pertama dengan Organisasi

Rudi mengantarkan Fahri ke kantor pusat organisasi tersebut, yang berlokasi di sebuah kota besar. Fahri merasa sedikit terintimidasi dengan lingkungan baru yang penuh dengan orang-orang yang tampaknya sangat profesional dan berpengalaman. Namun, hatinya tetap mantap. Ia tahu bahwa ini adalah langkah yang harus ia ambil untuk berkembang.

Setibanya di kantor tersebut, Fahri disambut oleh seorang pria paruh baya yang mengenalkan dirinya sebagai Ustadz Arief. "Selamat datang, Fahri. Kami sudah mendengar banyak tentangmu dari Rudi. Kami sangat senang kamu memilih untuk bergabung dengan kami."

Fahri tersenyum, sedikit gugup. "Terima kasih, Ustadz. Saya hanya ingin menjadi lebih baik, dan berusaha memberikan manfaat bagi umat."

Ustadz Arief memandangnya dengan penuh perhatian. "Niatmu yang baik, Fahri, adalah langkah pertama yang penting. Di sini, kami berfokus pada pemberdayaan umat, terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi. Kami ingin mengajakmu untuk menjadi bagian dari misi ini."

Fahri merasa tersentuh oleh kata-kata Ustadz Arief. Ia tidak pernah berpikir bahwa hidupnya akan berubah begitu cepat, namun sekarang ia berada di tengah-tengah sebuah organisasi yang memiliki visi besar.

---

Proses Pembelajaran Baru

Selama beberapa minggu pertama, Fahri mengikuti berbagai pelatihan dan orientasi untuk memahami lebih dalam tentang misi dan visi organisasi ini. Ia belajar banyak tentang bagaimana menjalankan program-program sosial yang efektif, mulai dari pendidikan bagi anak-anak di daerah terpencil hingga pemberdayaan ekonomi untuk keluarga-keluarga kurang mampu.

Setiap hari, Fahri merasa semakin terpanggil untuk terlibat lebih dalam. Ia menyadari bahwa ilmu yang ia dapatkan di pesantren bukanlah akhir dari pencariannya, tetapi justru bekal untuk melangkah ke dunia yang lebih luas. Ia merasa memiliki tanggung jawab untuk mengaplikasikan ilmu agama yang telah ia pelajari untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

---

Pertemuan dengan Mereka yang Membutuhkan

Pada suatu kesempatan, Fahri diutus oleh organisasi untuk mengunjungi sebuah desa yang terpencil, di mana banyak anak-anak yang tidak bisa mengakses pendidikan karena keterbatasan fasilitas. Dengan bantuan beberapa relawan, Fahri terlibat langsung dalam kegiatan mengajar dan menyebarkan semangat untuk belajar di kalangan anak-anak tersebut.

Fahri tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika melihat wajah-wajah ceria anak-anak yang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk belajar. Ia merasa bahwa ini adalah bagian dari jalan yang Allah tunjukkan untuknya. Memberi ilmu kepada mereka adalah sesuatu yang sangat berharga.

Namun, ada satu hal yang terus menghantui pikirannya. Aisyah. Ia tahu bahwa ia sudah mencoba untuk melupakan gadis itu, namun hatinya masih belum bisa sepenuhnya menghapus bayangannya. Fahri sering kali berpikir, bagaimana jika Aisyah tidak menikah dengan orang lain? Apa yang akan terjadi pada hidupnya?

Tetapi, Fahri segera menyadari bahwa hidup tidak bisa berfokus pada "jika" dan "bagaimana jika". Ia harus belajar untuk menerima takdir Allah, apapun yang terjadi. Dengan ketulusan hati, ia bertekad untuk melanjutkan perjalanan ini tanpa terus-menerus memikirkan masa lalu.

---

Menemukan Keberanian

Satu bulan setelah kegiatan di desa itu, Fahri menerima telepon yang mengubah segalanya. Ternyata, Aisyah menghubunginya. Suaranya di ujung telepon terdengar cemas, dan itu membuat hati Fahri berdebar.

"Fahri, aku tahu aku sudah lama tidak menghubungimu, tapi aku benar-benar butuh bantuanmu," kata Aisyah dengan suara yang agak serak.

Fahri terdiam sejenak. "Ada apa, Aisyah? Apa yang terjadi?"

Aisyah menjelaskan bahwa dia sedang menghadapi masalah besar. Masalah yang membuatnya merasa terjebak dan tidak bisa keluar dari keadaan tersebut. Fahri mendengarkan dengan penuh perhatian, namun di dalam hatinya, ia merasa ada kelegaan yang tak terungkapkan. Ia tahu bahwa ia sudah berada di jalan yang benar.

"Jangan khawatir, Aisyah. Aku akan membantumu. Kita bisa menyelesaikan ini bersama-sama," jawab Fahri dengan penuh keyakinan.

---

Refleksi Diri

Malam itu, setelah menutup telepon dengan Aisyah, Fahri duduk termenung di kamarnya. Ia menyadari bahwa hidupnya telah berubah banyak. Ia bukan lagi pemuda yang terjebak dalam cinta yang tak terbalas. Ia bukan lagi pria yang merindukan sesuatu yang tidak bisa ia miliki. Sekarang, ia adalah seseorang yang berani melangkah untuk memberikan manfaat kepada orang lain.

Fahri tersenyum kecil. "Ya Allah, terima kasih atas semua yang Kau beri. Aku siap menjalani hidup ini dengan lebih baik."

---

Fahri kini melihat dengan jelas bahwa hidup ini penuh dengan ujian dan kesempatan. Setiap langkah yang ia ambil, meskipun penuh dengan ketidakpastian, telah membawanya pada sesuatu yang lebih besar. Dan ia tahu, inilah awal dari perjalanan panjang yang akan membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi umat.

1
Ilham
ini cerita tentang Fahri apa tentang Rudi sih bg
Syahru Ramadhan: Fahri ,maaf ya saya sudah revisi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!