Malang benar nasib Kanaya setelah ia melawan Papanya sendiri dan tidak mendapatkan restu dari sang Papa.
Kanaya nekat menikah dengan Adrian yang ia harap bisa membahagiakannya. Harapan itu ternyata hanyalah harapan semata yang Kanaya bisa bayangkan. Sebab Adrian ternyata tega menjual Kanaya hanya demi uang untuk menyelamatkan perusahaannya.
Kanaya di jual, dan ceraikan oleh Adrian. Namun siapa sangka setelah terusir dan diceraikan, Kanaya kini terbelenggu oleh cinta seorang keturunan mafia, Adam De Costa.
Lantas bagaimana kehidupan Kanaya selanjutnya ? akankah Kanaya bisa menerima Adam dalam hidupnya ?
Ikuti ceritanya dalam novel "Oh My Kanaya" karya Dewi KD. Jangan lupa untuk memberikan support dalam bentuk Like dan Komen yang sebanyak-banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Adrian bisa melihat dengan jelas raut kebencian Kanaya terhadapnya. Sepertinya hati Kanaya sudah membatu, tidak ada lagi rasa yang tersisa untuknya. Namun bukan Adrian namanya jika tak memiliki rasa pantang menyerah dan tentu saja ia akan begitu gencar mendapatkan hati Kanaya kembali.
“Kanaya Ku mohon, maafkan Aku. Jujur saja Aku masih mencintai mu !” kata Adrian
“Kau mengatakan cinta ! Tapi Kau dengan bahagia telah menikah lagi ! *Bul*shit !” kata Kanaya jengah melihat Adrian.
“Aku di paksa oleh Ibu !” bantah Adrian.
Kanaya tersenyum mengejek ia baru sadar kalau selama ini ia telah menghabiskan waktu dengan pria yang salah, dan belum selesai dengan orang tuanya.
“Kau tahu Adrian ? Sejak Aku menjadi istrimu. Aku selalu memendam rasa sakit atas perkataan dan prilaku Ibu mu ! Aku selalu salah dimatanya ! Aku selalu dianggap tak berguna, jangan kan memuji ku atas apa yang sudah ku lakukan untuknya, Ibu tidak pernah menghargai ku sebagai seorang menantu !” kata Kanaya meluapkan apa yang ada di dalam benaknya.
Selama menikah dengan Adrian dulu, Kanaya selalu dianggap lemah oleh Yulia. Tidak pernah sekali pun Yulia menghargainya, sering kali Kanaya ingin menyenangkan Yulia, namun apa yang Kanaya dapat ? hanyalah sebuah perkataan sindiran yang amat menyakitkan untuknya.
FLASH BACK
Dulu saat Kanaya tengah hamil besar, Yulia selalu memuji keponakannya yang bernama Heni, anak dari adik kandungnya. Dimana dulu keponakannya tersebut saat hamil tidak seperti Kanaya yang selalu dianggap malas bergerak.
Saat itu Yulia selalu memuji cara keponakannya itu saat dimasa kehamilannya. Yulia menyuruh Kanaya untuk mengepel lantai dengan berjongkok agar cepat dalam proses persalinan nanti.
“Tapi Ibu, pinggang Ku sakit kalau terlalu lama berjongkok !” kata Kanaya
“Kau ini di bilangin orang tua selalu saja tidak menurut. Lihat Heni, dulu dia rajin mengepel lantai dengan berjongkok, bahkan setiap pagi ia selalu berjalan-jalan ! Tidak seperti dirimu yang selalu rebahan di kamar dan di depan televisi !” kata Yulia
Selalu keponakan Yulia yang Yulia sebut dan di puji.
“Heni bahkan selalu menjaga penampilannya agar selalu terlihat cantik ketika di lihat oleh suaminya ! Tidak seperti dirimu ! Apa ini, Kau di rumah selalu pakai DASTER !” kata Yulia kala itu.
Kanaya hanya menelan ucapan Yulia, ia selalu sabar menghadapi Yulia yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan keponakannya sendiri. Tanpa Yulia sadari, sebenarnya Kanaya merasa terluka ketika Yulia mengatakan hal itu terhadapnya.
Belum lagi ketika Kanaya telah melahirkan Kendra. Saat itu Kanaya begitu lelah karena harus menyusui Kendra setiap dua jam sekali. Ia tak bisa beristirahat sedikit pun. Dan Kendra baru tertidur pulas saat di waktu menjelang jam dua belas siang.
Kanaya ingin sekali tidur dan beristirahat, namun Yulia melarangnya karena menganggap tidur di waktu tersebut tidak bai bagi kesehatan dan produksi asinya. Padahal menurut dokter, Kanaya boleh beristirahat kapan pun yang ia mau. Sebab produksi asi yang lancar, berawal dari tubuh sang Ibu yang sehat dan bahagia.
Namun apalah daya, Kanaya selalu harus menurut aturan Ibu mertuanya itu. Dimana banyak sekali aturan-aturan yang Yulia terapkan pada Kanaya yang bersifat kuno.
Bahkan Yulia selalu menyindir Kanaya ketika Adrian membantunya mengurus Kendra.
“Enak ya tidur ! Sedangkan suami mu malah repot mengurus anak !”
Kanaya hanya bisa menarik nafas dalam-dalam mendengar ucapan Ibu mertuanya itu. Tidak sampai habis disitu, Kanaya juga selalu menelan pahitnya ketika pergi bersama Ibu mertuanya itu kala mendapatkan undangan dari teman-temannya.
Dimana Yulia selalu membanggakan anak teman-temannya, dan pada akhirnya Kanaya selalu menjadi bahan perbandingan dimana ia selalu di bilang menantu yang tidak sesuai harapannya.
“Andai Adrian masih bujangan, pasti sudah Ku jodohkan dengan anak teman Ku ! Cantik, pintar, karirnya bagus, dari keluarga terpandang pula !”
Kanaya hanya bisa menelan ucapan Yulia tersebut, andai saja ia bisa berteriak siapa jati diri Kanaya sebenarnya pada Ibu mertuanya tersebut. Tentu Yulia pasti nangis darah di tempatnya.
FLASH BACK SELESAI
pasti kayana ada rasa sm adam.......
jangan lukai perasaannya.
apa mau melarikan diri 🤣🤣🤣🤣